TINTAKALTIM.COM-Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (TMB) optimistis di tahun 2023, layanan air minum untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat dicapai sekitar 3.000 sambungan rumah (SR). Sehingga, seluruh divisi harus bekerja keras untuk merealisasikannya.
“Itu sudah jadi komitmen kita semua. Apalagi merupakan program Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME yang juga selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) di PDAM. Makanya, pemetaan dan dukungan dari divisi diperlukan,” kata Plt Dirut PDAM Balikpapan Agus Budi Prasetyo menjelaskan program MBR di tahun 2023 itu.
Dikatakan Budi, MBR 3.000 itu optimistis dapat dikerjakan, karena kapasitas air baku digenjot lewat pembenahan jaringan. Salahsatunya juga mapping kaitan bagaimana menurunkan angka kehilangan air atau non-revenue water (NRW).
“Karena memang itu yang terus kita lakukan kajian. Termasuk dalam rapat tinjauan manajemen (RTM) di internal direksi dan dewas,” ujarnya.
Di tahun 2022, Walikota meresmikan sekitar 1.500 MBR gratis yang secara simbolis dipusatkan di Kelurahan Klandasan Ilir. Acara saat itu dihadiri lengkap direksi dan dewas serta pejabat Pemkot Balikpapan di antaranya Sekda H Muhaimin ST, Adi Supriadi (dewas), Plt Dirut Agus Budi Prasetyo, Direktur Limbah Anang Fadliansyah, Direktur Umum (Dirum) Noer Hidayah (Nunu), Kabag Hublang Abdul Ramli dan warga sekitar Klandasan Ilir.
Disebutkan Budi, program MBR merupakan hibah air minum perkotaan yang didanai dari APBN 2023. Dan pemberian hibah atas syarat kinerja PDAM yang terukur (output based) tujuannya meningkatkan akses air minum layak bagi MBR.
“Kriteria diatur pusat, bukan PDAM. Makanya, ini yang kita perjuangkan nanti ke pusat bersama teman-teman direksi dan dewas,” ujarnya.
Sementara itu anggota Dewas PDAM Adi Supriadi menegaskan, bahwa MBR gratis 3.000 di tahun 2023 harus direalisasikan. Karena saat ini, pihaknya terus menggenjot pelayanan dan melakukan penurunan NRW.
“Kami terus berupaya maksimal bagaimana NRW turun. Sebab, diakui ada yang over supply dalam kapasitas air baku. Tetapi, Alhamdulillah di tahun 2022 sudah ada penurunan 4 persen. Ini memberi kontribusi pada pendapatan laba operasi PDAM,” jelas Adi Supriadi.
Disebutkannya, langkah untuk perbaikan jaringan juga sudah dilakukan dengan terus melakukan evaluasi dengan direksi. Karena, jaringan juga memberi kontribusi kebocoran fisik dan pada gilirannya, air yang harusnya bisa dialirkan ke masyaraka terbuang.
“Selain kebocoran fisik, kita juga membenahi bagaimana kehilangan air non-fisik. Karena, ini juga terkait dengan NRW. Kuncinya NRW menurun, maka air baku tersedia dan MBR di tahun 2023 dapat direalisasikan,” ujar Adi Supriadi. (gt)