TINTAKALTIM.COM-Masyarakat dihebohkan adanya informasi yang menyebut bahwa BRI mengubah tarif transfer antarbank menjadi Rp150 ribu. Informasi itu diunggah di sosial media (sosmed) bahkan aplikasi WhatsApp (WA) beredar surat dengan logo PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) judulnya PENGUMUMAN.
Salahsatu yang menerima adalah Direktur Eksekutif Kadin Balikpapan Drs Rikmo Kuswanto MSc. Ia sempat terkejut, sebab biaya transaksi perubahannya sangat besar dari Rp6.500 per transaksi diganti Rp150 ribu per bulan.
“Saya ragu ini, apakah benar. Tetapi, jika memang kebijakan ini benar jelas BRI sangat membebani nasabah. Harus ditanyakan,” ujar Rikmo yang juga pengusaha UMKM di sektor energi ini.

Apa yang dikeluhkan Rikmo, ternyata juga dikeluhkan nasabah BRI lainnya. Apalagi informasi itu sudah beredar luas. Yang mengejutkan, biaya Rp150 ribu itu disebut akan ditarik secara otomatis dari rekening tabungan.
Melalui surat itu, pihak BRI diklaim mengonfirmasi persetujuan nasabah untuk tarif baru ini. Kemudian surat itu menyebut bahwa nasasabah harus mengisi formulir yang dikirim atau mereka akan dianggap setuju dengan tarif baru bulanan itu.
“Saya sempat berkirim WA kepada pengirim. Jika demikian bisa menutup rekening,” ujar Rikmo singkat.
HOAX DAN WASPADA
Media ini melakukan konfirmasi ke Pemimpin Cabang BRI Sudirman Balikpapan, Ismet Sarmen untuk melakukan klarifikasi, apa benar informasi yang mengatasnamakan BRI itu.

“Itu berita hoax pak,” jawab Ismet lewat aplikasi WA sembari mengirim video berdurasi 30 detik yang berisi waspada 4 modus social engineering yang lagi marak.
Di video yang dikirim Ismet, memberikan edukasi kepada nasabah khususnya di Balikpapan dan Kaltim umumnya kaitan di era digital harus tetap waspada sebab berita-berita hoax bertebaran melalui sosmed.
Keempat modus penipuan itu disebutkan Ismet adalah, Info Perubahan Tarif Transfer Bank. Disebutkan, penipu memberi informasi dan meminta korban mengisi data rahasia PIN, OTP (One Time Password) dan password. “Sekali lagi waspada dan hati-hati,” ingat Ismet.

Kedua kata Ismet, Layanan Konsumen Palsu. Akun sosial media palsu yang mengatasnamakan bank, mengarahkan korban ke website palsu dan mencuri data rahasia. Ketiga yakni Tawaran Menjadi Nasabah Prioritas. Penipu biasanya menawarkan promo upgrade dengan berbagai hadiah menarik, lalu meminta data rahasia korban.
“Intinya kami dari perbankan selalu mengingatkan dan mengedukasi nasabah jangan mudah percaya. Jika ragu hubungi kantor BRI terdekat, sehingga tidak sampai menjadi korban penipuan,” ujar Ismet.
Lainnya kata Ismet, Tawaran Menjadi Agen Laku Pandai. Ini program keuangan yang dijalankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui kerjasama agen bank dan didukung penggunaan teknologi informasi.
“Penipu biasanya meminta korban untuk melakukan transfer uang untuk mendapatkan mesin EDC atau Electronic Data Capture yang disebut juga alat penerima pembayaran yang dapat menghubungkan antar rekening bank. Biasanya ada di mal, pertokoan, supermarket dan lainnya,” ujar Ismet.
Sebagai nasabah BRI katanya, harus terus waspada dan tidak mudah percaya. BRI adalah bank yang selalu menjaga komitmen kepercayaan nasabah. Sehingga, jika ada pihak mengatasnamakan bank, dan nasabah ragu jangan dilanjutkan.
“Segera konfirmasi ke bank langsung melalui hotline atau kantor cabang. Karena, informasi bank itu merata atau sama. Seluruh kantor cabang ataupun hotline pasti mengerti apa saja program BRI untuk nasabahnya,” ujar Ismet.
Yang paling penting kata Ismet, tidak panik dan mudah memberikan data nomor rekening, nomor kartu dan lainnya yang berkaitan dengan data-data pribadi. Apalagi PIN. “Kuncinya, data perbankan sifatnya rahasia. Dan, terus waspada terhadap berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan BRI,” pungkas Ismet. (gt)