TINTAKALTIM.COM-Sejumlah satuan pengamanan (satpam) yang juga pengurus Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) mengikuti uji kompetensi Gada Utama yang berlisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PP Polri di Asrama Haji Batakan, Minggu (1/9)
Mereka meningkatkan kemampuan yang dibuktikan lewat kepemilikan sertifikasi profesi yang akan dipergunakan sebagai syarat pula untuk rekrutmen tenaga pengamanan (satpam) melalui Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) PT Bina Multi Cipta Indonesia (BMCI).

“Sebenarnya uji kompetensi ini diikuti direksi dari BMCI yang nanti mereka juga jadikan persyaratan perpanjangan Surat Izin Operasi (SIO) yang akan berakhir masa berlakunya,” kata asesor LSP PP Polri Ambar Kisfandari yang ditemui di sela-sela melakukan uji kompetensi tingkat Gada Utama di Asaram Haji.
Dalam uji kompetensi gada utama itu, diikuti sejumlah pengurus BMCI yakni Dirut Tri Tohiroh atau Terry, Nursam dan lainnya berjumlah 4 orang. Mereka direksi yang memang dituntut memiliki kompetensi dan harus paham skema dalam gada utama.
Dijelaskan Ambar, setiap peserta (asesi) mendapat 7 unit materi yang diujikan untuk gada utama seperti menentukan tingkat risiko keamanan dan kerawanan keamanan sampai membuat manajemen tanggap darurat.

“Mereka yang sudah mengantongi sertifikat gada utama, maka jadi pembuktian bahwa mereka ahli manajemen pengamanan secara profesional,” kata Ambar yang pernah dinas beberapa tahun di Kota Balikpapan ini.
Bagi direksi atau pengurus BUJP yang ikut uji kompetensi, maka mereka tentu harus berpengalaman sehingga mengikuti fortopolio jenis kompetensi yang sudah ada dari sisi keahlian ditambah wawancara.
“Semua diatur pula di dalam ketentuan Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) yang rujukannya pun pada bidang profesi yang mengikuti Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang jasa pengamanan,” kata Ambar.

Diakui Ambar, terkadang ada BUJP yang memiliki direksi baru yang bisa ditunjuk dari pihak keluarga, hanya biasanya masih level fresh graduate atau lulusan baru sehingga haru diasah skill atau kompetensinya.
“Jika itu ada, maka LSP menggunakan metode uji kompetensi dengan pola Daftar Instruksi Terselusur dan mereka biasanya membuat perencanaan dalam presentasi maupun denah pengamanan,” kata Ambar
Dicontohkan Ambar, misalnya bidang pengamanan di jaringan tenaga listrik (PLN), maka dalam uji kompetensi itu peserta harus membuat identifikasi kerawanan area kerja. Lalu membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diikuti oleh seluruh yang telibat dalam industri kerja dan standa pengamanan.

“Termasuk membuat rencana pengamanan bagaimana cara bertindak dan alat apa saja yang digunakan. Inilah tingkat gada utama. Sebab, mereka juga penentu kebijakan (decision maker) dalam perusahaan bidang pengamanan,” jelas Ambar.
Sementara itu secara terpisah Dirut PT BMCI Tri Tohiroh menegaskan, uji kompetensi gada utama yang dilakukannya demi sertifikasi profesi dan menunjukkan bahwa BUJP itu qualified dan sesuai dengan jasa pengamanan termasuk membuat pelatihan.
“Jangan ada persepsi bahwa kalau uji kompetensi itu tidak linier dengan pendapatan atau kesejahteraan. Ini menyangkut kompetensi dan secara otomatis maka multiflier effect-nya ke depan juga kesejahteraan,” kata Tri Tohiro atau biasa disapa Terry.
Ia menegaskan, masih ada persepsi di kalangan satpam bahwa uji kompetensi itu tidak akan punya korelasi pada kesejahteraan. “Itu keliru, apalagi LSP yang jadi asesor juga bekerjasama dengan BNSP. Ini standardisasi internasional dan wujud kompetensi itu diimplementasikan lewat sertifikat,” kata Terry. (gt)