TINTAKALTIM.COM-Usai salat Jumat, warga di kompleks perumahan BTN Gunung IV RT 39 Kelurahan Margomulyo ramai-ramai cek kesehatannya. Mereka memastikan apakah dirinya sehat. Langkah deteksi dini (screening) itu dilakukan lewat pemeriksaan kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Tentu, warga tak ingin ada risiko PTM. Sehingga, pelayanan gratis dari Puskesmas Margomulyo dimanfaatkan maksimal. PTM contohnya seperti penyakit diabetes, jantung, hipertensi dan lainnya.
“Ayo cek gula darah, tekanan darah, tinggi badan dan asam uratnya. Jangan sampai sering makan yang enak-enak terus tak terkontrol,” ajak Ketua RT 39 Margomulyo Neneng Zulaiha (Ipon) yang hilir-mudik meminta warga untuk cek kesehatan yang dilaksanakan di pelataran Masjid Asyifa, Jumat (13/9)
Ipon sebelumnya berkoordinasi dengan Ketua Masjid Asy-Syifa H Rahmadi. Informasi untuk deteksi dini (screening) PTM itu disampaikan pihak Puskesmas Margomulyo lewat surat yang ditandatangani Kepala UPTD-nya dr Dekrita Ria Hanani dan Rahmadi mengirim ke sejumlah WhatsApp (WA) group.
Tak hanya internal RT 39 tetapi juga ‘kompleks tetangga’ RT 38. Sehingga, informasi itu diketahui warga menyeluruh. Termasuk jamaah salat Jumat yang datang dari RT 40 Margomulyo.
Screening PTM dipimpin dr Aditiya Setyorini dibantu tim medis lainnya. Awalnya, dr Dekrita akan hadir, tetapi karena ada tugas lain, sehingga mempercayakan timnya untuk melakukan aktivitas yang bertujuan mengajak warga melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Satu per satu warga diperiksa. Sebenarnya pihak puskesmas tak membatasi usia. Tua-muda boleh yang terdiri kelompok masyarakat sehat dan yang berisiko. Dan ini merupakan kegiatan pembinaan kesehatan.
“Kita lakukan secara periodik, tentu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM,” kata dr Dekrita mengenai pemeriksaan PTM itu.
Petugas medis melakukan wawancara terkait kondisi warga. Ditanya riwayat penyakit, kegiatan aktivitas olahraga, kebiasaan makan sayur dan termasuk ada konseling dan edukasi.
Hasil screening ini diolah dan dianalisa kemudian disampaikan ke warga. Secara feedback hasil screening, diterima warga dalam bentuk tercatat. Lalu, apakah warga perlu edukasi untuk mencegah risiko PTM dan bisa ditindaklanjuti datang ke puskesmas.
Hanya, pihak puskesmas kali ini tidak mendatangkan apoteker, sehingga obat-obatan yang biasa disiapkan untuk penurunan hipertensi, asam urat ataupun vitamin yang diperlukan warga tak ada.
“Ada vitamin kah bu. Kalau ada saya minta,” tanya H Ali Akbar. Apes! Obat itu tak ada. “Kita hanya pemeriksaan kesehatan PTM saja pak,” ujar petugas.
NORMAL
Suasana pemeriksaan kesehatan PTM berjalan normal. Dimulai pukul 13.00 Wita, petugas cekatan dan cepat melayani warga. Dari pengukuran tinggi badan, dicatat petugas lalu diberi form untuk lanjut diperiksa gula darah, tekanan darah, kolesterol dan asam urat.
Media ini mengamati. Rata-rata bapak-ibunya saat diperiksa PTM hasilnya normal. Tak ada menunjukkan gejala prevalensi atau peningkatan kasus PTM di RT 39 dan lainnya.
Warga saat diperiksa, rata-rata menunjukkan angka-angka hasil normal. Untuk tekanan darah mayoritas dicapai hasil 120/80. Termasuk gula darah yang paling ditakuti warga jika tinggi. Sebab, jika berlebih maka penyakit diabetes mengancam
“Alhadulillah normal semua. Gula darah di bawah 100. Dan asam urat 5 saja. Ini boleh tambah,” kelakar H Ali Akbar. Guyonan Ali Akbar disambut H Nursalim. “Boleh saja tambah makan. Kalau tambah lainnya saya nggak ikut-ikut. Izin sama istri,” balasnya dengan senyum.
Ungkapan kata tambah itu, sering jadi candaan ‘kalangan bapak-bapak BTN’. Itu artinya boleh poligami. Karena, menganggap dirinya masih ‘tok cer’. Tapi itulah bapak-bapak, justru candaan itu membuat suasana pemeriksaan PTM jadi segar.
Hasil dari pemeriksaan PTM itu, bapak-bapak gembira. Karena, asam uratnya rata-rata di bawah angka 7. Kendati ada juga yang di angka 10. Hanya, ada pula yang hasil tekanan darahnya mencapai 130/80 yang dianggap masuk pre-hipertensi. Jika masuk hipertensi itu sudah mencapai 140/90.
“Tapi pre-hipertensi itu masih aman, kecuali mencapai 150 lebih. Hanya tetap dijaga pola makan dan selalu olahraga,” kata dr Dekrita yang dihubungi via aplikasi chat WhatsApp (WA).
Warga rata-rata berterimakasih kepada Puskesmas Margomulyo. Bu RT pun ikut mendorong agar bapak-ibunya selalu memeriksakan kesehatan sehingga bisa diantisipasi jika ada PTM.
“Awal memeriksa kok deg-degan ya. Tetapi semua hasilnya normal,” kata Hendra Ahok yang datang agak terlambat tetapi tetap semangat.
Dalam proses selama screening, semua tim medis lebih banyak memberikan saran-saran. Bagi mereka yang hasil PTM-nya tak normal, maka penting sekali mengendalikannya agar tidak terjadi komplikasi.
Antusias peserta sangat baik. “Peserta yang screening PTM rata-rata normal. Hanya, konseling kesehatan perlu kita berikan agar bisa melakukan tindakan dini,” kata dr Rini
Karena kontribusi PTM menurut dr Rini, itu terjadi karena berbagai faktor seperti pola makan yang tak sehat, minim aktivitas fisik (jarang olahraga) dan adanya riwayat kesehatan keluarga yang bisa jadi pemicu.
“Intinya, mawas diri dan mengubah gaya hidupnya dan mengikuti pola hidup sehat. Hanya yang paling penting olahraga,” kata dr Rini.
Akhirnya: pergi belanja mampir ke Jogya, lihat melati banyak yang mekar. Ayo warga terus berolahraga, agar tubuh selalu bugar. Trims, Puskesmas Margomulyo. (gt)