TINTAKALTIM.COM-Era digitalisasi (digitalize) jajaran Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM harus cepat melayani pelanggannya. Kini, perusahaan yang berkantor di kawasan Ruhui Rahayu itu memiliki ruang khusus bernama Management Informasi System (MIS). Bahkan, ruang ini akan dilengkapi dengan command centre. Dan itu dilakukan re-launching karena sebelumnya peralatan itu sudah ada.
Command Centre adalah pusat kendali operasional untuk koordinasi dan pemantauan yang dilakukan memantau pengaduan pelanggan PDAM dan didesain satuan kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Direktur Utama (Dirut) PDAM Yudhi Saharuddin ‘berlari’ kencang untuk fokus pada pelayanan. Ia meminta seluruh direksi dan kepala bagian dan pegawai peduli terhadap peningkatan pelayanan pelanggan.
“Pak ini namanya Management Informasi System (MIS). Fungsinya meningkatkan pelayanan pelanggan via command centre. Ada sejumlah dashboard memberi informasi kondisi pengaliran air di Balikpapan secara real time dan akurat,” kata Yudhi kepada Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME sasat meninjau dan melihat aplikasi itu di ruang MIS PDAM, Sabtu (10/02/2024)

Walikota meninjau usai menghadiri acara HUT ke-127 Kota Balikpapan di Dome. Ia bersama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yakni Asisten I Sekkot Zulkifli, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Irfan Taufiq, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang juga Ketua Panhut ke-127 Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Hasbullah Helmi dan lainnya.

Sedang dari PDAM, Dirut Yudhi didampingi Direktur Teknik Nour Hidayah (Nunu), Direktur Umum Purnamawati SE dan sejumlah kabag yakni Kabag SIM Alfian, Kabag Hubungan Pelanggan (Hublang) Abdul Ramli, Manajer Produksi Ridha, Manajer Distribusi Rifyan dan lainnya.
Yudi dengan gamblang memaparkan fungsi MIS yang terkoneksi dengan command centre itu detail. Misalnya, ada jumlah pengaduan pipa bocor, pelanggan yang airnya ngadat hingga apakah pelanggan itu menunggak.

“Jadi ini ada data pengaduan pelangan dan setiap hari berapa jumlah pengaduan itu yang masuk. Lalu berapa yang diselesaikan dan berapa antreannya. Termasuk pengaduan selesai ditangani dan masih proses,” jelas Yudhi yang menunjuk aplikasi di big screen itu.
Walikota pun tak hanya diam. Ia berdiskusi dengan Yudhi dan direksi serta kabag lainnya. “Bagaimana mengetahui kalau mereka mengadu. Berapa hotline-nya. Ini harus bisa dijawab karena penting. Juga disosialisasikan agar pelanggan mengetahui,” pinta Walikota.

Yudhi lalu berkoordinasi. Ia meminta stafnya untuk menanyangkan hotline itu di layar. Baik lewat aplikasi WA maupun telepon biasa. Nomornya 081-620-0110 (WA) atau (0542)-878991-878992
RESPONS CEPAT
Walikota yang juga Kuasa Pemilik Modal (KPM) PDAM ini, terus meminta agar proses aplikasi itu bisa real time dan menjawabnya harus cepat (quick response). “Kalau melihat tagihan pelanggan bisa. Coba ditayangkan, misalnya milik Sudirman Dyayaleksana, menunggak atau tidak,” kelakar Walikota.

Sistem aplikasi itu diketik. Untuk mencari apakah Sudirman sudah membayar rekening air atau belum. Dan muncul, di dua alamat. “Lho alamat saya hanya di satu tempat, kok muncul dua tempat,” tanya Sudirman.
Lalu, Walikota pun terus berkelakar kaitan data itu. “Nah kebongkar ada ‘2 pos’. Maaf ya, saya jadi mengetahuinya,” kelakar walikota disambut tawa lainnya.
Hanya kata Yudhi, aplikasi MIS itu masih terus disempurnakan. Sebenarnya sejak tahun 2021 sudah ada, hanya belum dimanfaatkan maksimal. Dan, jika pelanggan ingin memanfaatkannya, bisa masuk ke alamat website www.tirtamanuntung.co.id

Aplikasi yang desainnya di bawah bagian teknik dengan penanggungjawab Dirtek Nour Hidayah dan sinkronisasi dengan bagian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini, sebenarnya bernama Supervisry Control And Data (Scada) atau sistem kendali produksi berbasis komputer untuk monitoring. Jika digunakan PDAM maka harus melibatkan internet of things yang visualisasi datanya lebih akurat
Menurut keterangan Manajer SIM Alfian, aplikasi itu terus dilakukan develop atau pengembangan. Misalnya data pengaduan pelanggan, bisa menjelaskan jumlah pengaduan yang masuk, jumlah antrean pengaduan, jumlah pengaduan yang selesai dan masih proses pekerjaan serta peta sebaran area pengaduan.

Di aplikasi itu secara teknis juga menjelaskan kata Alfian, kaitan data logger atau alat yang dapat mengukur dan merekam informasi debit air dan tekanan distribusi yang ada di jaringan pipa.
“Memang ini namanya Scada yang didalamnya bisa merekam semua kejadian di lapangan. Dengan adanya command centre dan dashboard pengaliran air, maka PDAM dapat meningkatkan kinerja dan efektivitasnya dalam menyediakan air bersih bagi pelanggan,” ujar Alfian.
Hanya kata Abdul Ramli, untuk menyelesaikan pengaduan, di Kota Balikpapan ada 5 tim yang bekerja. Dan itu sesuai zona pelayanan. “Kalau satu zona yang bermasalah, misalnya pipa bocor maka sering ada antre. Karena, petugas mengerjakan lainnya,” jelas Abdul Ramli.
Sementara itu Dirtek Nour Hidayah juga menegaskan, bahwa aplikasi yang seolah direvitalisasi lewat launching ini, akan terus disempurnakan. Sementara untuk mengukur kaitan produksi air.
“Nanti juga akan ada distribusi serta seluruh elemen yang berfungsi untuk memudahkan pelayanan lewat pembacaan data di lapangan. Tentu, aplikasi yang ditinjau walikota akan terus disempurnakan,” pungkas Nunu. (gt)