Catatan: Sugito *)
TINTAKALTIM.COM-“Mas Gito..”. Suara itu terdengar dari ruang makan siang Polda Kaltim. Suaranya Kapolda Irjen Pol Drs Imam Sugianto MSi yang berkumpul untuk lunch sambil diskusi bersama Wakapolda Brigjen Pol Drs Mujiyanto dan Pejabat Utama (PJU) Polda Kaltim. Ini kegiatan rutin.
Terlihat ada Direktur Intelkam Kombes Pol Dedy Kusuma, Kabid Dokkes Kombes Pol dr B Djarot Wibowo, Dirpam Obvit Kombes Sugeng, Kabid Humas Kombes Yusuf Sutedjo, Dirbinmas Kombes Anggie Yulianto Putro dan lainnya.
Makan siang itu seolah jadi wadah silaturahmi sekaligus monitoring evaluasi (monev) pekerjaan antara atasan dan bawahan. Lebih santai sembari cangkruan alias nongkrong. Dan itu dipimpin kapolda. Asyik dan penuh canda tawa suasananya.
Saat itu saya menghampiri dan memberi salam kapolda. “Ada acara apa,” tanya kapolda. Saya bercerita baru saja menghadiri diskusi publik bertema Pemilu Damai 2024 bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda yang digagas Divisi Humas Mabes Polri via zoom meeting yang di Kaltim diinisiasi Kabid Humas Polda Kombes Yusuf Sutedjo.
Tak lama, hanya bincang sesaat. Kapolda menawari saya makan siang. Karena, baru saja makan siang, saya berterimakasih segera meninggalkan ruangan. Hanya, saya kembali lagi mendekati kapolda seraya berdoa: “Semoga menjadi Kapolda Jatim ya jenderal”. Kapolda mengangkat tangannya seraya mengucap: Aminn sambil tesenyum dan berterimakasih.
Dengan Polda Kaltim, saya boleh mendedikasikan diri sebagai sahabat polisi. Sebab, sering memandu acara Polda Kaltim bahkan terkadang sifatnya outdoor bersama kapolda dan jajarannya. Dari kapoldanya, wakapolda hingga jajaran PJU ramah-ramah dan komunikatif.
Event seperti Jumat Curhat, Forum Group Discussion (FGD) dan lainnya itu digelar bertujuan untuk silaturahmi dan gerak cepat serta gerak bersama demi meningkatkan rasa aman, kepercayaan masyarakat dan mendorong pembangunan di Kaltim.
Sebutlah yang rutin, Jumat Curhat dan diskusi melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan lainnya. Entah itu diskusi kebangsaan, diskusi kaitan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan lainnya.
Kaitan IKN setelah ada UU Nomor 3 Tahun 2022, Polda Kaltim menjadi leading sector kamtibmas. Bahkan Kapolda Kaltim penanggungjawabnya. Sehingga, harus sinergi dan kolaborasi dengan multi-stakeholders termasuk unsur TNI.
Kapolda setiap kegiatan ingin menyerap. Juga mendengar langsung dari suara masyarakat. Setelah itu dipetakan untuk dicarikan solusinya. Dan Kapolda Kaltim intens menyelesaikan masalah di masyarakat.
Seperti misalnya, saat covid-19, Polda Kaltim dan level di bawahnya polres dan polsek gencar melakukan percepatan vaksinasi untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19
Kapolda selalu membuka ruang diskusi. Baik dengan ibu-ibu, pemuda dan elemen masyarakat lainnya. Dan, saya nilai selama menjabat di Kaltim, Kapolda sudah memberikan kinerja terbaiknya dalam berbagai upaya bersama superteamnya
Langkah yang diambil Kapolda Kaltim dan jajarannya menangani sejumlah masalah, kedekatan dengan masyarakat ingin menunjukkan bahwa institusi Polri melakukan tugasnya menjalankan kesamaan warganya di hadapan hukum (equality before the law).
Apalagi, Polri sekarang mengusung slogan Predikitf Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan (Presisi). Kendati realisasinya tidak mudah seperti ‘membalikkan telapangan tangan’. Sebab, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di Kaltim.
Pendekatan humanis. Memberikan dan menjamin setiap warganya untuk menyampaikan aspirasi dan memberi ruang demokrasi. Itu pesan Kapolda kepada setiap jajarannya. Sehingga, ia dikenal sosok yang humanis.
“Wah pokoknya humble banget dan humanis. Kita harus ikut guru yang mengajarkannya. Sosok yang sangat demokratis dan ngemong,” kata Dir Intelkam Kombes Dedi Kusuma memuji sosok pimpinannya itu.
Tak mudah membangun citra positif polisi. Sebab, masih ada kecenderungan perilaku personel di lapangan. Apalagi kasus Fredi Sambo sempat menjadi tamparan menyedihkan. Ibaratnya badai besar bagi institusi kepolisian dan tidak boleh ‘membela korps’
Ada fenomena yang berubah di Polda Kaltim yang penulis cermati. Polisi tak ingin disebut sebagai ‘warga kelas satu’ jika dibandingkan sipil. Mereka tak ingin berbuat salah karena takut. Ya takut viral di media sosial yang kemudian konsekuensinya hukuman bagi polisi itu dan mencoreng citra institusi.
Berikut, mereka pun sudah memiliki perilaku bermartabat, santun dan berkurang kita temukan polisi yang arogan. Bahkan, saya menyebutnya lebih bijak (wise).
Misalnya, pengendara tak pakai helm di sejumlah jalan, tidak ditilang. Padahal, UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan berhak ditilang. Tapi, Anda dibiarkan toh, polisi hanya menegur dan persuasif.
Jaminan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), menjadi skala prioritas bagi seluruh jajaran Polda Kaltim. Dan itu selalu diingatkan kapolda dalam berbagai kesempatan. Termasuk memberi pelayanan maksimal.
BUDAYA 3S
Menjadi polisi santun, itu dipertontonkan Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto. Di berbagai kesempatan pertemuan, ia selalu mengusung semangat dan budaya 3S (Senyum, Salam, Sapa). Maklum, kapolda sadar selain penegakan hukum, tugasnya juga memberi pelayanan.
Saya bertemu di masjid pun, ia menyapa. Dan, Imam Sugianto dikenal sosok yang taat beribadah. Bahkan, ia tak segan-segan menegur terlebih dahulu sambil sekadar menanyakan kabar dan berdikusi ringan.
Dan Imam Sugianto di kalangan stafnya, juga dikenal figur yang humoris. Ia tak segan memberi apresiasi hasil kerja, jika itu hasilnya baik. Ia sadar cara itu bisa menjadi faktor pendorong motivasi agar bekerja semakin baik. Apresiasi itu berupa pujian dan ucapan.
Itu saya alami. Usai memandu kapolda menjadi narasumber di acara diskusi kebangsaan yang saat itu narasumber lainnya Brigjen Edgar Diponegoro salahsatu deputy Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) dengan menghadirkan mahasiswa dan ormas.
Kapolda terlihat santai menjawab semua pertanyaan peserta termasuk kaitan demo mahasiswa dan sikap kepolisian, kapan harus melakukan tindakan represif
Di akhir acara, saya disalami. “Wah Mas Gito selalu on fire kalau membawa acara,” ucapnya sambil tersenyum. Saya menunduk dan jadi salah tingkah (salting) sambil mengucapkan terimakasih. On fire itu bisa diartikan semangat atau berkobar-kobar.
Jika di acara diskusi apapun, Imam Sugianto menunjukkan sosok yang friendly alias bersahabat. Bahkan joke-joke-nya pun sering menyegarkan suasana. Dia selalu mengenalkan supertemnya yang tak lain adalah pejabat utama polda yang jabatannya direktur dan berpangkat komisaris besar (kombes) yang dulu disebut kolonel
Tapi, untuk memberi suasana lebih berwarna, saya pun sempat melontarkan ungkapan kepada kapolda. Tujuannya sih guyon. “Jenderal saya juga berpangkat AKBP,” ujarku. Kapolda lalu bertanya, apa itu.
AKBP itu ndan, Aku Kan Bukan Polisi (AKBP), disambut gelak tawa undangan dan kapolda. Guyonan itu tampaknya menjadi ‘menu’ kapolda kepada stafnya. Tak jarang ia pun selalu membuat joke-joke jika bertemu PJU di jajaran Polda Kaltim.
Saya bersama kapolda, juga sempat mengikuti gelaran Jumat Curhat di atas kapal. Saat itu, pelaksananya adalah Dirpolair. Dan, kapolda mengundang sejumlah elemen termasuk Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Dr Muiz Thohir. Bahkan, ia pun sempat berdiskusi dengan pejabat Ditjen Hubdat Kemenhub itu sembari makan siang.
Akhirnya, Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto harus menempati posnya yang baru karena tugas dari Kapolri Jenderal Listiyo Sigit. Ia dipromosikan menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim). Penggantinya, mantan Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto.
Sepertinya, pendatang dan pengganti ini sama-sama asal Malang. Dan, sahabat saya menyebutnya bahwa Imam Sugianto ‘pulang kampung’ ke Jatim. Selamat bertugas ya jenderal. Tetap humanis dan friendly serta menebar kebaikan demi polisi yang Presisi. Dan, ingat salam Arema Malang jenderal: ‘Sasaji’ (Salam Satu Jiwa).
Untuk itu, sahabat dan pejabat yang baik itu sulit ditemukan, sulit ditinggalkan dan mustahil untuk dilupakan kebaikannya. Salam hormat dan salam Presisi.**
*) Wk Ketua Media Online Indonesia Kaltim, Direktur Tintakaltim.Com dan Wk Ketua Lembaga Konsumen Mandiri Balikpapan.