TINTAKALTIM.COM-Rektor Universitas Balikpapan H Rendi Susiswo Ismail SH MH, langsung ‘tancap gas’. Dalam kepemimpinannya, ingin memanfaatkan bonus demografi dengan memperluas akses pendidikan yang konsentrasinya pada pembenahan renstra (rencana strategis) yakni peningkatan kualitas atau mutu dan lulusan mahasiswanya siap kerja.
Proses pembenahan itu, akan dilakukan karena tuntutan dan Rendi akan membaginya pada klaster-klaster seperti sumber daya manusia (SDM), lembaga, kegiatan mahasiswa, penelitian dan pengabdian masyarakat dan inovasi.
“Jadi kita akan buat semacam program yang harus dipatuhi dekan, dosen, kepala program studi (kaprodi). Jangan hanya menerima keadaan. Ini semangatnya ada, tapi saya minta jangan menggunakan paradigma alon-alon asal klakon (pepatah Jawa yang artinya biar lambat asalkan berjalan). Tuntutannya tinggi jadi harus cepat dan kalau perlu berlari melakukan pembenahan di berbagai sisi dengan terukur dan pasti regulasinya ,” kata Rendi dalam sambutannya usai dilantik jadi Rektor Uniba periode 2020-2024 di Ballroom lantai VII Kampus Uniba, Senin (14/09/2020).
Rendi menggantikan rektor sebelumnya Piatur Pangaribuan SH MH yang tetap menjadi dosen. Dan, dalam kepemimpinannya dibantu 4 wakil rektor (WR) yakni Wakil Rektor Bidang Akademik Ir Manaseh M Eng, Wakil Rektor Bidang SDM, Umum dan Keuangan DR Rihfenti Emayani SE MAk, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Mery Krisdayati Sipahutar S Pi, M Si, PhD serta Wakil Rektor Bidang Admisi, Humas, Kemahasiswaan dan Alumni Ir Rahmat Rusli ST MT dan Ketua Yayasan Belli Awai SH.
Kualitas pendidikan kata Rendi, baik meningkatkan kapasitas dosen maupun tata kelola universitas menjadi penting bagi Uniba. Jangan sampai, ada keluhan mahasiswa bahwa bahan ajar atau standar pengajaran yang diberikan sudah ‘usang’ atau pernah didapatkan di pelajaran tingkat SLTA.
“Ini menyangkut mutu pendidikan. Kampus swasta harus terus melakukan inovasi. Key point atau intinya pada tata kelola pengetahuan bagaimana menghasilkan pengetahuan dan mendistribusikan atau mengajarkan. Jika ini baik, maka mutu meningkat yang pada gilirannya mahasiswa merasa kuliah di Uniba jadi pilihan utama,” kata Rendi.
Diakui Rendi, persaingan perguruan tinggi swasta (PTS) makin ketat, sehingga para pengelola universitas perlu mengembangkan inovasi baik di tingkat manajemen maupun program studi agar tetap relevan dengan perubahan. Apalagi di era digital.
Sehingga Uniba dan seluruh yang terlibat baik yayasan, fakultas, senat, dekan, dosen dan seluruhnya harus berorientasi pada penjaminan mutu. “Alhamdulillah, kerja keras seluruh elemen termasuk mantan Rektor Piatur Pangaribuan, Uniba berhasil meraih akreditasi B untuk seluruh fakultas,” ungkap Rendi, bangga.
Hanya, ia berkali-kali mengingatkan bahwa untuk membesarkan Uniba tidak bertumpu pada akreditasi. Tetapi juga harus melihat feed back mahasiswa. Artinya, proses pemantauan atau survei itu dilakukan atas kelulusan. “Nanti kita akan mensurvei, setelah 6 bulan kelulusan, bagaimana mahasiswa Uniba dari seluruh fakultas. Sehingga, link & match-nya kena dengan dunia usaha dan industri. Mereka sudah bekerja di mana atau apa. Makanya, orientasi kita pola pengajarannya juga harus siap bekerja dan diterima di pasar kerja,” tambah Rendi.
BAHAN AJAR DAN KONSOLIDASI
Dalam konteks peningkatan sistem penjaminan mutu internal di Uniba, Rendi selaku rektor nanti akan melakukan langkah-langkah strategis konsolidasi.
“Setiap minggu kita akan melakukan evaluasi dan monitoring. Jika perlu untuk melihat mutu dan tata kelola yang baik dan standar pengajaran, para dosen harus melakukan presentasi yang nanti dijadikan bahan diskusi,” urai Rendi.
Cara lainnya, dalam konteks pembenahan proses pengajaran itu, ia meminta ada upgrade atau peningkatan cara melakukan transfer pengetahuan (transfer knowledge) dengan mengacu pada ‘ilmu pedagogik’.
“Saya mau, dosen itu kan pengajar atau guru. Jadi selain menyampaikan bahan ajar juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, watak anak. Sehingga, mahasiswa itu memiliki skill sesuai keilmuannya setelah lulus dari Uniba. Ya guru itu kan digugu dan ditiru,” contoh Rendi.
Sementara itu, Piatur Pengaribuan lebih banyak menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada staf-staf yang telah mendukungnya saat dirinya menjabat rektor. “Sebenarnya berat juga membawa Uniba ini. Tapi, karena saya agak keras dan tegas, itu semua dapat dilalui. Dan, saya sampaikan tidak ada tujuan pribadi saya. Maafkan, semua demi kebesaran Uniba,” kata Piatur.
Ia pun sempat mengungkapkan, bahwa bekerja full time dilakukan dengan menyiapkan berkas bahan akreditasi yang akan diujikan ke asesor. Bahkan, melakukan fotocopy itu sampai 26 jam, sehingga mesin fotocopi hingga rusak. “Pak Rendi mengetahui itu. Sehingga, kalau sekarang Uniba besar karena dikerjakan bersama-sama,” ungkap Piatur yang juga meminta maaf kepada seniornya seperti Susilo Handoyo dan lainnya.
Sementara Ketua Yayasan Belli Awai SH menyebutkan, peningkatan kualitas Uniba harus terus dilakukan sejalan dengan peningkatan rangking di Indonesia. “Memang berat tetapi dengan the dream team rektor dan wakil rektor dibantu dekan, dosen dan lainnya, semuanya dapat tercapai,” ujarnya.
Dalam pelantikan rektor itu, dilakukan pula penandatanganan pakta integritas yang memuat agar rektor dan wakil rektor mematuhi kaitan tugas-tugasnya dalam hal dedikasi, loyalitas dan tanggungjawab membawa Uniba menjadi universitas terbaik di Kaltim dan Indonesia bagian Timur. (git)