TINTAKALTIM.COM-H Alwi Alqadrie, bakal calon legislatif (bacaleg) incumbent (masih menjabat) dari Partai Golkar kini mulai memanaskan mesin politiknya. Ia menggelar konsolidasi dengan ratusan timnya yang mayoritas ‘kaum hawa’ atau ibu-ibu di rumah lamanya kawasan ‘Batu Arang’ Kampung Baru.
Pertemuan itu digagas wujudnya silaturahmi. Sekaligus halal bi halal untuk mendengar masukan tim agar kerja-kerja di ajang Pemilu 2024 sukses dan lancar. Karena, secara popularitas Alwi diuntungkan karena sudah jadi anggota DPRD. Tetapi, ia ingin merebut dan menanamkan sisi elektabilitas (tingkat kesukaan) pemilih (voter).
“Silaturahmi itu kan baik. Tim lama sudah terbentuk, tetapi ada wajah-wajah baru. Kita ingin saling kenal dan mengetahui bagaimana mapping atau memetakan untuk kerja Pemilu 2024,” kata Alwi Alqadrie, optimistis sekaligus diskusi pada Selasa (16/03/2023) malam.
Pertemuan konsolidasi itu dibagi 2 tahap. Yang pertama adalah ibu-ibu dari KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) dan yang kedua ‘Tim 100’. Ada tim-tim lain lagi bentukan Alwi. “Saya ingin menunjukkan kinerja saja. Sebab, Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti semakin dekat. Karena, perintah Ketua DPD Partai Golkar H Rahmad Mas’ud caleg itu dilihat yang serius, bekerja dan bagaimana melakukan konsolidasi dengan timnya,” kata Alwi.
Apakah nanti dapat nomor cantik? Ya sebagian caleg menginginkannya dan ingin merebut. Itu biasanya nomor 1,2 dan 3. Kendati sebenarnya nomor urut itu tidak pengaruh sebab sistem pemilunya proporsional terbuka yang menitikberatkan pada dominasi perolehan suara.
Saat silaturahmi, Alwi ‘membuka telinganya’ untuk mendengar masukan, saran dan kritik dari timnya. Juga ingin mengetahui apa saja aspirasi yang ingin diperjuangkan baik sekarang dan masa mendatang.
“Silakan ibu sampaikan infrastruktur yang sekiranya diperlukan di lingkungan ibu-ibu sekalian. Jadi saya mengetahui kebutuhan ibu-ibu,” ujar Alwi.
Banyak hal yang disampaikan timnya, seperti masalah pendidikan, fasilitas air PDAM bahkan sampai pengembangan ekonomi untuk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). “Boleh minta modal kerja kah pak. Ini usulan,” ujarnya.
Alwi mendengar itu tersenyum. Bukan ia tak memberi modal kerja, tetapi ingin dulu meyakinkan kepada tim agar kerja-kerja mendukung partai dilakukan. Sebab, itu secara mudah bisa didapatkan jika sudah duduk 5 tahun lagi ke kursi legislatif. Artinya, ada kerja simultan bersama-sama. “Mudah toh bu cara berpikir saya. Kalau ibu minta modal kerja atau modal usaha dan saya beri sekarang. Ratusan tim lainnya kan minta juga, bingung saya,” ujar Alwi disambut tawa ibu-ibu yang hadir.
Dalam mendulang suara, Alwi juga punya saksi bayangan. Itu juga bekerja untuk meraup sebanyak-banyaknya suara selain tim bentukannya. “Saya ini besar dan dilahirkan di Kampung Baru. Jadi asli orang Balikpapan Barat. Ibu-ibu tak perlu ragu, bahkan saya lebih banyak nongkrong dan menyerap aspirasi di barat,” cerita Alwi.
Alwi mengatakan, dirinya sering membagi waktu. Pagi ke kantor dan siangan ke gedung DPRD serta sore jika ada waktu turun ke lapangan menemui konstituen. Agar, apa yang diperjuangkan tepat lewat pokok-pokok pikiran (pokir) yang diwujudkan berbentuk infrastruktur.
“Saya ada di komisi pembangunan (komisi 3). Banyak yang sudah saya perjuangkan. Bahkan, yang terbaru kaitan jalan rusak karena galian proyek jaringan gas (jargas) pun saya keras minta diperbaiki dan meminta ganti rugi bagi warga yang terkena imbasnya,” kata Alwi.
Intinya kata Alwi, menjadi timnya harus solid. Kerjasama diperlukan dan koordinasi serta komunikasi jika ada informasi di lapangan. “Kalau tidak dikomunikasikan, tak mungkin saya mengetahui. Makanya, ayo kerja-kerja-kerja untuk meraup suara,” kata Alwi Alqadrie yang haqul yakin duduk kembali ke kursi DPRD dari dapil Balikpapan Barat ini.
Dari konsolidasi itu, timnya luar biasa bersemangat. Ingin mendukung maksimal Alwi duduk kembali di kursi DPRD. Karena, tujuannya bagaimana infrastruktur seperti drainase, semenisasi jalan rusak dan kepentingan lainnya diperjuangkan.
“Kalau ibu-ibu bertemu saya, misalnya mau pulang naik angkot tak ada ongkos, boleh saya beri. Itu contoh saja. Tegur saya kalau bertemu di jalan. Bisa jadi saya lupa,” ungkapnya.
Tapi kata Alwi kalau setiap hari seluruh timnya datang ke gedung DPRD minta bantuan untuk kepentingan pribadi, tentu tak logis. “Bisa bangkrut saya lama-lama,” kelakar Alwi disambut tawa ibu-ibu. Pertemuan berjalan penuh kekeluargaan, membuat Alwi optimistis dan ditutup dengan pembagian makan malam (dinner box). (gt)