TINTAKALTIM.COM-Rapat koordinasi (Rakor) penyediaan dan peningkatan infrastruktur bidang transportasi darat yang dibagi tiga desk (meja), membahas usulan secara serius oleh tim. Hanya, rapat yang digagas Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim ini, belum masuk pada kepututan final, karena baru disepakati lewat berita acara (BA) yang harus diketahui Kepala BPTD Kaltim Renhard Ronald.

Tiga desk membahas usulan dishub kota-kabupaten ditambah bappeda itu, dimulai pukul 13.00 Wita pada Kamis (14/11) di Ballroom Hotel Harris Samarinda. Semuanya, harus mengikuti mekanisme pembahasan usulan baik perbaikan, bantuan teknis maupun usulan lainnya.

Ketiga desk itu telah dibagi personelnya oleh panitia dengan masing-masing koordinator yakni Desk 1, Koordinator Agung Wibowo (Kasi Prasarana BPTD Kaltim) terdiri dari Dishub Provinsi Kaltim, Dishub Bontang, Kubar dan Berau.

Sedang Desk 2, Koordinator Hendra Ayi Sonica (Kasi Sarana BPTD Kaltim) terdiri dari Dishub Samarinda, Kukar, PPU dan Mahakam Ulu dan Desk 3, Koordinator Ari Eko Tulus Kuniawan terdiri dari Dishub Balikpapan, Kutim dan Kabupaten Paser.
Semua usulan dicatat dan harus melengkapi aspek kesiapan kriteria (raideness criteria) seperti lokasi kegiatan, apakah masuk program nasional atau bantuan teknis (bantek) bahkan termasuk kelengkapan administrasi dan teknis.

Proses pembahasan berjalan produktif. Masing-masing dinas saling menyampaikan sejumlah masukan yang dijawab tim BPTD Kaltim terdiri dari seksi lalin, seksi prasarana, seksi sarana yang harus mendampingi di tiap-tiap desk
Usulan-usulan itu, ada yang baru tetapi ada pula perbaikan. Tentu, tim BPTD Kaltim mencatat seluruh usulan. Karena, harus dituangkan dalam berita acara (BA) dan diketahui Kepala BPTD Kaltim Renhard Ronald untuk dilanjutkan ke pusat
Rakor yang mengusung tema Sinergi Transportasi Darat Menuju Nusantara Baru, Indonesia Maju ini, berjalan penuh kekeluargaan. Desk 1 Agung Wibowo mengawal diskusi hingga akhir yang didukung Christian Natalia dan Alfian. Dan Agung menerima masukan dan usulan dari Bontang dan Kutai Barat.

Welly dari Dishub Bontang sempat bicara di forum. Ia sudah usulkan bus sekolah ke pusat tetapi ditolak. Hanya, itu dibantah Kabagren Sesditjen Hubdat Kemenhub Ferdy Trisanto Kurniawan yang katanya, bisa saja usulan itu ‘salah arah’.
“Hati-hati Pak Welly salah sasaran dan lewat calo, karena Ditjen Hubdat di tahun 2024 justru menyiapkan 150 bus sekolah. Saat rapat, kita mencari daerah mana lagi yang perlu. Rasanya aneh saja jika datanya tak masuk. Tolong nanti ditindaklanjuti kembali,” kata Ferdy.

Agung dan timnya di Desk 1 memang serius ‘melayani’ Welly dari Bontang. Harapannya, usulan itu juga dilengkapi dengan raideness criteria. Bukan itu saja, desk ini juga menerima usulan dari Dishub Kutai Barat
Di Desk 2 terlihat seru. Desk yang dipimpin Hendra Ayi Sonica ini ada usulan dan saran dari Suwito, Dishub Kutai Kartanegara. Di sesi awal, Suwito sempat menanyakan kaitan dana di Kukar APBD-nya memang besar tetapi untuk sektor perhubungan darat tidak masuk dalam domain mandatory spending atau pengeluaran negara yang sudah diatur UU.

Hanya, mandatory spending untuk bidang perhubungan itu sebenarnya menurut moderator rakor Sugito, bisa masuk dalam alokasi dana transfer umum (DTU) yang di dalamnya daerah bisa menggunakan 25 persen untuk fasilitas publik, infrastruktur dan lainnya.
Pembahasan di Desk 2 bergabung dari Dishub Samarinda, Kukar, Penajam Paser Utara (PPU) dan Mahakam Ulu. Di desk ini juga didampingi tenaga dari unsur lalin, sarana dan prasarana BPTD Kaltim yakni Bagus Ganteng, Thara Ulfa, Abdul Hamka. Mereka semua memberi penjelasan kepada peserta dari dishub-dishub yang tergabung di desk tersebut
“Kalau perbaikan halte sungai itu masuk Dana Alokasi Khusus (DAK). Sebab, sudah jenis perawatan,” kata Bagus Ganteng mengomentari usulan yang masuk.

Sedang di Desk 3, di sana Ari Eko Tulus Kurniawan dibantu Frenky, M Yazid dan Veronika Parthyastri Swastitanaya lebih cepat menyelesaikan penerimaaan usulan dari Balikpapan, Kutim dan Paser. Karena, setiap sharing dari sejumlah daerah dijawab tuntas oleh tim.
“Berita Acara (BA) penting dan nanti ditindaklanjuti lagi agar usulan yang masuk baik dalam bentuk bantek dan lainnya dilengkapi data teknis dan dokumennya,” kata Ari Tulus.
Secara keseluruhan, diskusi per desk itu berjalan maksimal. Kendati, ada daerah-daerah yang belum melengkapi dokumennya.
“Terimakasih kepada seluruh peserta dan panitia yang telah mendukung acara rakor. Sehingga, rakor ini bisa berjalan tepat waktu dan sukses. Tinggal nanti ditindaklanjuti saja pembuatan berita acaranya,” kata Hendra yang menutup kegiatan rakor itu. (gt)