TINTAKALTIM.COM-Politik dan keluarga bahkan rumah tangga. Tak dapat dilepaskan dari kehidupan Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan Rahmad Mas’ud (RM). Sehingga, itu yang mendasari dirinya dalam membuat keputusan politik Pilkada Balikpapan 2020. Sebab, ia patuh dan tunduk pada etika keluarga.
Ia sadar, kehidupan sehari-hari memang tidak lepas dari politik. Tapi politik dalam keluarga dapat membentuk nilai-nilai dan interaksi positif, sehingga keputusan tertinggi ada dalam keluarga, apalagi kaitan pilkada.
“Saya memang belum memutuskan maju atau tidak pada Pilkada 2020. Sebab, belum ada rapat internal keluarga untuk membahas itu,” kata Rahmad kepada Tintakaltim.Com menjelaskan sikapnya dalam politik.
Ideologi politik keluarga Rahmad Mas’ud boleh saja berbeda, hanya prinsip etika dalam keluarga harus dijaga. Sebab, dirinya terdiri dari 8 bersaudara, satu saja tak setuju maka itu bisa saja jadi petaka. “Saya secara pribadi tidak mau keluarga menjadi terpecah hanya karena perbedaan pandangan politik. Jadi perlu keputusan bulat,” kata Rahmad Mas’ud.
Sekarang diyakini Rahmad, begitu banyak yang menghendaki dirinya maju di Pilkada. Termasuk keputusan DPD Partai Golkar untuk mengusungnya. “Saya tetap hormat dan patuh pada etika keluarga. Biarpun DPP Partai Golkar yang memberi rekomendasi saya maju tapi kalau keluarga tidak memperbolehkan, tentu saya tidak akan maju. Saya juga menghargai dukungan teman-teman,” kata Rahmad Mas’ud.
Langkah RM berpolitik pun bisa saja kandas jika keluarga tak menghendaki tampil dalam pilkada. Dan, Rahmad Mas’ud (RM) mengucapkan itu ada dasar dan pengalaman politik yang terbangun dalam lingkup keluarga. “Saya akan maju di pilkada dengan catatan terukur dan semua keluarga akur. Sebab jika tidak bisa saja ke depan akan hancur. Itu yang saya sebut putusannya terukur,” kata Rahmad menganalogikan mengapa restu keluarga menjadi penting.
Banyak pengalaman RM dalam pertarungan pilkada. Sebab, bukan kali ini saja. Sehingga, pertimbangan maksimal dilakukan. Apalagi setelah dirinya dipercaya menjadi Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan, mengetahui seluk-beluk partai sehingga menjaga soliditas partai bersama kader-kader partai dirasakan penuh dinamika dan basisnya juga keluarga.
AGM DAN DEMOKRAT
Bisa jadi restu keluarga yang disebut RM itu terkait juga dengan ideologi politik sang adik Abdul Gofur Mas’ud (AGM) yang kini menahkodai Partai Demokrat Balikpapan. Karena dalam suatu kesempatan, Tintakaltim.Com pernah berbincang dengan AGM bagaimana partainya dalam kaitan Pilkada Balikpapan, apakah mendukung RM?
“Ada regulasinya, dan abang saya juga harus ikut aturan partai. Memang kita keluarga. Politik dan keluarga itu bisa bersatu kalau dipersatukan. Jadi silakan melamar ke partai,” kata AGM tegas.
Sesekali juga AGM memberi isyarat dan candaan politiknya, karena secara psikologis keluarga, tak mungkin Partai Demokrat ‘berseberangan’ dengan sang abang. “Apa kita pakai mahar ya ke abang saya,” kelakar AGM yang juga Bupati Penajam Paser Utara (PPU) ini.
Hanya RM kalau ingin gunakan Partai Demokrat, memang tidak dapat hanya berdasarkan ‘legalitas lisan’. Sebab kata AGM, harus dibuktikan secara fakta dengan ikut regulasi aturan partai besutan mantan Presiden SBY ini yakni mendaftar lewat penjaringan. Saat ini Partai Demokrat Balikpapan membuka penjaringan Pilkada 2020 hingga 20 September 2019 mendatang. “Silakan abang saya (RM) mendaftar ke penjaringan partai. Itu baru fakta, sebab Partai Demokrat Balikpapan akan serius mendukung calon yang akan membawa Balikpapan lebih maju dengan bingkai madinatul iman,” kata AGM .
RM PALING SIAP
Dalam konstelasi politik atau perkembangan dunia politik Balikpapan, denyut Pilkada 2020 sudah terasa. Kini partai-partai sudah membuka penjaringan calon. Sebut saja PDI Perjuangan, bahkan sejumlah nama telah mendaftar yakni Ir H Ahmad Basir (pengusaha), H Yaser Arafat Syahril S HI MBA (ketua Kadin Balikpapan), Syafaruddin (ketua PDI Perjuangan Kaltim), Tohari Azis (Ketua PDI Perjuangan Balikpapan), Edy Tarmo (anggota DPRD Kaltim),Hj Arita Efenndi (istri Walikota Rizal Effendi), Ahmad Rosyidi (mantan anggota DPRD Kaltim), Sabaruddin Panrecalle (anggota DPRD Balikpapan).

Di antara sejumlah calon-calon yang beredar, di internal Partai Golkar, RM dinilai paling siap. Karena, RM tidak perlu berkoalisi partainya sudah dapat mengusung dirinya maju dalam Pilkada 2020 yang di Kaltim akan digelar di 9 kabupaten-kota yakni Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Mahulu, Bontang, Kutim dan Berau.
Rahmad yang juga Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan dinilai siap karena 11 kursi baginya sudah layak mencalonkan di Pilwali 2020. Kendati, ia menyebut tetap membuka komunikasi dan kerjasama dengan partai lain untuk menggalang dukungan masyarakat. “Kita tidak boleh takabur, kalau ada partai lain ingin berkoalisi, tentu jika sejalan ideologi dan perjuangannya, mengapa tidak kita koalisi,” tambah Rahmad Mas’ud.
Justru, Rahmad memberi isyarat, tidak menutup kemungkin koalisi dengan PDI Perjuangan, Gerindra, PKS, Demokrat dan lainnya. “Pintu Partai Golkar terbuka untuk berkoalisi. Karena, membangun Kota Balikpapan perlu kebersamaan,” ujar RM politis.
Kesiapan RM lainnya adalah dukungan capital atau modal. Karena, dia pengusaha sukses yang disebut-sebut memiliki ‘isi tas’ untuk memuluskan perjuangannya di Pilkada 2020. Selain itu yang membuat nilai lebih RM, dia sekarang Wakil Walikota (Wawali) Balikpapan yang otomatis secara face to face dengan warga terus dilakukan dalam rangkaian kegiaan seremonial atau kedinasan. Sehingga, dialah calon incumbent satu-satunya dari internal pemkot yang maju jika gelaran pilkada berlangsung.
Bahkan, RM juga diprediksi oleh sebagian pihak jika koalisi maka pasangannya pun beragam. Jika dengan PDI P, Rahmad-Tohari Azis juga mengemuka, selain itu ada juga Sekkot Balikpapan Sayid N Fadli rencana bergandengan dengan RM. Terbaru dan begitu santer adalah Rahmad-Muhaimin.
Nama Muhaimin yang tak lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan juga disebut-sebut. Ada pula kader wanita Rahmad-Hj Kasriyah, Rahmad-Arita Effendi, Rahmad-Sabaruddin, Rahmad-Yaser Arafat atau Rahmad-Abdulloh bahkan Rahmad-Heru Bambang. “Semua bisa saja terjadi, detik per detik politik berubah dan dinamis,” kata Rahmad.
BANI MAS’UD

Sebagian orang menyebutnya dengan ‘Bani Mas’ud’. Kata bani berasal dari bahasa Arab yang berarti keluarga atau keturunan. Dan itulah penentu dalam proses pilkada di keluarga RM. Sebut saja, majunya AGM menjadi Bupati di PPU tak terlepas dari keputusan bani Mas’ud.
Penulis pernah mendapat informasi dari Rudi Mas’ud, adik RM. Saat itu, dialah yang bekerja keras bersama tim untuk memenangkan AGM. “Keluarga harus kerja bersama untuk memenangkan AGM. Sebab, kita harus menang dan bani Mas’ud harus kompak,” ujar Rudi suatu ketika di salah satu perumahan Jl Pupuk ketika berbicara dengan tim pemenangan AGM . Dan kerja itu membuahkan hasil, kini AGM pun jadi Bupati.
Itulah yang mendasari RM untuk menunggu restu ‘Bani Mas’ud, sehingga langkah kakinya untuk maju dalam pertarungan Pilkada 2020 restunya lengkap. Selain keluarga bani Mas’ud yang tak kalah penting RM pun harus ikut restu sang istri Hj Nurlena yang memberikan support dan mendampingi RM selama ini.
Akhirnya, kita menunggu keputusan RM untuk maju atau tidak di Pilkada 2020 mendatang. Sebab, jika tidak maju, maka pupuslah karier politiknya dan keputusan maju terletak pada pengambil keputusan (decision maker) ada di ‘Bani Mas’ud’ yang sebagian besar terjun ke dunia politik dan jadi seperti Rudi Mas’ud (anggota DPR RI), Hassanudin Mas’ud (anggota DPRD Kaltim), Abdul Gofur Mas’ud (bupati PPU) dan Rahmad Mas’ud (Wakil Walikota Balikpapan)
Terakhir, penulis ingin mengutip ungkapan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang katanya: Orang-orang baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik lainnya memilih diam dan mendiamkan. Selamat jelang Pilkada 2020 di Kota Balikpapan, jaga kondusivitas. (git)