TINTAKALTIM.COM-Walikota Balikpapan H Rizal Effendi langsung merespons keluhan warga kaitan tidak mengalirnya air bersih PDAM di sejumlah tempat. Itu dilakukannya dengan ‘rapat dadakan’ bersama jajaran direksi BUMD ini di Kantor PDAM kawasan Ruhui Rahayu. Langkah awal, Walikota minta agar diaktifkan 20 mobil tangki untuk melayani warga yang airnya tidak mengalir khususnya daerah tinggi.
Rapat mencarikan solusi air warga yang tidak mengalir itu, juga diikuti jajaran direksi PDAM yakni Dirut Haidir Effendi, Direktur Umum (Dirum) Gazali Rakhman, Direktur Teknik (Dirtek) Arif Purnawarman dan Direktur Limbah Anang Fadliansyah dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD). Terlihat juga Asisten I Sekkot Balikpapan Drs Syaiful Bachri dan dewan pengawas (Dewas) PDAM Daud Pirade.
Walikota tidak ingin keluhan warga yang airnya tak mengalir lambat ditangani, harus segera dituntaskan. Sehingga, meminta kepada jajaran direksi PDAM untuk melakukan langkah-langkah mencari solusi. “Saya minta PDAM terus pantau keluhan warga dan dicarikan solusi semaksimal mungkin,” pinta Walikota.
Sebanyak 20 mobil tangki itu digunakan untuk mendistribusikan air PDAM ke sejumlah pelanggan yang tak mengalir, 12 mobil dari pinjaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD dan sisanya dari PDAM. Dikerahkan untuk atasi kesulitan air warga. Airnya disalurkan lewat ‘pangkalan PDAM’ yang ada di kawasan MT Haryono. Saat ini sudah ada sekitar 300 pelanggan mengalami daftar tunggu (waiting list). Dan, nanti seluruhnya menunggu giliran untuk diantar airnya ke rumah masing-masing.
CEK LANGSUNG
Walikota dalam rapat itu sengaja melakukan siarang langsung (live) di instagram, langkah itu dilakukan agar masyarakat mengetahuinya. Jangan disebut pecintraan sebab bukan kali ini saja penanganan masalah air bersih PDAM dilakukan pemerintah kota. “Saya ini di SMS warga dan mendapat laporan dari pelanggan airnya ada yang tidak mengalir. Tentu saya harus turun tangan atas keluh-kesah itu,” ujar Walikota di hadapan para wartawan
Data keluhan pelanggan PDAM yang airnya tidak mengalir, tercatat di bagian customer service (CC) perusahaan ini. Walikota minta dibuka apa saja yang dikeluhkan. Secara acak ia meminta Dirut PDAM menyebutkan salah satu nomor pelanggan. Walikota langsung menghubungi salah satu pelanggan. “Halo, ini Pak Elvi ya. Saya Rizal, Walikota ingin ngecek apa benar airnya tidak mengalir 4 minggu,” tanya Rizal lewat sambungan telepon.
Perbincangan dilakukan, sejumlah keluhan pelanggan didengar langsung. Walikota memohon maaf dan meminta pelanggan bersabar dan akan dicarikan solusinya bersama jajaran direksi PDAM. “Tolong Pak Haidir semua keluhan itu dicek, ada apa dan mengapa,” pinta Walikota kepada Dirut PDAM.
Dalam kaitan air tidak mengalir, selain debit air di Waduk Manggar mengalami penurunan, menurut Walikota, juga karena ada sejumlah gangguan yang pelanggannya di daerah tinggi. Seperti misalnya di Balikpapan Barat karena ada perbaikan jaringan seminggu sebelumnya di Padat Karya, SMK 3, kawasan Batu Butok dan Bangun Reksa. Sehingga, gangguan itu mengakibatkan berkurangnya suplai air yang dialiri oleh pompa booester di Gunung IV. Sehingga, air tidak dapat terpompa di wilayah tinggi. Hal ini mengakibatkan, reservoir di Gunung Meriam tidak terisi.
Kawasan lain disampaikan Walikota seperti Balikpapan Selatan. Itu juga jaringan perpipaan. Sumur bor yang dinilai bisa membantu memasok air ternyata tidak semuanya bisa dan jumlahnya juga terbatas. Bahkan saat ini sumur bor yang bisa dipakai hanya 20 dari 30 yang ada. “PDAM sedang pula menyelesaikan upaya proses teknologi air laut menjadi tawar (desanilasi). Butuh waktu karena melihat kajian hukum kerjasama dengan swasta,” jelas Rizal Effendi.
Ke depan katanya, Waduk Teritip yang sudah selesai pengerjaannya tahun lalu juga akan beroperasi secara penuh. Pekerjaan penyelesaian instalasi terus dikebut. Itu tambahan air baku baru setelah Waduk Manggar. “Intinya saya terus mencarikan solusi. Tapi mewakili rekan-rekan PDAM juga meminta maaf atas kejadian ini dan semoga segera tuntas,” kata Walikota.
SEKUBIK RP10 RIBU
Sementara Dirut PDAM Haidir Effendi menyebutkan, 20 mobil tangki itu nanti akan dikerahkan maksimal. Sehari di ‘pangkalan PDAM’ dapat melayani sekitar 100-150 pelanggan. Tentu polanya yang daftar duluan dapat dilayani. Dan harga yang diberikan untuk air bersih itu sekitar Rp10 ribu satu kubiknya. “Mobil tangki milik PDAM hanya dapat menampung 5 kubik saja. Jadi kalau satu tangki itu Rp50 ribu,” jelas Haidir Effendi.
Ia pun mengatakan, nanti ada harga eceran tertinggi (HET) yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota, sehingga warga tidak sampai mengalami harga melonjak. Namun di lapangan juga diakui ada yang membeli dalam bentuk jeriken. Kalau satu kubik itu 5 drum, maka satu drum itu bisa saja Rp2.000. “Tapi harga untuk non-pelanggan PDAM tentu berbeda,” jelas Haidir.
Dalam konteks pendistribusian air melalui tangki, tentu PDAM kata Haidir harus kerja cepat. Seluruh informasi pengaduan ditangani. Hanya, jika daftar tunggu semakin banyak diharapkan warga dapat bersabar. “PDAM tidak pernah berhenti melayani konsumen. Tapi kita tetap berdoa agar hujan terus turun di Kota Balikpapan,” pungkas Haidir yang menambahkan, saat ini pelanggan PDAM berkisar 101 ribu pelanggan dan 79 persen sudah terlayani. Ketika debit turun maka ada sekitar 20 persen khsusnya daerah tinggi harus dibantu pendistribusian airnya melalui mobil tangki. (git)