TINTAKALTIM.COM-Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Terminal Batu Ampar (BA) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Heriyawan menegaskan, program Sadar lalu-lintas Usia Dini (SaLUD) harus terus digelorakan di terminal. Karena, ini proses pembentukan karakter atau sikap anak untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Program SaLUD untuk menciptakan kesadaran kaitan aspek keselamatan berlalu-lintas. Tetapi, perlu dilakukan kolaborasi agar gerakannya masif,” kata Heriyawan di sela-sela acara kunjungan Satuan Paud Sejenis (SPS) Al-Quran An-Nahwan dalam program Goes to Terminal, Kamis (24/4/2025).

Kunjungan bersifat edukatif. Ada sekitar 33 anak-didik belajar bagaimana memahami tentang lalu-lintas. Mereka dipimpin Kepseknya Erni S Kom dan sejumlah pendidik. Dan, kegiatan ini sudah terjadwal oleh pihak terminal.

Pembelajaran lalu-lintas kata Heriyawan, merupakan bagian dari proses pendidikan dalam kehidupan manusia yang bisa dilakukan sejak dini. Karena, daya serap anak lebih maksimal jika mengetahui hal-hal baik sejak usia dini.
“Memory-nya akan mengingat jangka panjang. Apa yang diajarkan sekarang, tentu ketika remaja dan dewasa bisa jadi pembentukan karakter. Makanya, program SaLUD di BPTD Kaltim terus digelorakan,” jelas Heriyawan.

Bukan itu saja kata Heriyawan, jika bicara karakter, maka anak-anak yang datang ke terminal diajarkan norma berlalu-lintas, etika dan keselamatan di jalan. Tentu, anak-anak akan tumbuh rasa empati kepada pengguna jalan yang lain.

“Kami terus mengajak seluruh elemen terkait masalah keselamatan jalan memanfaatkan usia emas anak untuk memberikan pendidikan tentang bagaimana berlalu-lintas yang baik dan berkeselamatan. Sebab, membentuk karakter itu tidak bisa cepat (instan), perlu waktu,” ujar Heriyawan
Puluhan anak-anak itu duduk di bagian ruang tunggu (waiting room) terminal. Mereka mendapat bahan ajar tentang pengetahuan rambu dari Deasy Ratna Juwita dan Tutus Hera Rachmawati (Ira). Juga menumpang bus berkeliling terminal.

Komunikasi dua arah dilakukan. Deasy dan Ira berinteraksi dengan anak-anak sambil mengacungkan beragam rambu untuk dijawab. Ada yang benar menjawab dan salah. Tetapi, pengajaran terus dilakukan yang sifatnya edukasi agar anak-anak memahami fungsi masing-masing rambu. Ada rambu peringatan, rambu larangan dan rambu penunjuk arah.

Sebagai bentuk edukasi dan membentuk spirit anak-anak, dalam kunjungan itu tim juga menurunkan maskot kampanye keselamatan jalan yakni ZETA. Itu adalah akronim atau singkatan dari Zebra Sahabat Kita. Bentuknya badut hewan zebra yang berjalan berkeliling menyapa anak-anak.
“Maskot itu bentuk kampanye keselamatan dan edukasi kepada anak-anak. Tentu, mereka hadir untuk menggugah minat anak-anak agar memahami pentingnya berlalu-lintas lebih aktraktif,” kata Heriyawan. (gt)