TINTAKALTIM.COM-Menggali potensi dan sharing kaitan pengentasan kemiskinan dengan mengangkat derajat mustahik menjadi muzakki, rombongan DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) belajar ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Balikpapan, Kamis (13/10/2022).
Rombongan diterima Ketua Baznas Balikpapan H Abdul Rosyid Bustomi SPdI dan unsur wakil ketua masing-masing Drs Imam Waros (Wk Ketua I Bidang Pengumpulan), Drs Semauna (Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan), Anwar Arifin Pinem SP ME (Wakil Ketua III Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan), Drs HM Jailani MSi (Wakil Ketua IV Bidang Administrasi, SDM dan Umum)
“Kami sharing bagaimana proses penggemukan sapi dengan mendatangkan H Muhyar (pendamping) kegiatan. Sebab, Kukar juga ingin menjalankan program penggemukan sapi yang dikhususkan warga mustahik (penerima manfaat),” kata H Bustomi menjelaskan kunjungan DPRD Kukar itu.

Menurut Bustomi, Baznas Balikpapan sebenarnya belum jadi tolok ukur (benchmark), karena sapinya belum banyak dikembangkan yang diperuntukkan kesejahteraan kelompok tani. Hanya, penerima manfaat sudah memaksimalkan program yang diberikan Baznas Balikpapan sehingga jadi penghasilan.
“Kukar menggangap Baznas Balikpapan berhasil. Makanya kita sharing ke mereka kaitan bagaimana proses penggemukan itu,” ujar Bustomi.
Jajaran DPRD Kukar yang ‘belajar’ ke Baznas Balikpapan adalah Baharuddin SE (Ketua Komisi IV), Syarifuddin S Sos (Wk), Ir H Abdul Wahab Arief SE MM, Hamdan AMd, Agustinus Sudarsono Amd (anggota)

Ditambahkan Bustomi, program penggemukan sapi yang diperuntukkan petani yang tidak mampu (mustahik), pengawasan dan pembinaan dilakukan Baznas Balikpapan. Awalnya 5 sapi berkembang jadi 10 sapi dan sekarang sudah 60 sapi lebih yang ada di kawasan Balikpapan Timur.
Program penggemukan sapi Baznas Balikpapan kata Bustomi terus dikembangkan. Bantuan sapi dari Baznas dikelola kelompok tani. “Sekarang sudah hampir 13 petani yang mengelola penggemukan sapi. Dan sapi yang sudah gemuk, dijual saat Idul Adha. Sehingga, setiap tahun ada margin keuntungan yang diperoleh petani itu,” ungkap Bustomi.
Sapi yang dijual, kata Bustomi harus dibelikan sapi lagi. Jumlahnya harus 5 ekor dan dikembangkan ke mustahik lainnya. “Kita ingin bantuan Baznas itu jadi program mustahik produktif kelola ternak. Sebab, sapi setiap tahunnya saat Idul Adha dicari pembeli untuk kurban,” ungkapnya.
Dari informasi yang diterima dari rombongan DPRD Kukar, ada ratusan bahkan ribuan sapi yang akan dikelola. Tetapi, tidak maksimal, makanya Kukar belajar ke Baznas Balikpapan bagaimana metodenya.
“Sumbangan sapinya ada, eh katanya tinggal tampar-nya (talinya). Dan itu terungap saat diskusi,” kata Bustomi yang pernyataan itu membuat tawa seisi ruangan baik dari rombongan DPRD maupun Baznas Balikpapan.
Disebutkan Bustomi, rombongan DPRD Kukar bertanya apa tips dan resep sehingga proses penggemukan berjalan baik. “Saya sampaikan modalnya kejujuran dan kerja keras. Dan yang sudah pendapatan baik harus menjadi muzakki,” kata Bustomi.
PROGRAM ZCD
Sementara itu H Jailani menambahkan, dalam pertemuan itu disampaikan Baznas Balikpapan melakukan Zakat Community Development (ZCD) lewat pemberdayaan masyarakat dengan interaksi aspek dakwah dan pengembangan ekonomi.
“Program penggemukan sapi Baznas Balikpapan itu juga meningkatkan pendapatan yang sistemnya mata pencaharian masyarakat sifatnya berkelanjutan dan itu masuk dalam program ZCD. Makanya sapi-sapi itu harus dikelola dengan baik,” ujar Jailani
Menurutnya, di daerah lain penggemukan sapi juga ada dilakukan baznas, hanya proses pendampingan tidak berjalan. Sehingga, ada yang dijual sapinya sebelum proses penggemukan dilakukan.
“Kita berterimakasih dengan pendamping sapi-sapi itu. Sebab, ini bertujuan untuk mengangkat derajat mustahik menjadi muzakki,” kata Jailani yang menyebut, program penggemukan sapi untuk mengentas kemiskinan itu sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 oleh Baznas Balikpapan dan akan terus ditingkatkan. (gt)