TINTAKALTIM.COM-Calendar of event selama setahun 2022 dijadwalkan akan dideklarasi. Polanya seluruh elemen BUMN, BUMD dan swasta serta pemerintah akan melisting seluruh event yang dirangkum jadi satu untuk diketahui pelaku wisata di Kaltim bahkan luar Kaltim.
“Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (DPOP) Balikpapan siap mendeklarasikan. Hanya tolong dibantu event-event apa saja didaftar. Karena, sejauh ini masih seputar event yang dikemas government (pemerintah),” kata Kepala DPOP Dortje Marpaung di hadapan peserta Tourism Talk di Hotel Four Point, Selasa (24/11/2021).

Tourism Talk digagas kerjasama IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) atau organisasi resmi asosiasi GM hotel yang berbadan hukum, Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Dinas Pariwisata Balikpapan, travel agent (Asita), Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI), Badan Promosi Pariwisata, digelar bertujuan untuk brainstorming dan mengevaluasi ragam kegiatan pariwisata.
GM Four Point Balikpapan Muhammad Jufri Sakka yang jadi tuan rumah kegiatan mengatakan, tourism talk hanya sebagai sarana pelaku pariwisata untuk mendiskusikan ragam agenda yang tujuannya mencari input inspiratif dan pemahaman yang luas tentang pariwisata dengan segala potensi, manfaat serta keberlanjutannya.

“Forum ini bukan sekadar diskusi. Tapi ke depannya akan jadi proses pengembangan kreativitas pariwisata (develop tourism creativity). Jadi harus ada follow up,” kata Jufri membuka acara.
Menurut Dortje, deklarasi calender of event bisa dilakukan Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME di hadapan wartawan dan pelaku pariwisata serta pemangku kepentingan lain.
“Bantu saya, event lain dari pemerintah sudah ada. Tinggal kita rinci event-event besar lainnya untuk dimasukkan. Karena, masih ada waktu hingga akhir Desember. Nanti, komunikasikan via aplikasi sosmed seperti WhatsApp (WA) group dan lainnya. Jika sudah lengkap kita deklarasikan yang dipimpin langsung Walikota,” ujar dortje.

Dortje juga menjelaskan, bagaimana Kota Balikpapan akan fokus pada bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf). Karena, itu tertuang dalam misi Walikota Balikpapan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2020-2026 yakni Balikpapan Kota MICE dan Wisata dan Balikpapan Kota Kreatif. “Jadi luar biasa walikota kita. Sudah memasukkan misi pariwisata dan ekraf. Tinggal seluruh elemen mendukung untuk merealisasikannya termasuk dukungan pemerintah karena menjadi program prioritas,” kata Dortje.
WISATA KILANG
Dalam tourism talk, muncul gagasan agar Balikpapan menciptakan unique selling point (USP) atau sesuatu yang unik untuk dijual. Balikpapan Kota Minyak setidaknya dapat dimanfaatkan wisata kilang. PT Pertamina yang memiliki domain kewenangan bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan.
“Dari kota-kabupaten di Indonesia daerah yang punya kilang itu terbatas. Mengapa tidak didesain ada wisata kilang. Semacam city tour masuk kilang dan di sana nanti ada guide menjelaskan fungsi-fungsi kilang dan proses pengolahannya. Sebab, itu juga bagian educational trip wisata yang perlu diketahui wisatawan,” usul H Sugito SH, yang memandu jadi moderator acara.

Usulan itu direspons GM Whizz Prime Hotel Muhammad Irfan, ia menyebut wisata kilang harus diciptakan dengan cara kolaborasi serta sinergi dengan PT Pertamina. Nanti, dibuatkan semacam memorandum of understanding (MoU) yang membuat regulasi tertentu. “Serius wisata kilang unik. Kelebihannya daerah lain tak punya kilang. Ayo, ini sesuatu yang baru untuk dijual dan jadi paket wisata,” kata Muhammaf Irfan yang juga memiliki skill di bidang food & beverage (FB) ini.
KOLABORASI
Sementara itu narasumber yang tampil di tourism talk yakni Wakil Ketua IHGMA M Zuwaeni CHA yang juga GM Hotel Maxone, Ketua Asita Balikpapan Tan Lili, Ketua PHRI Balikpapan Sahmal Ruhip, Kadis DPOP Dortje Marpaung semua membedah bagaimana potensi dan regulasi pariwisata di Balikpapan dapat berkembang lewat sinergi dan kolaborasi.

“Balikpapan ini tak kalah dengan daerah lain. Perlu diciptakan destinasi untuk membuat kota ini dikunjungi. Kegiatan table top di Jogyakarta oleh badan promosi juga bagian menjual Balikpapan. Tetapi, IHGMA terus mencari cara bagaimana kunjungan wisatawan ke Balikpapan terus meningkat,” kata Zuwaeni.
Menurut Zuwaeni yang punya pengalaman memimpin sejumlah hotel di Kota Balikpapan ini, badai pandemi covid-19 diakui menghamtan industri pariwisata. Hanya, sebagai orang yang dipercaya mengelola hotel, ia terus berkreasi dan mencari cara bagaimana orientasi profit didapatkan atas event yang ada.
“Balikpapan ini sudah jadi kota MICE. Kami mensupport itu lewat desain pengembangan perhotelan. Sekarang, Maxone membangun convention centre yang nanti mampu menampung sekitar 5.000 pengunjung dan lebih digitalisasi konsepnya,” promosi Zuwaeni yang hotelnya walaupun pandemi covid-19 mampu membukukan tingkat hunian (occupancy rate) nyaris 100 persen.
Sementara itu, Syahmal menyebutkan bahwa potensi off road tourism dapat diciptakan di Kota Balikpapan. Karena, ia baru saja mengikuti event yang memacu adrenalin itu di luar Kaltim. “Saya juga di event itu menjual Kota Balikpapan. Agar peserta off road datang ke Balikpapan. Mereka kalau datang tidak sendiri tetapi tim dan keluarga. Sehingga, bisa lebih lama menginap di Balikpapan,” kata Syahmal.
PHRI ujarnya, akan terus mem-backup kegiatan dinas pariwisata yang ouputnya demi kemajuan pariwisata Kota Balikpapan. “Sinergi PHRI dengan seluruh elemen siap kita lakukan. Intinya PHRI ingin Balikpapan berkembang,” ujarnya.
APPBI SIAP DUKUNG
Sementara itu pengurus Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Balikpapan Aries Adriyanto yang juga GM Plaza Balikpapan menyebutkan, asosiasinya siap mendukung kegiatan pariwisata di Kota Balikpapan. Sejauh ini event-event untuk kepentingan pariwisata selalu dibuat di mal.

“Kalau ada hambatan informasi, silakan langsung ke pihak mal kami. Sebab, jika data-data calender event, kami siap backup. Kuncinya kita maju bersama-sama dan Mal Plaza Balikpapan siap mendukungnya,” kata Aries.
Ia menyebutkan, Plaza Balikpapan tak pernah berhenti dengan event. Karena menjadi pusat shopping tourism yang selalu jadi kunjungan masyarakat di Kaltim dan luar Kaltim. “Kemasan tim marketing kami dalam event selalu ada yang baru. Makanya, silakan Dinas Pariwisata dan lainnya koordinasi dengan kami untuk data event,” ujar Aries yang selalu mempromosikan event yang digelar di Plaza Balikpapan via sosmed ini.
AIRLINES BATAL
Sementara itu, Manajer Operasional PT Angkasapura I (Persero) Balikpapan yang mengelola Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Arif Sirajuddin mengatakan, sebelum pandemi covid-19 merebak, peluang untuk mengembangkan pariwisata di Balikpapan dan Kaltim terlihat besar. Sebab sejumlah airlines luar negeri akan beroperasi.

Tetapi, menurut Arif, semuanya batal seperti Royal Brunei, Scoot (pengganti Silk Air), Air Asia karena alasan tertentu. “Kalau masuk airport Balikpapan itu, foto-foto keindahan pariwisata Kaltim dan Balikpapan luar biasa. Hanya jangan sampai tidak seindah warna aslinya,” kelakar Arif.
Ia sangat support pengembangan pariwisata di Kaltim, hanya terkadang 3A yang menjadi aspek penting yang menjadi dasar dalam perencanaan pengembangan pariwisata belum maksimal. “Ya 3A itu semua sudah tahu. Atraksi, Amenitas dan Aksebilitas. Khususnya atraksi dan aksebilitas. Ini perlu untuk diurai dan menjadi kajian. Jangan sampai ke Balikpapan orang bertanya, ada apa di Kota Balikpapan,” ujar Arif.
Sebagai orang yang hobi traveling, ia sudah keliling dari Sabang sampai Merauke. Dan menikmati bagaimana pariwisata daerah lain. “Jadi ayo kita sama-sama membuat pariwisata Balikpapan maju. Ya bagaimana tamu atau wisatawan datang kembali ke Balikpapan dan Kaltim, karena senang,” ujar Arif.
Ia menawarkan konsep wisata udara yakni wisatawan menggunakan chopper dan melihat kota dari udara atau melihat keindahan Kaltim dan Balikpapan dari udara. “Asalkan tidak phobia of height atau takut di ketinggian,” ujar Arif yang menyebut tarif keliling udara atau wisata udara itu hanya sekitar Rp2 jutaan dengan durasi 15 menit.

Kaitan wisata Kota Balikpapan dan lainnya, dijelaskan owner Marioga Tour & Travel Didi Sutriadi bahwa, wisatawan itu selalu senang jika ke Balikpapan dan Kaltim. “Jadi saya ini juga pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim. Jadi tahu bagaimana pendapat turis kaitan pariwisata di Balikpapan. Seperti ada wisata bahari, wisata kuliner dan lainnya. Intinya mereka senang kok. Bahkan ada yang kembali lagi,” jelas Didi.
TRAVEL AGENT SUPPORT
Sementara itu Tan Lili menyebutkan, saat pandemi covid-19, diakuinya tour & travel agent boleh disebut mengalami stagnasi aktivitas. Karena, ada pelarangan untuk berangkat, sehingga wisatawan domestik dan mancanegara yang ke Kaltim juga tidak ada.
“Kita putar otak bagaimana pariwisata hidup kembali. Ya sekarang pelan tapi pasti sudah mulai menggeliat. Hanya belum ramai. Makanya, kami siap mendukung proses pengembangan pariwisata di Balikpapan dan Kaltim,” ujar Tan Lili.
Ia bersama-sama tour & travel lainnya optimistis, dunia pariwisata akan hidup dan berkembang lagi. “Ayo kita berkolaborasi. Tanpa itu, tak mungkin pariwisata berkembang. Kami siap mendukung,” pungkas Lili.
Di akhir acara, ada komitmen besar dari seluruh pelaku pariwisata di Kota Balikpapan yang disampaikan dalam Tourism Talk itu. “Intinya saya setuju dengan teman-teman semua acara Tourism Talk ini Don’t just be a discussion in the room. Harus ada follow up dan implementasi kegiatan,” ujar Dortje Marpaung menutup kegiatan tourism talk. (gt)