TINTAKALTIM.COM-Indonesia menang saat berlaga di semifinal Piala AFF kontra Malaysia. Kemenangan 1-0 juga disambut senang warga BTN Gunung IV RT 39 Kelurahan Margomulyo. Sehingga, suasana batin itu larut dan tercermin saat kerja bakti di lingkungan.
Jadwal gotong-royong atas undangan ketua RT-nya Neneng Zulaiha. Ia juga ikut kerja bersama warga. Bapak-ibunya pun datang sesuai jadwal yang di-share di group RT pukul 07.30 Wita. Tampak juga mahasiswa-mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Mulia (UM) Balikpapan.
Semua halaman disisir. Ada yang bergerak lewat menyapu, memotong dahan, menggotong sampah dan menebang pohon hingga menyiangi ilalang. Energi positif warga penuh kerja tanpa imbalan jasa.
Sikap tolong-menolong muncul. Ada yang datang tangan kosong, tetapi ikut juga menolong. Dress code pun beragam ada yang ‘paripurna’ alias lengkap safety-nya seperti dr Ahyar yang mengenakan sepatu bots, sarung tangan sampai masker.
Termasuk juga Pak Ali yang tampil meyakinkan dengan botsnya. Dan, Bu RT-nya pakai merah-putih, seolah ikut merayakan kemenangan Indonesia vs Malaysia.
Mereka berpencar, seluruh sudut lapangan jadi bersih. Satu per satu sampah dikumpul di suatu tempat. Dan, kerja bakti itu pun berubah jadi nuansa silaturahmi antarwarga.
“Kita sekalian saja pasang umbul-umbul dan bendera merah putih. Supaya tak kerja dua kali,” kata Neneng Zulaiha yang biasa disapa Bu Ipon terlihat mempersiapkan ‘gumpalan bendera’ yang keluar dari tempat penyimpanan.
Neneng mengajak warga memasang bendera itu, karena Kota Balikpapan juga daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN). Di mana, Bendera Pusaka yang akan dikibarkan pada perayaan 17 Agustus 2024 di IKN, melewati Balikpapan dan tiba pada 10 Agustus 2024 akan dikirab ke IKN via tol.
Bendera Pusaka itu, biasa dikibarkan di Istana Negara. Dan itu, bendera Indonesia pertama yang dibuat oleh Fatmawati, istri Presiden Soekarno karena dikibarkan pada 17 Agustus 1945.
Tetapi, edaran Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME, pengibaran bendeera di halaman rumah, perkantoran, sekolah dan lingkungan mulai 1-31 Agustus 2024. Dan kompleks BTN RT 39 mengawali pemasangan itu lebih awal.
“Kita cinta negeri. Dan mumpung hari libur jadi pasang umbul-umbul Agustusan dan bendera sekarang,” kata Neneng. Di bagian tengah, terlihat Iwan Iman, Nursalim, Yoni, Rudi, Mas Anto sibuk bahkan mencari tiang dari bambu yang harus dipotong dan ‘disiangi’ dulu.
Sedang, Adi Rachyudi seolah in action memberi hormat ke umbul-umbul merah putih di tengah lapangan. “NKRI Harga Mati. Merdeka,” teriak Adi sambil tersenyum.
BURJO-BURDO
Sekitar pukul 09.10 Wita, sebagian warga rehat dari kerjanya. Menuju gazebo karena di sana ada disiapkan konsumsi. Ternyata, ada suguhan bubur kajang ijo (burjo) dan bubur Manado (burdo). Tentu, ini dari karya tangan cook alias juru masak Bu Siswanto.
“Saya buat bubur dikurangi. Bangun pukul 3.30 Wita, cuaca agak hujan. Khawatir buat banyak nanti hujan deras nggak jadi kerja bakti,” kata Bu Siswanto, yang tak hanya jadi cook tetapi menyajikan, melayani hingga mengambilkan warga yang kerja bakti.
Bubur ada di panci, tetapi di tempat itu ada ikan asin, sambal hingga tempe goreng. Ces-pleng rasanya. Rasa daun wanginya dan sayuran enak sekali.
Menyala pokoknya dan media ini pun tambah 2 piring. Dan, Bu Narta ikut membantu pembuatan itu kendati baru datang ke rumah Bu Siswanto usai salat Subuh.
POHON BRASIL
Di bagian lain, terlihat dr Ahyar, Yoni, Rudi dan Hendra Ahok Winardi masing-masing menanam bibit pohon dan memangkas daun salam.
“Wah ini bisa menurunkan darah tinggi (hipertensi) juga menurunkan gula darah, kolesterol. Direbus lalu diminum airnya,” jelas Bos Ali yang dibenarkan Nursalim yang memang expert di bidang apoteker.
Di bagian ujung, dr Ahyar menanam bibit tabebuya yang katanya pohon asal Brasil. Dan bentuknya mirip pohon sakura yang belakangan ramai ditanam di sudut-sudut dan jalanan perkotaan di Surabaya dan Jakarta.
“Ini pohon bisa sampai 6-8 meter ketinggiannya. Bagus untuk peneduh dan penghias jalan. Intinya dari Brasil gitu,” jelas dr Ahyar dibenarkan ‘juragan pupuk’ Yoni Supriyono.
Di bagian rehat lainnya, ada Edo dan Haidir. Perbincangan kedua warga ini menarik yakni kaitan sertifikat tanah. Keduanya memang dikenal ‘ahli pertanahan’ dan biasa menyelesaikan ragam sertifikat tanah.
Sementara, Prayitno suami Hj Yati yang disebut ‘ahli elektronik’ ini bersedia untuk menyiapkan nonton bareng (nobar) lagal final Piala AFF di lapangan.
“Wong infocus-nya ada dan layar tinggal tembak ke dinding selesai. Saluran tv-nya apa. Saya baru cari analog ada 12 channel. Moga nanti bisa kita setting,” jelas Prayitno.
Di bagian akhir, H Rahmadi mulai berulah cara Banjar. Ia membawa pais pisang. “Nah ini ada pantunnya. Pais pisang pais gumbili. Hati pusang merasa ingin babini lagi,” katanya.
Tapi, media ini menambahkan dan menimpali juga dengan pantun: Pais Pisang Pais Gumbili, Merasa Ditagih Utang tapi Telinga Jadi Tuli.
Agus sang ‘arsitek bola’ pun cerita kaitan Indonesia. Ia menganalisa kemenangan Indonesia versus Malaysia terletak pada perubahan tak-tik Indra Syafri sang pelatih. Akhirnya lewat gol yang dicetak Buffon.
“Waktu itu pelatih mengganti dua pemain Figo diganti Arlyansyah dan Akrhan Kaka diganti Risky. Formasinya 3-4-3. Dan akhirnya gol. Hebat Indonesia,” urai Agus sambil menikmati burjo dan burdo. Dan, warga yang ikut kerja bakti kali ini 23 orang sesuai absen. Salam Sehat dan Silaturahmi. Joss. (gt)