TINTAKALTIM.COM-Duka mendalam masih dialami keluarga almarhum H Tjutjup Suparna, mantan Walikota Balikpapan dua periode (1991-2001). Hanya ketika tersiar kabar sakit, ada kenangan dan cerita menarik dari dua sosok pejabat daerah yakni Walikota Balikpapan H Rizal Effendi SE dan Wawali H Rahmad Mas’ud SE.
Kedua pimpinan Balikpapan itu datang membezuk Tjutjup Suparna ketika mendengar almarhum sakit. Saat itu, Tjutjup dirawat di RS Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) kamar 703. Hanya kehadiran keduanya dalam waktu berbeda. Walikota datang lebih dulu bersama jajaran pengurus gerakan masyarakat madani (Gemma) pimpinan Sudjatmiko. Esoknya, Wawali H Rahmad Mas’ud.
“Setelah makan siang, kita besuk Pak Tjutjup ya teman-teman,” kata Rizal Effendi saat hadir bersilaturahmi dengan jajaran pengurus Gemma. Ada Siswanto Budi Utomo (anggota DPRD Balikpapan) dan istrinya Dety, Sukadi, Zainal Abidin (Zend), Anggun, Hesty dan Nissa.
Usai lunch, rombongan bergegas menuju RSKD. “Wah ada pak walikota. Terimakasih pak sudah bezuk saya,” sambut Tjutjup sembari menyalami walikota dan rombongan pengurus Gemma. Walikota mendoakan, agar segera sembuh.
Cerita pun terjadi. Tjutjup terlihat wajahnya segar. Ia lalu mendahului cerita bahwa sempat terkejut dibawa ke ruang ICCU atau Intensive Coronary Care Unit. Itu unit perawatan intensif untuk penyakit jantung dan ruangnya dikhususkan padal pasien dan dijaga serta seteril.
“Saya saat itu melihat begitu ramai. Kok bisa langsung menuju ruang itu. Pasti terkejut, biasa yang kita kenal hanya ICU, ini ICCU wah gawat saya ini penyakitnya,” ungkap Tjutjup.
Ternyata kata Tjutjup, ruang itu steril. Tidak boleh sembarang orang masuk, kecuali keluarga. Tapi, ia heran, masih sadar kok masuk ruang tersebut. “Untuk perawatan agar tidak banyak orang yang bisa menjenguk. Mungkin perawat dan pihak rumah sakit tahu, kalau saya mantan walikota dan anggota dewan pengawas (dewas) RSKD. Jadi harus dijaga ketat,” cerita Tjutjup, disambut senyum Rizal Effendi dan rombongan.
Awalnya, Tjutjup mengenakan kaus putih tipis yang akhirnya mengganti bajunya. “Nggak enak ada walikota,” ujar Tjutjup yang selalu punya sifat low profile. Di samping Tjutjup ada Ketua Gemma, Sudjatmiko dan pengurus lainnya, termasuk Tintakaltim.Com. “Pak direktur apa kabar. Terimakasih ya sudah bezuk saya,” katanya, menyapa media ini. Tjutjup jika bertemu penulis, selalu memanggil ‘pak direktur’.
Lalu Tjutjup menceritakan bagaimana sampai harus dibawa ke RS. Tegas dan intonasinya tidak berubah. Mengingatkan ketika masih menjabat walikota, bercerita detail. Ya, maklum almarhum adalah purnawirawan TNI dan mantan Dandim, sehingga punya gaya tersendiri jika bercerita. “Saya sehat kok. Tekanan bagus, gula darah bagus dan besok tinggal menunggu pulang,” itulah ungkapan yang selalu disampaikan.
Kalimat: Besok Tinggal menunggu pulang, media ini selalu mengamati kerap keluar dari mulut almarhum. “Mungkin besok saya sudah pulang kok. Alhamdulillah, berkat doa sahabat saya semua,” ujar Tjutjup, lagi-lagi kata pulang selalu diucapkan.
SUASANA SEGAR
Cerita almarhum memang membuat sahabatnya yang sedang bezuk merasa iba. Karena, Tjutjup menyatakan dirinya sehat mengapa harus berlama-lama di rumah sakit. Untuk menghibur Ttjutjup, walikota sontak membuat joke-joke yang humoris. Ruangan saat itu full, terlihat juga kemasan buah yang bertuliskan Walikota Balikpapan H Rizal Effendi sekaligus doa.
Ada sekitar 10 cerita berbaur humor walikota didengarkan Tjutjup. Salah satu cerita sangat disimak Tjutjup, kaitan 3 orang gila yang akan keluar Rumah Sakit Jiwa (RSJ); Rizal lalu bekesahan yang menurut orang Banjar itu mahalabiu.
Gini Pak Tjutjup kata Rizal: Ada 3 orang gila. Mau keluar RSJ, nah dites dengan cara dipanggil: orang gila pertama ditanya 3×3 berapa: Dijawab 20. Nah, masih belum sehat. Lanjut, orang gila kedua ditanya 3×3 berapa: Dijawab 70, tentu sama belum sehat. Yang orang gila ketiga mengejutkan, ditanya 3×3 berapa: Dijawab 9. Nah benar ini, sudah sehat: Tapi ada pertanyaan lanjutan: Darimana angka 9 itu: orang gila ketiga menjawab: 20 – 70 dari angka kedua teman saya tadi pak! Suasana gerr memenuhi ruangan termasuk Tjutjup yang tertawa.
Seketika Tjutjup menoleh ke media ini: “Pak direktur, dari mana pak wali banyak cerita mahalabiu itu,” tanya Tjutjup. Rizal pun tertawa lepas mendengar pertanyaan Tjutjup.
Karena hampir sekitar 1 jam, rombongan pamit: Dan lagi-lagi, Tjutjup berucap: “Terimakasih semua ya, saya besok sudah pulang kok,” ujar Tjutjup.
JADI OBAT
Keesokannya, Wawali Rahmad Mas’ud membezuk Tjutjup. Itu setelah mendapat kabar Tjutjup sakit dan dirawat dari informasi media ini. Rahmad Mas’ud (RM), baru saja pulang dari ibadah umroh. “Sore kita bezuk ya, temani saya usai salat Ashar,” ajak RM kepada media ini.
Rahmad lalu punya ide. Ia menyebut, kalau masih ada kurma ajwa (kurma Nabi) dan air zam-zam. Itu diniatkannya untuk dibawa menjenguk Tjutjup Suparna. “Kita bawa kurma dan air zam-zam supaya Pak Tjutjup sembuh dan kita doakan agar minum air zam-zam, keberhakannya segera sembuh,” ungkap Rahmad.
Hanya, Rahmad tak hanya membawa kurma maupun air zam-zam. Ia memerintahkan ajudannya untuk membeli buah-buahan yang juga harus dibawa ke RS.
Sampai di RS, Tjutjup terlihat sedang asyik menonton acara telivisi. “Assalamualaikum Pak Tjutjup, ada Pak Wawali,” sapa media ini. Tjutjup menjawab salam dan akan beranjak dari tempat tidurnya. Tapi, Rahmad Mas’ud melarang. “Sudah pak di situ saja. Bapak masih sakit,” kata Rahmad.
Rahmad lalu mencium tangan Ttjutjup Suparna: “Semoga sehat ya pak, dan maaf baru bisa menjenguk karena baru pulang ibadah umroh,” jelas Rahmad Mas’ud.
Sama dengan cerita yang disampaikan ke Walikota, Rahmad Mas’ud mendengar dengan seksama bagaimana Tjutjup bercerita. Tjutjup sambil duduk bercerita lancar, detail dan penuh semangat. “Saya sudah sehat kok Pak Wawali, dan mungkin besok pulang,” lagi-lagi Tjutjup mengungkapkan kata pulang.
Rahmad Mas’ud awalnya berdiri, sebab tak ada kursi di situ. Tak beberapa lama, sang ajudan membawa kursi. “Maaf Pak Wawali, kursinya baru ada, silakan duduk,” pinta Tjutjup pada Wawali.
Cerita Tjutjup terkait dengan penyakitnya sangat lugas; Di sela-sela cerita, Rahmad Mas’ud selalu mengatakan bahwa Tjutjup harus banyak beristirahat. “Saya datang mendoakan Pak Tjutjup. Semoga sehat. Tak dapat membawa apa-apa. Ini saja pak, ada kurma ajwa dan air zam-zam. Insya Allah, ada berkah untuk kesehatan Pak Tjutjup,” ungkap Rahmad Mas’ud.
Kembali, Tjutjup Suparna memandang Rahmad dan sesekali ke media ini: “Coba lihat wajah saya segar toh. Kata dokter, besok saya pulang kok,” jawab Tjutjup. Lagi, kata pulang diungkapkan Tjutjup di hadapan Rahmad Mas’ud.
Rahmad Mas’ud tak banyak mengungkapkan kata-kata, ia hanya ingin Tjutjup sehat dan dapat berkumpul lagi bersama keluarga. Saat akan pulang, Rahmad Mas’ud teringat ada informasi anggota DPRD Balikpapan, Riri Saswita Diano, politisi PDI Perjuangan. Riri terbaring di kamar bersebelahan Tjutjup, kamar 702. “Pak Tjutjup, cepat sembuh ya, saya bezuk Riri di sebelah kamar ini. Doa saya Pak Tjutjup tetap sehat dan semangat,” kata Rahmad Mas’ud.
Tjutjup, berkali-kali mengungkapkan terimakasih kepada Wawali Rahmad Mas’ud: “Terimakasih ya Pak Wawali. Insya Allah besok saya pulang,” ujar Tjutjup sembari menyalami Wawali. Dan, kata pulang lagi-lagi diucapkan Tjutjup.
Senin (3/02), media ini menerima pesan yang masuk ke Whatsaap Group Gemma. Di sana ada pesan yang dikirim Rendra Rachman sekitar pukul 23.39 Wita. Info, Pak Tjutjup mantan Walikota Balikpapan sedang kritis di ICCU RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Anggota group Gemma langsung saling mendoakan seperti Anggun, Sukadi, Wiwin dan Sujatmiko meminta kesembuhan. “Semoga bapak Tjutjup lekas sembuh,” doa dipanjatkan sahabat Tjutjup. Tapi, pukul 03.00 Wita, tepatnya Selasa (4/02/2020) Tjutjup Suparna dikabarkan telah meninggal dunia. Ucapan: Innalilalahi wa Inna illaihi rajiun pun menyebar di sosmed dan seluruh group WA.
Sepertinya, kalimat berkali-kali yang diucapkan Tjutjup, ‘Besok saya pulang’ itu adalah firasat bahwa Tjutjup Suparna sang peletak dasar-dasar pembangunan kota dan kebersihan kota, juga merupakan putra terbaik kota Balikpapan, akan pulang selama-lamanya. Selamat jalan Bapak Pembangunan Kota Balikpapan dan Pahlawan Pembangunan. Semoga amalmu selama memimpin kota jadi amal jariyah. Dan kita yang ditinggal dapat meneruskan perjuangan untuk membangun kota.
Kubangun, Kujaga dan Kubela kota Balikpapan, itulah kalimat yang selalu kau dengungkan, hingga dijaga dan diucapkan masyarakat Balikpapan. Dan, di Ultah Kota Balikpapan ke-123 pada Senin (10/02/2020), Engkau tak akan terlihat dalam barisan undangan. Tapi, karya Engkau akan dikenang dan selalu terlihat dalam kenangan masyarakat Balikpapan. (sugito)