Penulis: Munir Asnawi
TINTAKALTIM.COM-Warga Tionghoa yang dipulangkan ke negeri China asal Balikpapan, Samarinda, Pontianak, Singkawang, Tarakan, Banjarmasin dan kota lainnya di Kalimantan punya andil membangun dan memajukan pembangunan Desa Bali di Kota Sanya, Hainan.
Mereka yang dipulangkan berangsur-angsur di tahun 1959 hingga awal tahun 1960-an itu, atas kebijakan PP 10 berbaur bersama warga Tionghoa asal Indonesia lainnya oleh pemerintah China ditempatkan di berbagai kota, termasuk pulau selatan, Hainan.
Di Hainan ada 2035 orang, mereka disuruh bertani dan berkebun dengan jenis tanaman sama dengan di Indonesia. Hasilnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Ada semacam penolakan warga Hainan pada mereka, karena warga Hainan tidak terlalu mengenal Indonesia, yang lebih dikenal pulau dewata, Bali. Maka jadilah desa warga Tionghoa yang pulang kampung itu dinamakan Desa Bali.
Ternyata hidup yang cukup lama di perantauan, budaya Indonesia mereka boyong serta ke negeri asal, mereka lestarikan di zona administrasi di Xinglong, di tenggara Hainan di Kota Sanya.
Mereka seolah berlomba memajukan kawasan Xinglong berbagi dengan 21 warga tionghoa dari berbagai negara yang juga dipulanglan ke China.
Hidup dari awal dan dari hasil banting tulang, Xinglong maju pesat. Hasil pertanian makin maju. Padi, coklat, kelapa, pinang, kopi dan lainnya tumbuh subur.
“Desa Bali ini, kini jadi unggulan destinasi wisata Sanya,” ujar guru yang mengaku penterjemah, Huang Shui Sien kepada rombongan.
Huang yang mengajar bahasa Indonesia kepada warga Desa Xinglung mengatakan, sudah banyak petinggi dan warga Indonesia yang mengunjungi Desa Bali walau baru dikelola sejak 2016 lalu.
“Ini karena ada nama Bali. Yang datang dari berbagai negara,” sebut dia.
Hasil pertanian dikelola dengan sangat baik. Jadilah hasil olahan kopi kelapa, coklat kelapa, kopi xinglung, kopi hitam manis, kopi pahit, kopi miks, teh hijau, teh hitam. Dibalut dengan kemasan menarik, maka naiklah harga penawarannya.
Bagi pengusaha kedai kopi alias coffee shop yang bertebaran di Balikpapan dan kota lainnya, cita rasa kopi Xinglung sungguh menggoda, mungkin mampu mengalahkan kopi di kape yang dijajakan di kota “beriman” Balikpapan.
Selain kopi dan teh, di Desa Bali juga banyak cemilan dari bahan baku kelapa, coklat dan kopi. Ada kue semprong, rangai dan halua cermi dan buah lainnya. Kue tradisional ini tentu sudah sangat akrab bagi kita. Tapi Desa Bali melambungkannya makin tinggi dengan harga spesial. (*)