Catatan: Sugito *)
TINTAKALTIM.COM-Gaya berpikirnya linear. Basisnya penelitian, maklum ia seorang insinyur kehutanan jebolan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (Kalsel). Orang menyebutnya tak link & match dengan pekerjaannya dan kapasitas keilmuannya. Tetapi, ia punya spesialis teknologi informasi.
Faktanya, sekarang ia dapat mengubah tata kerja setelah naik ke ‘rantai komando’ kepemimpinan. Uniknya pemimpin media yakni Balikpapan Pos (Balpos), media cetak di bawah holding company Kaltim Post Group. Dia adalah Ajid Kurniawan S Hut dan biasa disapa Ajid yang sekarang jadi Dirut Balpos.
Saya menulis catatan ini, karena sahabat kentalnya. Juga paham sepak terjangnya. Berpikir linear-nya Ajid karena lebih analitis, rasional dan logis. Sehingga, dalam banyak situasi seperti itu diperlukan. Makanya, ia sering menggunakan untuk memecahkan masalah.

Ia berorientasi pada data karena kerangka berpikirnya yang diperkuat. Sehingga, Balikpapan Pos harus dipimpinnya dengan konsep leader itu.
Ajid bukan orang baru di media. Ia sudah ‘muter seperti gasing’ dalam perjalanannya membesarkan media. Karena sebelumnya, ia pun menjadi awak redaksi di Jaya Pos, anak perusahaan Kaltim Post Group yang akhirnya berubah-ubah nama.
Bahkan, beberapa tahun silam, Balikpapan Pos (Balpos) itu sejarahnya bernama Post Metro yang menjadi koran bercorak kriminal (news crime) dan Ajid ikut membidani media ini hingga beberapa tahun.
Tak berhenti di situ, ia harus diberi amanah untuk melakukan ekspansi Kaltim Post Group di Kabupaten Sampit, Ibukota Kotawaringin Timur di Provinsi Kalteng. Di sana ia membesarkan koran bernama Radar Sampit dan menjadi pemimpin redaksi (pemred).
Sukses di Sampit, Ajid mendapat amanah baru harus kembali ke Balikpapan. Berat hati sebenarnya, sebab koran yang ditanganinya maju pesat. Tapi, karena amanah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maka ikhlas dilakukan.
Di Balikpapan, ia kembali dipercaya untuk membuat tabloid bernama Kaltim Weekly dan berkantor di kawasan Jln Soekarno Hatta kilometer 4,5 Balikpapan. Sekarang sudah tutup.
Ia bersama dengan wartawan senior Bambang Djanu Isnoto yang sekarang bergabung di Jawa Pos. Bambang dipercaya tandem dengan Ajid, karena memiliki kualifikasi bidang hukum dan dikenal sebagai jurnalis yang desk liputannya di hukum dan kriminal. Sehingga, Kaltim Weekly saat itu dibumbui konten hukum tetapi coraknya umum.

Koran mingguan itu, tak bertahan lama. Karena, eranya sudah beranjak pelan ke digital. Sehingga, secara market sulit dikembangkan, apalagi harus berhadapan dengan saudaranya sendiri Kaltim Post Group. Itulah media cetak, tetapi bagi Ajid pekerjaan sebagai orang media harus tetap ditekuninya.
Dan, atas putusan CEO Kaltim Post Group H Ivan Firdaus SE, Ajid akhirnya harus kembali masuk gerbong Kaltim Post yang menangani keredaksian dan menilai redaksional berita karena menjadi dewan redaksi. Sepertinya, Ajid mengalami iddle capacity pada dirinya sendiri, karena kapasitasnya harus dikembangkan pada sisi leader.
Ia punya kualitas jurnalis yang bisa memimpin orang media. Sebab, cara berpikirnya apalagi sebagai orang media cetak itu tentu running news. Beda dengan media online, sehingga inovasi diperlukan.
Dan akhirnya, ia mendapat ‘anak tangga’ untuk didakinya dan dipercaya kembali oleh CEO Ivan Firdaus menjadi pimpinan Balpos.

Tetapi, ia sempat frustasi karena badai covid-19 menghantam yang juga implikasinya pada bisnis media. Dan Ajid harus ‘putar otak’ bagaimana Balikpapan Pos harus diselamatkan.
Apalagi, ia punya pekerjaan rumah (PR) besar yakni harus menyelesaikan gugatan eks wartawan Balpos yang nilainya nyaris Rp500 juta setelah Balpos kalah di pengadilan. Putusan gugatan itu jadi buah bibir di masyarakat, sebab memang sengaja disebarkan oleh wartawan.
Ajid tetap tenang. Dan, ia memastikan serta yakin bahwa badai pasti berlalu. Kerja kerasnya, ternyata membuahkan hasil yang didukung superteamnya.
Baru menjabat Dirut Balpos, ia mampu membayar sanksi yang harus dibayar atas gugatan eks wartawan Balpos belasan orang itu dengan nilai ratusan juta. Sepertinya Ajid percaya bahwa itu metafora dari bantuan tangan tak terlihat (invisible hand).
Sekarang di tangannya, Balpos pun bertranformasi di dunia daring atau digital di alamat website: www.balpos.com yang bisa diakses multi-platform dan e-paper lewat mobil apps android dan iphone. Bahkan, kemampuan informasi teknologi Ajid kini mengembangkan podcast bernama Podcast Bersama Balikpapan Pos (Pas Bos) yang bisa disaksikan live melalui kanal youtube Balpos Official yang membahas ragam masalah.
Sebagai pemimpin, Ajid memastikan superteam-nya bertanggungjawab dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ruang inspirasi dan memengaruhi selalu diberikan ke stafnya lewat meeting formal maupun informal.

Ia memberi keyakinan bahwa semua timnya harus luas juga sudut pandangnya untuk menghadapi tantangan baik secara psikologis dan emosional.
Dorongan spirit untuk berkembang ia berikan ke pegawainya yang masih setia seperti Edy Adha, Faisal Husein, Suyono, Nur Indri, Sardiana, Vicky, Roshan Fauzi dan kru-kru redaksi di lapangan yang juga di bawah dukungan komisaris Wiji Winarko.
Akhirnya, terus berjuang Balpos di zaman now ini. Sebab, mengacu pada buku Prof Rhenald Kasali, guru besar ekonomi Universitas Indonesia (UI) berjudul Tomorrow is Today atau memindahkan masa depan ke hari ini, bahwa untuk eksis menjadi leader itu harus melakukan inovasi yang mengubah produk yang bisa diakses secara digitalize (disruptif) berkelanjutan.
Catatan ini sebagai kado ultah ke-23 Balikpapan Pos pada Minggu, 1 September 2024. Selamat Ultah Balpos, ini bukan ultah perusahaan tetapi ulang tahun sebuah keluarga yang hanya tumbuh kuat dengan menghadapi segala rintangan. Sukses!**
*) Wartawan Senior