TINTAKALTIM.JAKARTA: Wabah virus corona yang melanda dunia termasuk Indonesia harus dilawan dengan semangat untuk menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga dampak industri ke MICE tidak membuat pesimis, justru tergantikan dengan ‘virus optimistis’
Demikian salah satu konklusi dari tiga pembicara dalam acara rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), Jumat (6/03/2020) di ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC). Tema Rakernas tahun ini adalah Collaboration for Better Oppurtunity.
Ketiga pembicara yang tampil adalah Asisten Deputi Bidang Pemsaran Kemenpar dan Ekonomri Kreatif Iyung Masruroh, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Dra Tuti Prahastuti MSi, Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Bappenas, Leoardo AA Teguh Sumbodo SP MS PhD dan dipandu moderator Direktur Inspiro Megah Convexindo Ndang Mawardi.
Virus optimistis sebagai support moral pelaku usaha pameran, sehingga tidak sampai khawatir bahwa usaha pameran atau event di bidang Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) akan terpuruk, meski pemerintah secara resmi menunda pemberian insentif wisata, menyusul wabah virus corona/Coronavirus Disease (Covid-19) di sejumlah negara termasuk Indonesia.

“Kita jangan takut virus corona. Harus bangkit. Apalagi tema kita dipilih sebagai langkah untuk berkolaborasi antara anggota Asperapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Lupakan corona, tetap optimistis menyambut event-event berskala nasional dan internasional,” ujar, Ndang Mawardi, moderator acara menyimpulkan acara diskusi sekaligus memberi spirit peserta.
JANGAN MENYERAH
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizki Handayani Mustafa MBTB juga meminta seluruh anggota Asperapi jangan menyerah karena pemerintah juga ‘turun tangan’ menyiapkan berbagai strategi demi menggaet wisatawan.

Awalnya, untuk mendorong wisatawan domestik dan mancanegara, pemerintah melalu Kemenparekraf akan mengucurkan dana sebesar Rp72 miliar untuk influencer. Dana itu diambil dari APBN untuk diberikan kepada sejumlah influencer dari berbagai negara untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.
Hanya kata Rizky Handayani yang biasa disapa Kiki, pemerintah tidak tinggal diam. Saat ini tengah menyiapkan strategi lain, sebagai alternatif untuk menggaet wisatawan. “Kita akui yang merasakan ‘sakit’ kan bukan Indonesia saja, tetapi seluruh dunia, tentu kita tidak ingin sok-sokan sehat sendiri,” ujarnya kepada wartawan usai membuka acara Rakernas Asperapi di JCC.
Makanya, dalam kegiatan Rakernas Asperapi dirinya mendorong agar industri pameran tetap optimistis untuk menjalankan berbagai event.
Dikatakan Kiki, dibalik wabah Covid-19 ini ada hikmanya juga yaitu untuk konsolidasi memperbaiki internal khususnya pelaku pariwisata dalam negri untuk saling berkordinasi antar lembaga dari pemerintahan maupun swasta dalam menentukan strategi ke depannya.
“Kita ingin melakukan rapat-rapat dengan asosiasi MICE, profesi dengan kementerian dan lembaga terkait bagaimana membuat event ini lebih baik. Ini yang akan kita lakukan yaitu koordinasi, kolaborasi. Ayo kita buat rencana bersama,” ajak Kiki.
Ia menyebutkan, hingga saat ini Kemenparekraf dan sejumlah asosiasi seperti Asperapi terus dan saling memantau perkembangan seperti mendapat masukan atau info event seperti apa saja yang batal dan yang masih berjalan. “Hal inilah yang sedang di-update dari Kemenparekraf. Kita masih berharap semoga di semester kedua banyak event besar yang tetap berjalan, baik itu yang insentif, konvensi maupun pameran,” ungkapnya.
OPTIMIS BANGKIT
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Hosea Andreas Runkat mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari tempat penyelenggaraan pameran (venue) ada sejumlah perizinan belum keluar.

Perihal izin keramaian ini pun tak hanya berlaku bagi tempat penyelengaraan. Berbagai pihak dari organizer pun mengaku hal yang sama. “Belum keluarnya izin untuk pameran dan event ini karena Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) masih mengacu pada arahan pemerintah saat ada pengumuman warga Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara Rakernas.
Menurut Andreas, sebaiknya perijinan harus tetap dibuka. Pemerintah tinggal membuat aturan-aturan yang detail. Dan pada akhirnya aturanlah yang menyatakan bahwa suatu event itu tidak layak untuk diberikan ijin atau diselenggarakan karena tidak memenuhi beberapa faktor yang telah disyaratkan.
“Saya lakukan benchmarking ini dengan Malaysia. Mereka tidak ada larangan untuk menyelenggarakan event semenjak ada Covid-19. Selama penyelenggara memenuhi kaidah-kaidah yang harus dipatuhi seperti mengacu pada standar WHO dan kaidah yang berlaku di negaranya. Dan saya optimistis event pameran khususnya MICE di Indonesia pasti bangkit, khususnya pada semester kedua mendatang,” jelas Andreas.
Dalam bagian lain, Andreas mengatakan, Rakernas juga dijadikan ajang untuk menggali potensi industri pameran dan event yang tesebar di setiap daerah. Setiap anggota diminta untuk berkolaborasi dalam menciptakan peluang baru dalam mengembangkan industri MICE, khususnya pameran.
“Acara ini juga kita manfaatkan sebagai business matching bagi anggota Asperapi yang sudah memiliki pameran dan event besar,” ujarnya.
Sehingga, anggota Asperapi yang memiliki pameran berskala nasional dan internasional dalam business matching dapat berbagi informasi dan melakukan kolaborasi. “Misalnya ada pameran yang digelar di Jakarta, melalui kegiatan ini nantinya bisa diadakan di daerah lainnya. Tentunya dengan mempertimbangkan konsep bisnis yang dikerjasamakan satu sama lain,” ujarnya sambil menambahkan hingga saat ini sudah ada 704 anggota yang terdaftar dan tersebar di seluruh Indonesia. Dan pada Rakernas Asperapi 2020 sekitar 300 peserta hadir di Jakarta. (git)