TINTAKALTIM.COM-Hidup Sehat! Itu sudah jadi tekad. Dan gelora tersebut ada pada komunitas pejalan kaki kompleks BTN alias ‘Kaki BTN’. Tepat 1 Januari 2020 Tahun Baru, di saat warga terlelap tidur karena lelah usai perayaan pergantian tahun, aktivitas jalan kaki justru ‘digenjot’ berjalan menelusuri rute menantang hanya membuat tegang.
“Tahun Baru 2020 harus menantang. Horsa-horsa huu,” picu Sukamto, pimpinan rombongan dengan slogan khasnya, kembali menjadi pemandu jalan untuk mencari rute yang diarahkan lebih ‘berkeringat’. Sukamto kali ini mungkin saja menggunakan semboyan: Empat Sehat, Lima Nekat.

Bagaimana tidak, di belakang Sukamto ada Suriansyah. Bapak yang usianya sudah 75 tahun ini pandangannya jadi kosong, ketika melihat 3 pipa yang besar-besar dan harus dilintasi. Sukamto mengajak untuk ke tengah agar dapat berswafoto atau selfie karena spotnya bagus.
“Apa ini, kada kawa aku. Uyuh sudah. Kaki pina nyangkut dan salah-salah tercebur ke laut (apa ini, tidak bisa saya, capek sudah. Kaki seperti nyangkut dan salah-salah tercebur ke laut),” ujar Suriansyah, dengan logat Banjarnya, disambut tawa lainnya. Hanya, ia tak sendiri. Ada peserta lain yang lututnya juga gemetar hingga tak dapat melewati pipa seperti Ali Akbar, Mas Yon dan Bambang.
Penulis yang biasa mengenang masa kecil memancing di lintasan pipa 3 itu, meluncur mudah. Diikuti Dedy, Rugito dan Sukamto yang berhasil berjalan di atas pipa ke tengah. “Saya biasa kerja di ketinggian menggunakan pengaman full body harness, ketika lihat ke bawah nggak masalah. Ini pipa tiga jadi ngeri. Mungkin karena air ya,” cerita Dedy, yang berpengalaman menjadi pekerja di kilang minyak Balikpapan.
Akhirnya, pipa tiga dilintasi hanya beberapa orang. Peserta lainnya menunggu. Di sepanjang pipa itu, bergelantungan bekantan yang melompat dari satu pohon bakau ke pohon lainnya.
KESASAR
Rombongan akhirnya keluar dari pipa 3. Bergabung lagi. Melanjutkan perjalanan. Rutenya cukup memasuki hutan, area tambak hingga membelah kampung dan berbagai rute lainnya dengan berjalan. Kadang juga merangkak karena licin.

Hanya, peserta penuh enjoy dan semangat. Jerih payah bermandikan keringat dibayar dengan canda-tawa selama perjalanan karena dilakukan dengan menikmati keindahan alam. “Foto-foto dulu, spotnya bagus ini,” ujar Mas Yon yang selalu berada di garis depan. Hanya beberapa saat di belakang lagi karena tertinggal kawan-kawannya. Ia terlihat sesekali menyeka keringatnya.
Langkah kaki terus diayunkan. Sepertinya, rutenya ‘hilang dari peta Sukamto’. Karena, jalan buntu dan diyakini kesasar atau tersesat. Maka, pepatah lebih baik bertanya daripada sesat di jalan pun dilakukan. “Ini ada jalannya pak haji. Tembus mana,” tanya Sukamto. Warga tadi menjawab seenaknya: “Bapak ikuti saja pipa tiga itu. Mau sampai mana, ke Hotel Blue Sky pun bisa tembus,” ujar bapak berkopiah putih itu. Sontak, semuanya pun senyum-senyum.

Jalurnya menurun, memasuki kawasan hutan. Sifat gotong-royong pun dilakukan peserta. Yon, harus memapah Suriansyah saat menuruni jalur terjal. Sebab, jika tidak akan terjatuh, apalagi dipenuhi dengan rumput yang basah dan licin. “Ayo pak Sur pegangan saya, agak licin,” pinta Mas Yon sambil memegangi tangan Suriansyah.
SUKUN DAN KLUWIH
Jalan masuk perkampungan dan dipenuhi dengan tanaman nan hijau terus dilalui peserta. Tiba-tiba Mas Yon mengingatkan penulis dengan dua jenis tanaman jika dilihat sepintas bentuk buahnya sama yaitu bulat lonjong dan berwarna hijau antara sukun dan kluwih. Uniknya, hidup berdampingan.

“Ini mas kalau sukun agak tebal tapi kluwih itu kalau dibelah banyak bijinya. Nah kalau orang Banjar nyebutnya dengan kulur,” kata Mas Yon yang dikenal pengusaha ragam pupuk tanaman ini. Penulis pun mengabadikan dua jenis tanaman beda tekstur kulit tersebut.
Tampaknya, dalam perjalanan itu seluruh peserta juga memanfaatkan untuk melepas tawa dengan cerita dan canda. Ada kaitan keluarga khususnya para istri-istri mereka. Ada yang cerita mata lelaki. Seakan mengingatkan penulis lagu Nicky Astria.
“Aku pernah salah pandang, nggak sadar disemprot istri,” kelakar Bambang. Tentu, peserta lainnya tertawa dan menimpali harusnya ada jurus lain. Biasa itulah para suami-suami jika berkumpul ceritanya tak jauh-jauh dari ‘kalangan istri’. Hanya semuanya sekadar canda-canda tawa selama di perjalanan. Tapi itulah lelaki, jika di luar terlihat gagah dan mentereng. Hanya ketika ada istrinya, ya beda keadaannya. “Suami-suami takut istri,” kelakar Bambang lagi.
Ya para suami memang lebih banyak menghargai wanita dengan diam. Daripada konflik. Sebab, dari sebuah penelitian di AS, menunjukkan wanita berbicara rata-rata sekitar 20.000 kata per hari, sedangkan pria hanya berbicara 7.000 kata per hari. Jadi kalau istri sering ngomel ya lumrah. He he
TAMBAK DAN TERKUNCI

Sukamto terus memandu peserta lainnya. Memasuki kawasan yang treknya tanah liat dan berlumpur. Itu lahan milik pengusaha yang baru saja dilakukan pematangan (land clearing). Sepanjang mata memandang terlihat hamparan tanah liat. Bahkan, ada yang mengandung batu-bara.
Treknya, harus menurun. Sukamto yang usianya sudah kepala tujuh pun punya jurus jitu menuruni jalur lumpur itu. “Sreettttt, josss,” jepitan kedua sepatunya membuat ia mulus mendarat dan berjalan penuh ketenangan. Lainnya, harus memutar karena jalurnya curam.

Akhirnya, seluruh peserta masuk kawasan tambak milik pengusaha yang dekat lingkungan BTN. Ipo, begitu namanya. Jalannya pun melintas di sepanjang tambak itu. Hanya apes, ketika akan menembus jalur keluar, pintu terkunci. “Monggo pak permisi, mohon bisa dibuka pintunya pak,” pinta Dedy kepada petugas yang sedang bekerja. Petugas itu dengan sikap membukakan pintu dan akhirnya semua peserta lega sebab masuk kawasan BTN.
Jalan kaki saat itu, start dari Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat. Tepat pukul 06.15 Wita. Perjalanan mencapai durasi 2 jam 5 menit dengan jarak tempuh 7,43 kilometer dengan timer Samsung Health yang memang di-setting untuk pejalan kaki oleh penulis. “Alhamdulillah, meski jauh tapi rutenya menantang. Tahun 2020 memang tahun penuh tantangan,” jelas Sukamto yang finish bersama rombongan lainnya. Selamat Tahun Baru 2020 dan sukses. Semoga tidak kesasar lagi next time. (sugito)