TINTAKALTIM.COM-Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT kembali melakukan kunjungan kerja sekaligus inspeksi proyek pembangunan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau Jembatan Timbang (JT) di kilometer 36 Samboja Kelurahan Sungai Merdeka

Muiz kali ini sangat detail. Mengecek semua sudut keseluruhan proyek didampingi Kepala Seksi Sarana dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan BPTD Kaltim Wisnu Herlambang AMD LLAJ SAP MM dan sejumlah staf yakni Yunita Sari S SiT, Ari Eko Tulus Kurniawan ST, Amiraldi STr Tra, Helmy Fadillah dan Iwan.

Muiz dan Wisnu serta tim mengawali kegiatannya mengecek posisi jembatan timbang yang baru terpasang. Jembatan yang standar sistem knockdown itu, berkekuatan 80 ton yang nanti akan menguji kendaraan seluruh Kaltim dan luar Kaltim yang melintas dan masuk JT untuk diuji termasuk apakah ada pelanggaran Over Dimension Over Loading (ODOL).

“Ini kontruksinya maksimal ya, kapan dapat diselesaikan pemasangannya. Termasuk aplikasi Jembatan Timbang Online (JTO) ya,” tanya Muiz kepada kontraktor pelaksana pembangunan yang inspeksi pada Rabu (13/12/2023).

Tak itu saja, Muiz dan Wisnu pun memasuki ruang tempat menginap pegawai atau rumah tinggal (mess) yang di dalamnya terdiri dari 4 kamar dan 3 toilet. Bahkan, seluruh peralatan dicek Muiz dan Wisnu termasuk dapur dan posisi AC serta spec bagian dinding.
“Berapa kamar semuanya. Ada yang toilet dalam ternyata. Tolong diselesaikan dengan spec yang benar. Karena, ini proyek didanai Kemenhub,” pinta Muiz dan Wisnu.

Kegiatan Muiz dan Wisnu serta staf BPTD Kaltim ini, merupakan aktivitas lanjutan setelah pada Rabu (15/11/2023) sebelumnya juga melakukan monitoring evaluasi (monev) dan memeriksa seluruh lingkup proyek hingga rencana pemasangan bronjong atau kotak kawat yang diisi dengan batu beton berfungsi untuk pembatas dan penahan lingkungan proyek.
Saat itu, Muiz dan Wisnu minta agar pemasangan bronjong dipertimbangkan. Sebab, secara siteplan yang ada, ternyata menutup akses lingkungan masyarakat. Karena, Muiz dan Wisnu tak ingin ada muncul persoalan sosial-kemasyarakatan.

“Tolong koordinasikan dengan Pak Yusria Zauzia Cahya Soufari SE (Pejabat Pembuat Komitmen-PPK) BPTD Kaltim. Bagaimana solusi terbaik nanti,” pinta Muiz dan Wisnu ketika monev waktu itu.
Sebelum melihat bronjong, Muiz, Wisnu dan staf berkeliling di seluruh bagian proyek. Tak luput satu per satu ditanya. Bahkan, kontraktor pelaksana ‘diberondong’ ragam pertanyaan kaitan penyelesaian seluruh pekerjaan.
Yang dicek dan disidak Muiz, Wisnu serta staf saat itu adalah mulai gedung kantor utama, platform penimbangan, mess petugas, rencana taman dan lainnya. Bahkan, Muiz juga menanyakan posisi musala yang ada di sekitar proyek. “Harus on schedule ya. Dan yang belum selesai segera diselesaikan,” pinta Muiz.
BRONJONG
Sementara itu ketika melihat bahan pemasangan bronjong, Wisnu sempat bertanya mengapa tidak segera dipasang dan bagaimana teknis pemasangan nanti. Karena, awalnya disebut mudah dan tinggal dipasang.

Bronjong yang sempat dipersoalkan itu akhirnya dipasang. Catatannya, tetap ada celah membuka jalan untuk akses warga sekitar. Sebelumnya, Muiz dan Wisnu meminta untuk tidak dipasang, tetapi berkat diskusi dan pertimbangan lainnya, proyek bronjong itu tetap dipasang dengan pertimbangan pembukaan akses jalan masyarakat.
“Mengapa belum dipasang. Tolong jika ada kendala pembayaran nanti komunikasi ke kita dalam satu minggu. Karena, jangan sampai proyek tidak selesai tepat waktu,” pinta Wisnu kepada kontraktor pelaksana.

Sidak juga dilakukan di lantai atas. Di sana ada bangunan untuk pemantauan pengujian. Termasuk ruang rapat yang sudah ada kursi dan meja rapat masih terbungkus plastik. “Tolong dinding-dinding yang belum maksimal dan masih terlihat belum rampung, diselesaikan. Sehingga, pekerjaan bisa maksimal,” ujar Muiz.
Secara umum, sidak yang dilakukan Muiz dan Wisnu serta tim tampaknya tidak berhenti. Sebab, di waktu-waktu mendatang evaluasi masih akan dilakukan demi mengejar proyek dapat segera dioperasionalkan.

Bahkan saat melihat bagian depan taman, Muiz sempat berkelakar. “Itu bagus kalau diberi air lalu untuk ternak ikan nila, lele dan lainnya yo. Daripada tak berfungsi. Desainnya dipercantik, jadi multifungsi,” ujarnya seraya tersenyum.
Yunita yang ikut sidak itu, dan diperkiakan akan menjadi kordinator satuan pelayanan (korsatpel) UUPKB Samboja, berharap seluruh proyek yang dibangun bisa selesai sesuai jadwal. “Apalagi Pak Kabalai dan Pak Wisnu sudah sering monev. Sehingga, bangunan fasilitas lain perlu diselesaikan termasuk musala dan taman serta lampu,” ungkap Yunita.
Bahkan, Yunita dan Ari Tulus pun sempat melihat akses jalan dalam lintasan pemasangan bronjong. Karena, itu sangat krusial. Bronjong dipasang tetapi juga warga bisa melintas karena aksesnya masih terbuka.
Sidak lainnya juga dilakukan Muiz dan Wisnu. Saat itu, pulang dari UPPKB Samboja langsung menuju UPPKB Karangjong yang nanti akan dipindah ke UPPKB Samboja. Hanya, Muiz mendapatkan pegawai di UPPKB tidak full di tempat.

Muiz juga sempat membuka-buka buku mutasi dan berbincang dengan salahsatu pegawai dan petugas keamanan (security).
“Jika pergantian sifht harusnya ketika sudah datang baru boleh pulang. Dan, komitmen ini harus dijaga karena tidak enak, kantor pelayanan tetapi minim petugas,” kata Muiz kepada M Soleh, Korsatpel UPPKB Karangjoang yang menyebut, jika pertukaran shift itu baru saja dilakukan dan tak lama sejumlah petugas datang. (gt)