TINTAKALTIM.COM-Momen peringatan Agustusan, tak seru kalau biasa-biasa saja (mainstream). Ini ada kejadian, suguhan bubur manado alias ‘burman’ harus diracik ulang. Pasalnya, bahannya belum lengkap tapi sudah disantap.
Dari warnanya, sejak awal terlihat beda. Campuran sayuran hijau yang kaya nutrisi, tampaknya tetap menjadi pasokan energi di pagi hari, hanya saat itu tak ada dalam panci yang terisi.
Tapi, entah lapar usai jalan santai warga pun menikmatinya dengan enjoy. Kendati belum comfort alias nyaman rasanya, sebab tak ada campuran kangkung dan kemangi. “Lapar kita santap saja,” kata Pak Ali yang terlihat harus mengisi amunisi perutnya usai jalan santai.
Tak lama Bu Siswanto membawa bungkusan kangkung dan kemangi. Ia terkejut, kok burman itu sudah disuguhkan. Padahal, jadwalnya di tengah-tengah acara. “Kita juga bingung, kok sudah ada bubur manado. Padahal belum diracik,” ujar Hj Yati, sontak bersama Bu Siswanto harus meracik ulang membawa panci berisi burman itu ke rumah.
Selang beberapa lama, Bu Siswanto dan Bu Hj Yati pun usai meracik. Bubur dibawa lagi ke meja. Rasanya lebih ‘aduhai’, karena sudah dicampur kangkung dan kemangi. “Nah ini baru bubur manado asli,” kata Hendra ‘Ahok’ yang ikut menikmati bubur itu.
Kesan itu menambah suasana peringatan Agustusan di RT 39 Kelurahan Margomulyo Kompleks BTN makin meriah. “Kita bersyukur, makan bubur. Walau diracik ulang tapi bisa happy dan bahagia membawa doorprize saat pulang,” kata Ketua RT 39 Neneng Julaihai alias Ipon.
BERTEMU
Desain peringatan Agustusan di BTN itu, dilakoni anak-anak muda milenial di bawah pembinaan ketua RT-nya. Mereka terdiri dari ketuanya Aldivo Yanuar, wakil ketua Anes, sekretaris Kiki Amelia, bendahara 1 Dian Ismawati, bendahara 2 Helen Nur, anggota Deva Putri, Safana, Yulin, Ade Nurmanda dan Agus.
Mereka berjibaku untuk menyiapkan agar kegiatan lomba-lomba di Kompleks BTN berjalan maksimal. Tak hanya melakukan packaging terkait doorprize, tetapi lintas koordinasi dan rapat-rapat maraton pun dilakukan. Sehingga ragam lomba seperti balap karung, bawa kelereng dan lainnya berjalan maksimal.
“Apresiasi untuk seluruh panitia anak muda deh. Mereka patut diacungin jempol. Karena, sudah membuat suasana meriah untuk peringatan Agustusan di BTN,” kata Sukamto, warga senior yang ikut pula bersama sang istri kegiatan jalan santai.
Gelaran puncak peringatan HUT ke-78 RI di Kompleks BTN melibatkan warganya dengan jalan santai. Kupon doorprize dan snack yang dibagikan secara door to door mampu menarik perhatian warga untuk ikut serta. Mereka rata-rata happy dan memanfaatkan suasana pagi sekitar pukul 07.00 Wita itu dengan saling silaturahmi.
Suasana pagi itu, seolah jadi family gathering. Antar tetangga, anak, cucu dan warga lainnya saling bercengkrama. Mereka menikmati suasana jalan santai yang rutenya pun tak jauh.
Tetapi, karena kegiatannya tepat di hari Minggu dan sudah lewat 3 hari dari puncak HUT RI, maka RT lain pun programnya jalan santai. Seperti RT 38, RT 45 di wilayah Kelurahan Margomulyo pun menggelar acara serupa.
“Nah jadi ramai toh. Karena, tepat di hari minggu. Kalau minggu depan terlalu lama kegiatannya. Hari libur dan suasana pun cerah. Jadi kita bertemu di acara jalan santai,” kata Mas Pras yang terlihat sangat terhibur dengan kegiatan jalan santai itu.
LOMBA NASGOR
Di bagian akhir, puncak kegiatan digelar lomba nasi goreng ibu-ibu. Bapak-bapaknya absen, karena keder alias takut duluan melihat ibu-ibunya yang sudah dapat diyakini punya selera lidah dan urusan dapur maksimal.
“Saya mundur jadi peserta karena Pak Sugito nggak ikut,” ujar H Rugito, yang enggan tampil karena tak ada peserta kalangan kaum adamnya. Padahal, kalau ikut belum tentu juga kalah, kendati latihannya di rumah baru sebatas memasak mie instant.
Bu RT Ipon pun mengatur dan menunjuk 3 dewan juri yakni Bu Hj Kirman, Bu Rina dan Sugito (penulis). Mereka menilai karya nasgor 4 peserta yakni Ibu Ashari Abas, Ibu Agus, Ibu Dian dan Ibu Gita. Ternyata, keempatnya tampil cukup piawai dan harus melewati penilaian kualifikasi rasa, penampilan, waktu dan kebersihan.
“Kita berterimakasih, doorprize untuk lomba nasi goreng ada sponsor dari Bu Dokter Ahyar. Semoga jadi berkah dan ini menambah suasana lomba jadi menarik,” ungkap Ipon.
Alhasil, juaranya setelah hasil rembukan dewan juri, Bu Agus (juara 4), Bu Ashari Abas (juara 3), Bu Gita (juara 2) dan Bu Dian (juara 1). Nilainya tipis-tipis semua hanya selisih satu angka. Yang berarti, keempat ibu peserta itu memang rajin memasak di rumah.
Secara keseluruhan, acara meriah. Ini berkat tangan cekatan para panitia. Mereka menunjukkan semangat kebersamaan dan tekad untuk membangun keluarga dan warga yang baik lewat lomba. Tentu, lomba itu sebagai upaya dan dedikasi dan semangat untuk menghidupkan kembali semangat patriotisme dan kecintaan warga terhadap tanah air.
“Terimakasih panitia, warga dan seluruh sponsor yang mendukung acara Agustusan di Kompleks BTN RT 39 Kelurahan Margomulyo. Semoga ini menjadikan warga makin cinta Indonesia dan tahun depan dipanjangkan umur dan acara harus lebih meriah,” ujar Ketua RT Ipon.
Dari panitia, Helen mewakili kawan-kawannya seolah berkata: “Wis rungkad semua ini. Door prize sembako dan bumbu dapur rungkad dan badan encok juga karena rungkad kerja siang-malam. Tapi, kita happy dan maaf jika ada kekurangan ya warga RT 39. Salam rungkad,” kelakar Helen dan kawan-kawan sambil mendengkarkan alunan lagu Rungkad yang dipopulerkan Happy Asmara.
Dan, Ibu Ardian lalu menimpali: Tau arti rungkad? “Habis-habisan atau entek-entekan. Nah, rungkad untuk kemeriahan kampung dan rungkad menghargai pahlawan yang membuat merdeka Indonesia. Rungkad badanku, Merdeka bangsaku dan kompak wargaku. (gt)