TINTAKALTIM.COM-Ratusan jamaah hadir di pengajian bulanan yang digelar Majelis Taklim (MT) Ar Ruwaidah Wa Jamiyah binaan Hj Nurlena SE di aula rumah jabatan Walikota Jln Syarifuddin Yoes. Pengajian ini eksis sejak tahun 2015 hingga sekarang
Nama majelis taklim ini diambil dari gabungan nama Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME yang ibunya bernama Hj Syarifah Ar Ruwaidah Al-Qadri dan Hj Jamiah yang merupakan ibu dari istri walikota Hj Nurlena Rahmad.

“Setiap bulan pengajiannya dilaksanakan. Tempatnya bergantian. Agar tidak terlalu membeludak maka dua kecamatan dijadikan satu. Alhamdulillah setiap pengajian selalu dihadiri ratusan jamaah,” kata penasihat majelis taklim, Hj Mas’at Ali mewakili Hj Nurlena di acara yang digelar Jumat (2/08/2024).

Menurut Hj Mas’at Ali, ketua pembina Hj Nurlena berpesan agar seluruh jamaah yang hadir bisa mengimplementasikan tausyiah ustaz. Karena, tujuan digelarnya pengajian orientasinya adalah bagaimana ibu-ibu mendapat referensi ilmu agama dan jadi khazanah keilmuwan.

“Ilmu yang bermanfaat dari setiap ustaz harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya, harus membangun rumah tangga bahagia dan dapat melakukan pembinaan terhadap anak-anak di rumah,” kata Hj Mas’at menyampaikan pesan Hj Nurlena.

Selain itu kata Hj Mas’at Ali, pembina Hj Nurlena berpesan seluruh ibu-ibu yang tergabung dalam majelis taklim dan undangan, untuk menjaga silaturahmi, kompak dan meningkatkan terus persaudaraan sesama Islam (ukhuwah Islamiyah)

“Saya mewakili Bu Hj Nurlena merasa bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada ibu-ibu yang hadir dalam pengajian. Semoga terus punya komitmen dan konsisten dengan agamanya. Karena, itulah yang diharapkan Hj Nurlena,” urai Hj Mas’at Ali
Disebutkan Hj Mas’at Ali, nama majelis taklim penggabungan kedua orangtua Rahmad Mas’ud dan Hj Nurlena bertujuan sebagai wujud amal jariyah. Karena, diharapkan juga kedua orangtua itu bisa mendapat pahala jariyah lewat wasilah (perantara) kegiatan pengajian.
TENDA BIRU
Di pengajian itu menghadirkan penceramah Ustaz Adhitya Pamungkas asal Palembang yang baru 2 tahun berada di Kota Balikpapan. Ia tampil dengan retorika dan komunikasi dakwah yang humoris.

Ustaz Adhitya selalu menyelipkan humor dalam komunikasi dakwahnya. Ia mengingatkan ibu-ibu agar jangan menghadiri undangan (walimatul ursy) jika tak diundang oleh shohibul hajat atau pemilik acara, karena itu hukumnya haram.
“Apalagi yang menikah adalah mantan. Wah semakin sedih. Karena, itu ada direfleksikan dalam lagu Tenda Biru yang dilantukan Desy Ratnasari,” cerita ustaz.

Ibu-ibu pun terkejut, karena ustaz begitu hafal dengan kehidupan rumah tangga dan silsilah keluarga Desy Ratnasari yang lolos lagi sebagai wakil rakyat dari dapil Jawa Barat itu.
“Kalau Bu Hj Kasriyah dulu komisi XI dan Desy Ratnasari Komisi X. Dan, saya juga sebenarnya DPR atau Dewan Pengajian Rutin,” kelakar Ustaz Adhitiya.

Setiap ungkapan ustaz, membuat suasana tak tegang. Ibu-ibu selalu tertawa karena isi ceramahnya dibumbui dengan plesetan segar. Bahkan, ustaz pun hafal syair Tenda Biru yang dinyanyikannya sembari diikuti ibu-ibu jamaah. “Lagu Tenda Biru dinyanyikan kembali oleh Ustaz Adhitiya. Dapatkan CD-nya dan kawini ustaznya,” kelakar ustas disambut tawa ibu-ibu seisi ruangan.

Ustaz Adhitiya juga berpesan kepada ibu-ibu agar mencontoh sikap dan keteguhan iman istri Fir’aun Asiyah yang dijamin masuk surga. Ia masuk Islam dan akan dibunuh suaminya tetapi tidak pernah gentar. Keteguhan hati terhadap Islam itu perlu dimiliki ibu-ibu.
Acara pengajian itu juga diisi habsy dari Nur Ilmi Ringroad dan dihadiri Hj Ida Heru Bambang, Hj Kasriyah Hj Suharti dan jajaran pengurus majelis taklim yang menggunakan dress code pakaian merah-putih sebagai wujud untuk menyambut 17 Agustus, HUT ke-79 Republik Indonesia. (gt)