TINTAKALTIM.COM-Hari Minggu (20/10/2019), warga RT 39 yang dipimpin ketua RT Siti Zuleha yang biasa disapa ‘Mbak Ipon’ kembali kerja bakti membersihkan lingkungan. Tentu harapannya lingkungan bersih dan sehat.
Pukul 08.00 Wita, warga mulai berdatangan. Terlihat ketua RT sudah duluan tiba bahkan menyapu sejumlah lokasi. Seluruh warga mendapatkan undangan yang dibagikan ketua RT untuk kerja bakti. “Pokoknya yang kerja bakti masuk surga. Sepele tapi pekerjaan mulia,” komentar mantan ketua RT 39 Samuel yang tak pernah absen kerja bakti.
Enak dong masuk surga? “Lah iya toh. Bisa silaturahmi, panjang umur terus dapat makan, membersihkan lingkungan. Kan baik-baik semua, jadi kebaikan itu balasannya surga,” jelas Samuel membuat arti ‘masuk surga’ itu ketika media ini menanyakannya.

Kerja bakti di RT 39, kemarin memang disuguhi snack. Ada bingka pisang, ada lemper, singkong, mageli atau orang Jawa biasa menyebut lentho. Terus minumnya kopi dan teh. Samuel menyebut, kerja bakti itu nggak harus kerja. Datang langsung makan juga tak masalah. “Kerja bakti itu sarana saja untuk ngumpul tetangga, minimal ‘setor muka’ lah. Kalau memang sebagai warga.
Warga silih-berganti berdatangan. Sejumlah sudut kompleks perumahan dibersihkan. Ada yang nyapu, mencangkul sampai mengangkut pasir dan semen. Terlihat juga ada Ketua Masjid Asyi-Syifa H Rahmadi. Juga, rombongan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STAI Ibnu Khaldun ikut berbaur bersama warga. Mereka usai kerja bakti dapat ‘siraman rohani’ sekaligus mendapat ilmu bagaimana membuat skripsi oleh H Nursalim, ketua pembina masjid. “Ayo cicipi dulu makannya sudah disiapkan Bu RT,” teriak H Rahmadi mengajak peserta kerja bakti berkumpul karena hujan mulai turun.

Yang menyapu dan mengangkat sampah akhirnya merapat di dekat pendopo.Berkumpul karena di situ ada sarapan. “Hujan ngopi dulu,” kata H Natta yang sejak awal menyapu sejumlah tempat.
Pemandangan lainnya, ada warga yang mengisi absen. Bu RT memang menyiapkan absen, jadi mudah dicek siapa-siapa saja yang sekian lama tak pernah kerja bakti. “Absen saja, kita masih toleransi yang nggak datang kok. Sebab, ada yang punya kegiatan. Warga kita kan ada yng hajatan pernikahan anak. Mereka ada yang jadi saksi,” kata ketua RT Ny Ipon.
Harapannya kata Ipon, kerja bakti itu wujud bertetangga. Keluar rumah bertemu tetangga itu bisa bercerita sambil bekerja membersihkan apa saja. Tak harus serius kerja. Intinya silaturahmi. “Nyapu dan membersihkan kawasan yang terlihat kotor saja. Nggak ada paksaan. Tapi kalau sudah di BTN bertahun-tahun nggak kerja bakti ya, silakan nilai sendiri,” kata Ketua RT 39 memberikan pertanyaan yang warga lainnya diminta mencari jawabannya.
Sontak Samuel pun menilai, kalau kerja bakti itu bagus. Sebenarnya nilai utamanya silaturahmi. Bisa bercerita yang baik-baik dan sharing pengalaman. Datang saja sudah cukup baik. “Kita bisa saling memberi informasi. Betul kan,” kata Samuel ketika berbincang dengan media ini.

Karena hujan masih mengguyur, maka suasana kerja bakti dimanfaatkan untuk bercerita. Samuel lalu menceritakan temannya sakit kanker dan dikirmin kayu bajakah. “Dia kanker payudara, sudah saya kirim dua kali kayu bajakah. Katanya kankernya mulai hilang,” cerita Samuel yang tak menjelaskan siapa yang kena kanker payudara itu? Siapa ya om.
Kayu bajakah adalah tumbuhan khas Kalimantan Tengah yang dikatakan bisa menyembuhkan sakit kanker payudara. Kayu bajakah ditemukan mahasiswa dan diuji di laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Hasilnya, akar bajakah terbukti mengandung antioksidan yang berlimpah dan bisa menjadi penyembuh kanker. “Jadi kayu dikeringkan dan setelah itu ditumbuk hingga menjadi bubuk serta rebus dan airnya diminum,” cerita Samuel menjelaskan kayu bajakah itu.
H Nursalim yang ada di hadapan Samuel lalu menambahkan. “Di Balikpapan ada dijual di Shopping Kebun Sayur. Tapi saya nggak tahu itu asli atau tidak,” kata Nursalim yang membuat H Natta merasa heran karena baru dengar sebutan kayu bajakah itu,

Tak hanya kayu bajakah, Nursalim juga bercerita bahwa daun kelor sekarang sudah ‘dipatenkan’ dan jadi obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan obat diabetes. “Iya tapi cara mengolahnya bagaimana belum tahu,” kata Nursalim. Tapi, informasi Nursalim jadi menarik di kegiatan kerja bakti itu.

Sharing lainnya juga kaitan infaq atau kegiatan sosial. Hj Yatti, tiba-tiba membawa kotak yang ada tulisan KIP (Komunitas Insan Peduli) Sedekah Seribu Sehari. “Ini nanti uangnya diberikan pada kaum dhuafa,” kata Hj Yatti dan Bu RT. Karena ada ‘uang kecil’, penulis dan Samuel pun mengisi toples yang berisi uang itu.
“Nah ini ada uang, nyumbang juga supaya masuk surga,” ujar Samuel. Itulah indahnya kerja bakti. Bisa sharing pengalaman dan lainnya. Jangan lupa kalau diundang Bu RT kerja bakti waktu mendatang datang yo, jadi bisa saling sharing. So! Bersih dan Aman lingkungan RT 39 Margomulyo. (git)