TINTAKALTIM.COM-Kendati launching (peluncuran) secara operasional sudah berlangsung 4 hari, tetapi Kapal Motor Penumpang (KMP) atau Fery Tranship Indonesia menandainya secara resmi dengan syukuran dan berdoa bersama. Kapal ini berlayar dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau ke Penajam Paser Utara (PPU) pulang-pergi (PP). Dan syukuran dilakukan di Rumah Makan Ayam Tuti (Cafe) kawasan Kompleks Wika
Syukuran sederhana dengan pemotongan tumpeng dan pembacaan doa dihadiri Kepala Seksi Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara Octavioano Rachman Achirman SAp (Nano), Kabag Operasional PT Jasa Raharja Kaltim-Kaltara Masril Hulima dan stafnya Bram, juga sejumlah operator yang melintas jalur Pelabuhan Kariangau-PPPU yakni PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Balikpapan (Rachmat ) INFA (Taufiq), PT Dharma Lautan Utama, Andri Irawan, PT Jembatan Nusantara (Heru Chaya), PT Pasda Dana Sundari (Nasution), PT Bahtera Samudra (Dody Haersah), Dirut PT Tranship Indonesia Ulumuddin Rady dan team, PT Jasa Raharja Putra dan undangan lainnya.
Menurut Ulumuddin, syukuran sebagai langkah untuk berserah diri kepada Allah karena bisnis pelayaran banyak tantangan. “Tranship akan mengikuti regulasi selama proses berlayar dilakukan. Semoga berkah dan rezeki melimpah,” kata H Ulumuddin.
Ia mengatakan, pola apa saja dilakukan tetap ikut. Apalagi regulator BPTD Kaltim-Kaltara sekarang juga cukup intens melakukan pola pengawasan. “Doa kita juga semoga covid-19 segera sirna. Sebab dampak covid-19 sangat punya efek terhadap bisnis pelayaran,” ujarnya.
Disebutkan H Ulumuddin, feri sangat tergantung dengan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Sebab itu juga mengatur cost operational. “Kalau bukan BBM subsidi, hancur usaha kita,” kelakar H Ulumuddin.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Kota Balikpapan Dony Haersah mengatakan, kehadiran PT Tranship Indonesia menambah pola pelayanan di Pelabuhan Kariangau. “Kita ingin bisnis dijalankan secara sehat. Sebab, tidak mudah mengelola bisnis pelayaran. Dan selamat untuk PT Tranship yang sudah operasional,” kata Dody.
Harapannya, seluruh operator tetap kompak dan sinergi untuk menjalankan bisnisnya. “Terkait pola pengaturan itu tergantung kesepakatan operator dengan regulator. Intinya, semua sama-sama memberikan solusi terbaik,” ungkap Dody.
Kehadiran PT Tranship Indonesia menambah jumlah operator yang melayari Pelabuhan Kariangau ke PPU. Secara administrasi sangat memenuhi syarat. Sejumlah pihak ada yang menilai, dengan kondisi ekonomi yang belum stabil, dikhawatirkan menimbulan ‘rivalitas yang tidak sehat’.
Apalagi load factor jalur Kariangau-PPU belum terlalu tinggi. Sebab total sudah 7 operator melayari jalur penyeberangan Kariangau-PPU yakni PT ASDP Indonesia Ferry, PT Dharma Lautan Utama, PT Sadena Mitra Bahari, PT Jembatan Nusantara, PT Pascadana Sundari, PT Bahtera Samudra dan PT Tranship Indonesia.
“Kalau soal revenue tentu ada strategi. Jangan sampai menimbulkan kegaduhan lagi. Karena akan merugikan sisi pelayaran. Sebab, ini soal omzet yang dipatok masing-masing operator, sementara kuenya kecil,” ujar sejumlah pihak yang enggan disebutkan namanya. (gt)