TINTAKALTIM.COM-Perumda Tirta Manuntung (PTM) Balikpapan atau PDAM, jika bicara Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan bisa disebut meletakkan pada skala prioritas. Termasuk menyerahkan bantuan ayunan difable dan juga merry go round atau komedi putar yang dipasang di taman.
Sumbangan CSR itu, mendapat restu dari Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) PDAM. Sebab, kaitan dengan kucuran anggaran yang diserahkan dan dikonversi dalam bentuk peralatan tetap mendapat persetujuan.
“Semua domain KPM atau Pak Wali. Karena, PDAM Balikpapan ini sesuai aturan merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang kewenangan mutlak dalam anggaran ada pada KPM. Sehingga, CSR pun mendapat izin dari Pak Wali,” kata Plt Dirut PDAM Balikpapan Purnamawati usai penyerahan bantuan CSR itu yang dirangkai kegiatan Musrembang CSR dan pelantikan Forum CSR di Hotel Jatra, Senin (10/10/2022).
Menurut Purnamawati, untuk ayunan difable terdiri dari lebar 95 cm dan panjang 125 cm (1 set) dengan total bantuan Rp15.600.000. Sedangkan untuk merry go around semacam komedi putar, lingkarannya 2,5 meter dengan alas bordes dan pipa serta komplit plus rantai (1 set) dengan total Rp21.800.000 yang total bantuan Rp37.400.000.
“Kami sebelumnya melakukan analisa anggaran. Juga melihat need atau kebutuhan di masyarakat. Karena itu penting membantu masyarakat maka kami kucurkan. Tentu juga berdasarkan persetujuan direksi dan dewas,” kata Purnamawati.
Diharapkannya, bantuan itu bisa berguna untuk masyarakat. Sebab, bantuan yang diberikan PDAM dalam bentuk CSR jika dihitung se-Balikpapan sudah sangat maksimal. “Kami perumda dituntut juga mencari keuntungan. Itu aturan yang ada dalam peraturan pemerintah (PP), tapi kami juga punya misi sosial di masyarakat,” ujarnya.
GRATIS AIR
Disebutkan Purnamawati, jika bicara CSR, PDAM berada di garda terdepan. Sebab, selama ini juga telah memberikan bantuan berupa ‘air gratis’ di saat covid-19 melanda.
“Waktu itu ada program pemakaian sampai dengan 10 M3 dan itu juga kita dedikasikan untuk masyarakat. Belum lagi pelanggan yang disubsidi serta subsidi tangki air. Intinya banyak yang sudah kita lakukan,” ujar Purnamawati.
Dalam kaitan subsidi, menurut Purnamawati, sebenarnya jika dikonversi bisa dalam bentuk CSR. Misalnya saja pengelolaan limbah yang masih disubsidi. Karena, BUMD itu semua tercatat dalam laporan keuangan yang dibahas setiap triwulan.
“Belum lagi bantuan CSR kepada masyarakat dalam kaitan kegiatan-kegiatan seperti keagamaan, SDM, lingkungan, ekonomi dan lainnya. Intinya, kami selalu merespon dalam kaitan CSR itu. Tetapi juga perlu kajian dan pertimbangan,” ujarnya.
Hanya saja menurut Purnamawati, masyarakat juga harus paham tentang keberadaan BUMD. Karena, aliran dananya dipertanggungjawabkan. Dan, BUMD bukan institusi sosial sebab harus dituntut ada profit.
“Makanya kita kalau dalam bentuk donasi (bantuan) keuangan cash misalnya, tentu membagi dengan dasar proporsional. Karena, CSR kita sangat banyak dan perlu dipahami itu juga harus diaudit,” ujarnya.
Disebutkan Purnamawati, untuk mendukung Program Pemkot Balikpapan dan juga amanat Perda Forum CSR, PDAM siap memberi laporan kaitan kegiatan CSR tahunan. Sebab, semua CSR yang dikucurkan tercatat dan diaudit oleh auditor internal dan eksternal.
BENCMARK
Sementara itu, Ketua Harian Forum CSR Balikpapan H Sugito SH melihat bahwa kegiatan CSR PDAM sangatlah luas. Bahkan, bisa jadi tolok ukur (benchmark) perusahaan lainnya. Sebab, CSR yang dilakukan se-Balikpapan.
“Sebenarnya CSR itu yang utama di ‘Ring 1’ atau di mana lingkungan perusahaan terdekat. Tetapi saya melihat, PDAM sudah melakukan hampir seluruh Kota Balikpapan. Dan ini sangat baik dan peduli,” ujar Sugito.
Disebutkan Sugito, ke depan Forum CSR dan Pemkot Balikpapan (Bappeda Litbang) akan membuat aplikasi pelaporan CSR milik perusahaan yang merupakan perintah Perda Nomor 2 Tahun 2019 tentang Forum CSR. Di mana, perusahaan harus melaporkan kegiatan CSR-nya minimal dalam satu tahun.
“Intinya, Forum CSR memberi apresiasi terhadap CSR yang sudah dilakukan PDAM dan perusahaan lainnya. Ini contoh yang baik sebab semua aspek dibantu. Baik itu dalam bentuk karikatif (keagamaan), philantropi (kedermawanan/donasi) maupun juga pengembangan masyarakat (community development),” ujarnya.
Disebutkan Sugito, Forum CSR di Balikpapan sebenarnya tidak mengelola dana. Sehingga, ini yang perlu diketahui masyarakat. Forum bekerja pada sisi koordinasi dan sinkronisasi dengan perusahaan.
“Supaya perusahaan memberikan CSR tepat sasaran. Sehingga, perlu koordinasi dengan Forum CSR yang nanti programnya disesuaikan di masyarakat dan sesuai keinginan aspirasi masyarakat (bottom up),” ujar Sugito.
Oleh karena itu menurut Sugito, Forum CSR itu sebagai mitra pemerintah hanya ikut memberikan masukan dan analisa program terhadap perusahaan. “Forum CSR bukan mengelola CSR, tetapi membantu pihak-pihak untuk dikoordinasikan ke perusahaan dalam kaitan CSR,” pungkas Sugito. (gt)