TINTAKALTIM.COM-Masalah tingginya tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) yang jadi momok PDAM se-Indonesia, kini membuat PDAM Balikpapan harus bersikap cepat. Bekerjasama dengan Maynilad Water Filipina, menggelar workshop NRW yang diikuti 9 PDAM se-Kaltim.
“Kami sangat serius untuk menurunkan NRW. Sebab, ini punya korelasi terhadap peningkatan pelayanan distribusi air bersih dan juga pendapatan,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Balikpapan Haidir Effendi saat launching sekaligus membuka workshop NRW, Selasa (7/10) di Aula Graha Tirta PDAM Balikpapan, Jalan Ruhui Rahayu.
Dari catatan Haidir, target rata-rata nasional NRW 20 persen, saat ini masih banyak PDAM yang NRW di angka 33 sampai 40 persen. Sehingga, pengurangan NRW menjadi wajib bagi seluruh elemen PDAM. “Bukan hanya direksi tetapi seluruh departemen atau divisi di internal PDAM dan pelanggan. Karena ini kerja jangka panjang,” kata Haidir
Disebutkan Haidir, kerjasama dengan Filipina merupakan dukungan dari Asian Development Bank (ADB) yang memang concern dengan bidang air minum serta sanitasi. ADB berkeliling ke PDAM-PDAM se-Indonesia termasuk ke PDAM. “Jadi kita bersyukur PDAM Balikpapan juga mendapat dukungan dari ADB ini, sehingga Filipina dapat mengajar kita masalah NRW dan DMA,” tambah Haidir.
Disebutkannya, pengurangan NRW dapat memberi implikasi terhadap tambahan pendapatan dari hasil air yang terjual. Juga mengurangi sambungan illegal dan meningkatkan pelayanan pelanggan. “Itu satu kesatuan dengan teknologi DMA, sehingga manajemen tekanan dapat diatur di tiap-tiap zona,” ujarnya.
Secara sederhana kata Haidir, pelanggan agar mendapatkan informasi lebih mudah bahwa NRW itu jika digambarkan adalah kehilangan fisik dan non fisik. Jika fisik ya kebocoran pipa yang sering terjadi, sementara yang non-fisik misalnya ketidakakuratan meter pelanggan, data water meter maupun sambungan illegal. “Peran pelanggan yang saya maksud itu adalah jika ada water meter yang tidak akurat dapat menghubungi PDAM,” ujarnya.
Secacara sederhana, NRW adalah setara dengan jumlah total air yang mengalir ke jaringan distribusi air minum dari sebuah Intalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) PDAM Balikpapan, dikurangi jumlah air yang resmi menjadi rekening dari pelanggan.
TEKNOLOGI DMA
Menurut Haidir, teknologi District Meter Area (DMA) punya korelasi terhadap penurunan NRW. Karena, melihat sistem zona secara keseluruhan. DMA juga berfungsi untuk pembagian zona distribusi air minum. Dengan pembagian zona tersebut diharapkan akan memudahkan dalam memantau indikasi kebocoran pada pipa air yang kaitannya dengan NRW. “Kami secara perlahan sudah memiliki DMA hanya perlu ditingkatkan. Maka workshop ini juga salah satu langkah kita untuk melakukan evaluasi,” ungkap Haidir
Dalam workshop dibahas secara detail. Misalnya bagaimana elemen commercial losses dan cara mengatasinya. Juga bagaimana cara mengestimasi volume kebocoran dan biaya pemeliharaannya. “Ada juga diskusi tentang manfaat implementasi strategi DMA. Dan peserta juga akan melakukan site visit untuk melihat bagaimana deteksi kebocoran itu. Jadi workshop ini sangat bermanfaat. Makanya, kami menggajak PDAM se-Kaltim untuk bergabung. Ya bagian dari transfer knowledge,” tambah Haidir.
Acara workshop penurunan NRW itu pemberi materi adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (Tata Sumirat), Rodora (Executive Director Maynilad Water Academy. Dan dijadwalkan pagi ini melakukan kunjungan lapangan, sehingga deteksi mengetahui bagaimana fungsi DMA dan penurunan NRW dapat diketahui secara maksimal. (git)