TINTAKALTIM.COM-Kadar tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa membuat peserta gagal menerima vaksin covid-19. Padahal penyakit ini mudah dideteksi. Sehingga, disarankan agar warga sebelum divaksin sarapan dulu dan memiliki ketenangan psikologis.
“Jangan ada rasa takut. Itu menimbulkan tekanan baru. Enjoy saja. Tapi kalau tekanan berkisar 180/110 mmHG, maka bisa ditunda,” kata Wakil Ketua Bidang Kesehatan Partai Golkar Balikpapan dr Fahmi Zamawi M Kes menjelaskan kemungkinan ditolaknya peserta vaksinasi pada kegiatan Minggu (26/09) di Dome.
Menurut dr Fahmi yang juga panitia pelaksana kegiatan menyebutkan, vaksinasi diberikan sebagai upaya untuk merangsang pembentukan antibodi pada tubuh manusia agar mempunyai imun yang baik dan terhindar dari paparan covid-19
“Jadi nanti akan ditanya tenaga kesehatan (nakes). Keluhannya apa. Ada penyakit jantung apa tidak. Termasuk saluran pernapasan. Jadi ada semacam screening dulu termasuk riwayat penyakit bawaan,” tambah dr Fahmi.
Istirahat yang cukup serta makan sayur-sayuran sangat dianjurkan. Tapi, biasanya ada yang kelelahan, sehingga diminta untuk istirahat sejenak. “Kalau lelah detak jantung cepat. Sehingga, akan mengakibatkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya.
ALAT DIGITALISASI
Sementara itu, menurut dokter Fahmi, pengukur tekanan darah tinggi sekarang menggunakan alat digital (tensimeter) sering dipengaruhi banyak faktor seperti kondisi baterai, kualitas alat, lama pemakaian.
“Memang ada deviasi sekitar 20 persen. Tapi, tak perlu khawatir. Kalau tekanan tinggi bisa dicek di alatnya. Bisa saja error,” kata Dokter Fahmi.
Oleh karena itu kata Fahmi, peserta vaksin tetap harus tenang saat di-screening kaitan tekanan darah. Jika masih tinggi diulang lagi. “Tapi biasanya terlihat dari fisik seseorang. Kalau tinggi ya memang tinggi. Bisa pengaruh penyakit lainnya,” ungkapnya.
Untuk itu, peserta vaksinasi harus menjaga tekanan darah ini normal. Kalau memang dicek tinggi, maka harus diulang lagi vaksinasinya. Dan risiko terjadinya hipertensi ini ada beberapa hal di antaranya usia di atas 55 tahun, obesitas, perokok, konsumsi minuman beralkohol berlebihan, jarang olahraga dan ada riwayat hipertensi, diabetes atau penyakit jantung dalam keluarga.
Dokter Fahmi saat rapat di kantor DPD juga membawa alat tensimeter. Ia mengukur tekanan darah pengurus satu per satu. Termasuk alat untuk mengukur oksigen atau saturasi oksigen. “Bismillah saja seluruh peserta vaksin. Jika yakin tak ada tekanan darah maka bisa lancar. Berdoa juga bagian dari ikhtiar untuk menghadapi vaksinasi,” pungkasnya. (gt)