TINTAKALTIM.COM-Gerhana bulan itu fenomena alam. Hanya, ketika terjadi dalam pandangan Islam harus menghidupkan sunah dengan melakukan salat gerhana. Jangan dikait-kaitkan dengan hal yang berbau syirik, khurafat (kepercayaan tak masuk akal) ataupun takhayul.
“Kita dilahirkan di dunia ini harus mengetahui sesuatu dan kita diberikan indra untuk menggunakan akal agar melihat fenomena gerhana bulan itu adalah kekuasaan Allah,” kata Ustaz Awaluddin SAg ketika menjadi khatib salat gerhana bulan (khusuf) di Masjid Al-Fatah Kompleks Gunung IV Pertamina, Balikpapan, Rabu (26/05-2021).
Sebelum salat gerhana yang dipimpin pula Ustaz Awaluddin, jamaah Masjid Al-Fatah mendahului salat magrib berjamaah. Tetapi, juga melakukan ifthor (buka puasa) karena ada yang masih melaksanakan puasa sunah Syawal (puasa 6).

Dalam khutbahnya usai salat gerhana, Awaluddin mengutip ayat Alquran yakni Surah Al-Imran ayat 190 yang artinya adalah, sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
“Jadi Islam itu mendorong umatnya untuk selalu berpikir dan memikirkan sesuatu di dalam diri dan di alam semesta ciptaan Tuhan. Karena Alquran menyebutkan afala tatafakkarun (apakah kamu tidak memikirkan), afala ta’qilun (apakah kamu tidak menggunakan akalmu),” jelas Awaluddin yang juga anak angkat Effendi, pengurus Masjid Al-Fatah ini.

Memang kata Awaluddin, selain fenomena alam, jika gerhana sering terjadi juga disebut sebagai salah satu makin dekatnya hari akhir atau kiamat. Dan itu ada dalam hadist. Hanya, hadist itu tujuannya untuk menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana
Dalam kitab karya Imam Malik, Awaluddin mengutip bahwa telah terjadi gerhana matahari dan bulan di zaman Rasulullah, kemudian Rasulullah salat dan berdiri sangat lama dan membaca ayat panjang di rekaat pertama.
Bahkan dalam khutbahnya di saat terjadi gerhana, Rasulullah mengatakan, sesungguhnya matahari dan bulan tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana dikarenakan mati atau hidupnya seseorang. Dan jika melihat gerhana, maka segeralah berdoa kepada Allah, bertakbir dan salat.

“Saat itu Rasulullah menjelaskan kepada masyarakat ketika itu ada yang menganggap gerhana sebagai tanda ikut bersedih karena kematian seseorang. Karena, saat gerhana terjadi tepat setelah meninggalnya putra Rasulullah, Ibrahim,” ujar Awaluddin.
Gerhana terjadi kata Awaluddin, sesuai hadist Rasulullah tidak ada kaitannya dengan peristiwa meninggalnya sang putra Rasulullah. Gerhana itu kuasa Allah, dan jika terjadi maka dianjurkan untuk salat.
“Jangan dikaitkan dengan khurafat dan musrik misalnya dengan kematian seseorang. Atau terjadinya sesuatu,” ingat Ustaz Awaluddin berkali-kali.
BANYAK INGAT DOSA
Sementara itu, dalam kaitan gerhana itu kata Awaluddin, manusia dianjurkan lebih mengingat dosa-dosanya dan menyembah Allah. Karena, Rasulullah mengingatkan, gerhana itu pertanda untuk banyak ibadah kepada Allah. “Rasulullah mengingatkan, wahai umatku, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,” kata Awaluddin mengutip salah satu hadist yang shahih kaitan peringatan kepada manusia.
10 PENYAKIT HATI
Dalam lanjutan khutbahnya, Awaluddin lalu mengutip pernyataan ulama besar Ibrahim bin Adham dari Basrah bahwa ada 10 penyakit hati manusia dan itu bisa membuatnya hatinya mati.
Lalu Awaluddin merinci , kalian mengenal Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya. Kalian membaca Alquran tetapi tidak mau mengamalkan isinya, kalian mengaku bermusuhan dengan setan, tetapi mengikuti jalan setan. Berikutnya, kalian merasa cinta Rasulullah, tetapi meninggalkan sunah-sunahnya, lalu kalian senang surga tapi tak berbuat meraih surga itu.
Dilanjutkan Awaluddin, kalian merasa takut neraka, tetapi tidak mengakhiri atau berhenti berbuat dosa dan kalian mengakui kematian tetapi tidak mempersiapkan menuju mati.

Disebutkan juga, sering menilai aib orang lain tapi lupa dengan aib dirinya sendiri. “Dan kalian makan rezeki Allah, tetapi tidak pandai bersyukur. Terus, sering mengantarkan jenazah ke kubur tetapi tidak mengambil hikmah atas kematian.Itu semua penyakit hati dan hati sudah mati,” urai Awaluddin.
Gerhana yang secara fenomena alam terjadinya bumi menghalangi cahaya matahari kata Awaluddin, kuat sekali tandanya untuk mengingat Allah. Karena, Allah menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untuk manusia. “Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal,” kata Awaluddin mengutip salah satu ayat Alquran.
Dalam kaitan gerhana itu, Awaluddin menutup khutbahnya dengan mengutip Alquran surah Albaqarah ayat 256 yang berbunyi: laa, ikraha fiddinn (tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam).
“Tetapi jika sudah menyandang predikat Islam, harus ikut jalan yang benar daripada jalan sesat dan berpegang teguh pada Allah. Dan gerhana bulan itu kekuasaan Allah dan kita harus bersandar dalam kehidupan kepada Allah,” pungkas Awaluddin yang selanjutnya menutup rangkaian salat gerhana bulan dengan memimpin salat Isya berjamaah. (gt)