TINTAKALTIM-Penetapan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kaltim, mendorong sejumlah investor asing untuk melakukan sejumlah kerjasama. Salahsatunya dilakukan Jerman yang langsung ‘turun gunung’ ke Kota Balikpapan. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagaimana karakteristik ekonomi dan perkembangan industri termasuk keunggulan infrastruktur.
Sehingga, Jerman nanti akan memboyong sejumlah investornya melakukan kerjasama. Sebab, Jerman juga akan membuka kantor Kedubesnya jika IKN itu proses pembangunan telah berjalan di Kaltim. “Ini langkah awal, tentu kita ingin mendapatkan informasi terkait perkembangan bisnis dan lainnya. Salahsatunya kita lakukan dengan Kadin Balikpapan,” kata Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Hendrik Barkeling saat melakukan kunjungan ke Kantor Kadin Balikpapan, Kamis (26/9).
Hendrik diterima Ketua Kadin Balikpapan H Yaser Arafat S HI MBA dan sejumlah pengurus wakil ketua bidang dan komtap yakni H Hasyim Malewa, Achmad Jais, Noval Asfihani, Andhika Zulbahri, Yuli Shinta, Hamdani Mansyur dan H Sugito. Juga Direktur Eksekutif Drs Rikmo Kuswanto.
Langkah Kedubes Jerman di Jakarta ke Balikpapan, sekaligus menjajaki berbagai potensi kerjasama investasi seperti perdagangan, industri, pertanian, infrastruktur, pariwisata bahkan olahraga. Juga ingin mendapatkan langsung data dari Kadin Balikpapan yang dijadikan proses pemetaan (mapping) untuk perkembangan investasi bagi pengusaha Jerman yang ada di Jakarta.
Sejauh ini kerjasama Jerman dan Kadin pusat telah terjadi dalam berbagai bidang yang fokus pada pendidikan dan industri. “Kadin Balikpapan melengkapi dan melanjutkan proses kerjasama itu, tetapi lebih pada penetapan ibukota baru,” kata Yaser.
PINTU GERBANG
Saling berbagai informasi itu terjadi, Yaser lebih banyak menjelaskan bahwa Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang ibukota baru yang jadi hinterland atau daerah pemasok dan pemenuhan kebutuhan pokok serta komoditi perekonomian dan industri Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Potensinya sangat besar, ada bandara, pelabuhan dan dukungan infrastruktur lainnya.
Dijelaskan, jalur konektivitas tidak perlu diragukan, sebab ada Bandara Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan yang nanti ada exit tol menuju ibukota baru setelah jalur tol Balikpapan-Samarinda difungsikan. Tentu akses ke ibukota baru sangat mudah dan memberikan multiplier effect terhadap perkembangan ekonomi di Balikpapan. “I am happy to collaborate investment in my place Balikpapan, because Balikpapan as a gateway city in Kalimantan,” jelas Yaser kepada Hendrik Barkeling. Komunikasi berbagi informasi keduanya dilakukan dengan bahasa Inggris, dan Yaser pun banyak memberi input terkait kemajuan Kota Balikpapan.
Dikatakan Yaser, perpindahan ibukota ke Kaltim sangatlah tepat. Sebab dukungan sejumlah hal terpenuhi misalnya saja kaitan lahan. Dan ini telah dibahas dalam arah kebijakan dan strategi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang lebih menekankan pada pemerataan ekonomi.
Pembangunan ibukota baru katanya, ada modal besar akan digelontorkan ke Kaltim dalam menopang aktivitasnya berkisar Rp466 triliun. Dana itu dalam catatan Yaser terdiri dari 19 persen APBN dan pendanaan yang skemanya kerjasama pengolalaan aset juga kerjasama pemerintah dan badan usaha swasta serta investasi. “Jadi Jerman sangat tepat kalau investasi ke Kaltim termasuk Kota Balikpapan. Apalagi didukung dengan daerah yang berbatasan dengan Selat Makasar dan bebas ring of fire atau wilayah yang terkena gempa,” jelas Yaser.
Wakil Duta Besar Jerman banyak mencatat keterangan Yaser, apalagi ketika menjelaskan bagaimana dukungan infrastruktur penunjang seperti bandara, pelabuhan terminal peti kemas di Kariangau yang sudah dapat melakukan direct call yang dikelola Kaltim Kariangau Terminal (KKT). Pelabuhan ini merupakan patungan pemerintah pusat melalui PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dan Pemprov Kaltim.
Keunggulan komparatif Balikpapan mendapat perhatian serius dari Wakil Duta Besar Jerman ini. Karena menurut Yaser, Balikpapan juga sebagai pusat perdagangan regional, industri, transportasi udara internasional dan pusat pengelolaan migas. “Balikpapan sebagai simpul utama kegiatan di Kaltim dan jalur distribusi dan outlet dari dan ke kabupaten kota Provinsi Kaltim,” jelas Yaser.
Dalam industri migas, Balikpapan sedang menjadi incaran investor asing seperti Korea yakni Hyundai Engineering sebab kata Yaser, ada proyek perluasan kilang atau refinery development master plan (RDMP) Kilang Balikpapan yang menelan investasi berkisar Rp60 triliun lebih. Tentu Pertamina menggandeng investor untuk mendukung pendanaan ini. Sebab, Kilang Balikpapan mendorong Pertamina untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
Tidak hanya itu, Yaser Arafat juga menjelaskan posisi strategis dan keunggulan komparatif Balikpapan sebagai sentra jasa, perdagangan dan industri. Jadi tepat jika Jerman memiliki insting bisnis untuk melakukan investasi karena pertimbangan infrastruktur.
Tidak hanya dari Jerman Kadin Balikpapan mendapat kunjungan, juga sebelumnya dari Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta. Sejak IKN diputuskan di Kaltim banyak perusahaan ingin mengetahui rencana pemindahan itu dan termasuk kunjungan pribadi Wakil Dubes Jerman untuk menyampaikan kepada perusahaan Jerman agar dapat investasi ke Balikpapan dan Kaltim umumnya.
SISTER CLUB
Dalam konteks kerjasama, Yaser juga menawarkan bidang olahraga. Karena Kota Balikpapan memiliki Stadion berskala internasional di kawasan Batakan. Polanya dengan menjajaki kemungkinan dibuat pelatihan sepakbola usia dini dengan Jerman.
Alasannya, karena Jerman memiliki tim kesebelasan ternama yang ada di Bundesliga seperti Bayer Munchen dan Dortmund. Sehingga, dapat dikerjasamakan pendidikan sepakbola usia dini. “Seperti pembinaan sekolah sepakbola (SSB) atau sister club. Nanti level usianya beragam dari 6 tahun sampai 21 tahun, tentu akan menghasilkan bibit-bibit atlet sepakbola profesional,” ujar Yaser yang juga sebagai bakal calon Walikota Balikpapan 2020 mendatang ini.
Mengapa sepakbola usia dini, karena kata Yaser hal ini harus diperhatikan. Anak-anak harus diberi sarana ruang untuk bermain bola. Sehingga, Jerman-Balikpapan dapat kolaborasi di pelatihan sepakbola bagaimana mengajarkan sepakbola secara benar sehingga beprestasi. “Nanti kita gandeng perusahaan lewat CSR dan kalau akademi sepakbola Jerman-Balikpapan berhasil, dapat berbicara di kancah internasional dan anak-anak Balikpapan atau Kaltim masuk dalam bisnis sepakbola internasional,” ungkapnya.
Bukan itu saja, kerjasama yang terbuka Jerman adalah pengembangan industri pariwisata (tourism industry), karena fokus pemerintah sekarang membangun trend pariwisata baru. Sebab itu dapat menciptakan lapangan kerja dan sumber devisa. Selain itu, pariwisata pendapatan terbesar non-migas. “Jerman itu wisatawannya banyak ke Indonesia. Kalau ibukota baru ada di Kaltim, tentu juga masuk Balikpapan mereka. Didukung juga dengan munculnya maskapai internasional, tentu keuntungannya untuk Balikpapan karena yang sangat siap sebagai Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition),” tambah Yaser.
Di bidang industri, Jerman pun dapat mengembangkan ragam industri di ibukota baru. Termasuk pendidikan, karena sistem pendidikan Jerman terkenal di dunia dengan sistem kejuruan, sehingga dapat mengembangkan SMK industri berbasis kualitas Jerman dengan konsep link and match pendidikan dan pelatihan. “Saya yakin Jerman punya kapasitas itu dan lebih profesional. Makanya Balikpapan harus menyambutnya positif,” ujar Yaser dibenarkan pengurus lainnya Noval dan Andhia Zulbahri.
NIKMATI CENIL
Dalam kunjungan ke Kantor Kadin ada yang istimewa untuk Wakil Duta Besar Hendrik Barkeling. Ia disuguhi makanan jajanan pasar yakni cenil yang akrab dengan lidah masyarakat Jawa. Tentu cenil dengan cita rasa manis, kenyal dan warna-warni itu seolah menjadi taste tersendiri bagi Hendrik. “What food is this, cenil, wow delicious (makanan apa ini cenil, wow lezat),” kata Hendrik ketika mencicipi cenil yang ada di meja.
Entah mengapa kehadiran Wakil Duta Besar Jerman ini, Kadin memberikan jajanan pasar cenil. Tapi, ada kesan tersendiri sebab itu masakan khas Indonesia yang coraknya warna-warni. Seolah, Ketua Kadin Yaser Arafat dan pengurus lainnya ingin menggambarkan bahwa warga Balikpapan sangat menerima kedatangan Hendrik dengan ‘senyum beragam’ karena Balikpapan sebagai kota hetrogen. (git)