TINTAKALTIM.COM-Pelanggan PLN mengeluh, karena mengalami kenaikan bayar rekening listrik yang tak seperti biasanya. Nyaris 100 persen. Mayoritas yang mengeluh adalah pelanggan listrik 900 VA non subsidi, 1300 VA dan lainnya. Bahkan, keluhan ini mencuat dan dilakukan warganet. Di saat corona melanda, pelanggan pun jadi merana.
Di sosial media, keluhan itu jadi status. Ada yang menyebut, lonjakan itu terjadi dan menuding apakah PLN menaikkan tarif diam-diam. Tentu ini sangat berbanding terbalik dan menjadikan image penyedia aliran listrik ini jadi negatif. Sebab, baru saja merilis informasi bahwa pemerintah memberikan tarif listrik gratis bagi pelanggan rumah tangga dengan daya listrik R1 450 VA, diskon 50 persen bagi pelanggan daya 900 VA subsidi.
Hanya, kenyataannya berbeda, kolom komentar di akun facebook milik PLN pun bermunculan mengadu adanya keganjilan tariff listrik mereka. Misalnya: Gimana PLN, biasa membayar Rp300 ribu, sekarang jadi Rp500 ribu.
Ada juga yang menyebut, apa-apaan ini PLN, biasa Rp600 ribu sekarang jadi Rp1 juta lebih. Coba pegawainya kalau takut corona belikan APD biar aman mencatat, kalau seperti ini menyiksa orang. Bilangnya tidak naik, padahal jarang pakai listrik. Memangnya dikira kami orang enak, kami neh juga manusia terkena juga dampak covid-19, bukannya meringankan PLN justru menambah beban masyarakat.
Tidak naik, apanya yang tidak naik biasa tiap bulan tagihan Rp600 ribu, sekarang jadi Rp1,3 juta? Bahkan ada yang ekstrim: PLN kena murka se-Indonesia. Biasa bayar listrik sudah 4 tahun Rp500 ribu saja, sekarang Rp761 ribu, apa meterannya error?
Itulah ocehan warganet. Kenaikan 100 persen juga dialami media ini. Biasanya hanya Rp600 ribu per bulan, kini naik jadi Rp1,1 juta?
Yang menjadi keanehan, ada pelanggan yang menggunakan listrik dengan daya 2.200 VA, kulkas 2, AC dan alat elektronik lainnya. Tetapi, penggunannya justru turun 100 persen. “Saya aneh, justru turun dari bulan sebelumnya,” kata Agus, pelanggan yang bercerita dengan media ini kaitan rekening PLN.
TARIF TAK NAIK DAN APLIKASI
Sementara itu saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp, General Manager (GM) PLN Sigit Witjaksono mengatakan, PLN tidak melakukan kenaikan tarif di semua golongan. Bahkan, secara nasional sudah disampaikan bahwa tak naik sejak tahun 2017.
Menurut Sigit, peningkatan tagihan listrik yang dialami sesuai rilis nasional yang dikeluarkan PLN Pusat, karena meningkatnya konsumsi listrik selama pandemi virus corona atau covid-19. Sebab selama pandemi masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah atau stay at home.
Contohnya, biasa siang hari tidak ada aktivitas, saat ini banyak dimanfaatkan untuk bekerja dari rumah (work from home), otomatis penggunaan bertambah seperti alat pendingin atau AC dan alat elektronik lainnya.
Diakui Sigit, sebelumnya memang petugas pembaca meter tidak ke lapangan, tetapi menghitung berdasarkan rata-rata pemakaian 3 bulan terakhir, sebab daerahnya ada yang masuk zona merah pandemi covid-19 dan petugas tidak memungkinkan memasuki area itu.
“Bulan ini semua petugas catat meter turun ke lapangan untuk mencatat, jadi Kwhnya rill sesuai pemakaian,” jelas Sigit.
PEMBACA METER MANDIRI
Sigit menambahkan, sekarang PLN telah mengeluarkan aplikasi pembacaan stand meter mandiri. Itu adalah opsi yang diberikan PLN kepada pelanggan sesuai jadwal hari bacanya. Pelanggan bisa (tidak harus) mengirim stand meternya ke aplikasi untuk diolah sebagai tagihan listrik pada bulan tersebut.
Di aplikasi sudah komplet, pelanggan tinggal isi Idpel, stand dan foto KWhnya. Bila pelanggan tidak mengirim, PLN dapat menghitung berdasar rata-rata pemakaian 3 bulan terakhir.
Hanya saja, penjelasan PLN bahwa lonjakan pemakaian itu karena pelanggan lebih banyak di rumah atau stay at home, ternyata berbanding terbalik dengan pelanggan yang ternyata memiliki daya sebesar 2200 VA, tetapi membayarnya turun 100 persen.
Pelanggan itu langsung menghubungi media ini. “Alhamdulillah, pembayaran listrik saya justru turun. Sementara corona yang lain naik, aku turun. Terimakasih PLN. Saya stay at home, tapi bayar listriku berkurang 100 persen,” ujar pelanggan yang tinggal di wilayah Balikpapan Barat itu.
Menurut Sigit, itu sangat mungkin terjadi, bisa saja bulan lalu rata-rata pengunaannya terlalu tinggi karena adanya anomali pemakaian (mungkin ada kunjungan keluarga atau lain-lain), maka bulan ini tinggal penyesuaiannya. “Yang jelas tidak ada yang dirugikan PLN. Yang dibayar pelanggan hanya yang dipakai,” ujar Sigit meyakinkan.
Diungkapkan Sigit, ada yang keberatan silakan menghubungi PLN setempat, bila memang ada kesalahan akan direstitusi. Dan pelanggan bisa juga cek sendiri kecocokan stand meternya melalui aplikasi PLN Mobile. (git)