TINTAKALTIM.COM-Pemkot Balikpapan dipimpin Walikota H Rahmad Mas’ud SE melakukan diskusi untuk menjajaki kerjasama ekonomi dan budaya. Karena, kedua daerah ini memiliki hubungan kuat di dalam memenuhi kebutuhan pangan. Langkah ini juga untuk perkuat pasokan ekonomi demi kepentingan warga Balikpapan.
Jalur Balikpapan-Sulbar merupakan kekuatan ekonomi internasional yang sejauh ini potensinya sudah banyak dinikmati masyarakat Balikpapan. Seperti hasil pertanian dan peternakan yakni daging sapi dan sayur-sayuran
“Ya sekalian silaturahmi keluarga, kami bertemu dengan Bupati Polewali Mandar H A Ibrahim Masdar untuk mendiskusikan apa saja potensi ekonomi yang bisa dikembangkan kedua daerah,” kata Walikota Rahmad Mas’ud saat bersilaturahmi ke rumah dinas di Jln Dr Ratulangi Kelurahan Darma, Polewali Mandar, Kamis (19/10/2023).
Rombongan walikota juga menyertakan sejumlah pejabat yakni Asisten I Sekkot Drs Zulkifli, Asisten II Andi Muhammad Yusri, Kepala Dinas Perdagangan Haemusri, Kepala Dinas Pendidikan Irfan Taufiq. Ikut juga Ketua Komisi III DPRD Balikpapan H Alwi Alqadrie, GM Balikpapan Superblock (BSB) Yudhi Saharuddin, Pengurus Rahmad Mas’ud Centre (RMC) Andi Welly dan Tenaga Ahli Bidang Kesra H Mustaqim LC MM serta pengusaha H Kamal dan Michael.
Suasana silaturahmi dan kunjungan kerja ini, juga dirangkai dengan acara yang penuh kekeluargaan. Bupati Polman pun menjamu rombongan Balikpapan dengan makan siang sambil menikmati suasana yang sejuk di perkebunan dan empang ikan milik Bupati Polman.
Dikatakan Walikota, distribusi barang dan jasa pasokan ke Balikpapan memang dari Jawa dan Sulawesi. Salahsatunya juga Sulbar yang memperkokoh Balikpapan sebagai kota industri.
“Kita juga bicara bagaimana persiapan di tahun 2024. Sebab, pada bulan Maret 2024 mendatang sudah masuk bulan Ramadan. Ini juga harus diantisipasi kaitan kebutuhan pokok Balikpapan,” kata Rahmad.
Menurut Walikota, kunjungan kerjasama Balikpapan-Sulbar sangat penting. Sebab, akan memperkokoh kedua daerah di dalam pengembangan perekonomian. Agar, kebutuhan pangan tercukupi sehinga bisa menekan inflasi di Kota Balikpapan yang jadi daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
“Kebutunan pangan itu tergantung supply dan demand. Jika supply terpenuhi maka bisa meredam inflasi. Makanya, potensi itu terus dijajaki. Agar, pasokan yang demand-nya tinggi bagi masyarakat Balikpapan bisa dipenuhi,” kata Walikota
Sementara itu Ketua Komisi III Balikpapan H Alwi Alqadrie menegaskan, keinginan Pemkot Balikpapan melakukan kerjasama dengan Sulbar sangatlah tepat. Sebab, pasokan pangan dari Sulbar sangat membantu Kota Balikpapan.
“Kita tidak menutup mata bahwa kebutuhan akan pasokan sembilan bahan pokok (sembako) juga datang dari Sulawesi Selatan dan Palu. Hanya Sulbar juga memberikan kontribusi sangat besar. Daging sapi dari Sulbar lebih banyak pula dinikmati warga Balikpapan,” kata Alwi Alqadrie
Menurut Alwi, potensi ekonomi dengan Sulbar banyak yang bisa dikembangkan seperti kopi dan jenis-jenis ikan. “Masyarakat Balikpapan senang ngopi dan makan ikan. Makanya, selain dari nelayan Balikpapan, juga ikan bisa didatangkan dari Sulbar,” ungkap Alwi Alqadrie yang juga anggota Fraksi Partai Golkar Balikpapan ini.
IMAM LAPEO
Selain silaturahmi dan menjalin kerjasama dengan Sulbar khususnya di Polman, Walikota dan istri juga menyempatkan diri untuk ziarah ke makam tokoh ulama penyebar pertama Islam di Sulbar, Kiai Haji Muhammad Tahir atau yang dikenal dengan nama Imam Lapeo.
Tradisi ziarah ini selain dilakukan warga sebagai bentuk penghormatan para wali atau ulama yang telah menyebarkan agama Islam, juga dilakukan keluarga Rahmad Mas’ud.
“Sekalian saat kunjungan kerja ke Sulbar memanfaatkan ziarah. Kan Imam Lapeo merupakan salah satu wali atau ulama besar yang sangat tersohor di Sulbar yang menyebarkan ajaran agama Islam di Mandar. Sekaligus mendapatkan berkah Allah. Apalagi ziarah diajarkan Rasulullah di saat-saat bulan kelahiran Rasulullah (maulid),” ungkap Rahmad Mas’ud yang ziarah bersama istri dan pejabat di jajaran pemkot sekaligus salat jama-qasar berjamaah.
MAULID DAN HAUL
Malam harinya, Rahmad dan istri serta rombongan mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Besar Darul Muttahidah di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Sulbar yang dirangkai dengan haul kakek Walikota yang juga tokoh agama terkenal di Malunda.
Maulid itu dihadiri jamaah yang memenuhi masjid dengan menghadirkan penceramah kondang Ustaz Dr H Das’ad Latif SAg, MSi, PhD yang tausyiahnya penuh dengan joke-joke dan pesan moral untuk pentingnya mencintai Rasulullah.
Sebelum ke acara maulid dan haul, Das’ad Latif menyempatkan diri silaturahmi dengan Rahmad Mas’ud di kawasan Malunda. Bahkan, Ustaz Das’ad datang dari Makassar menggunakan kendaraan bersama rombongan.
“Kita terimakasih dan doakan terus Ustaz Das’ad Latif sehat. Sebab, dari Malunda Sulbar akan ke Jakarta dan menuju Jepang melakukan kunjungan dakwah. Semoga kita selalu diberkahi Allah dan menjaga silaturahmi,” kata Walikota
Dalam peringatan maulid itu, Bani Mas’ud juga merayakan haul untuk kakek Rahmad Mas’ud, Pukkali Malunda, ulama besar di Sulbar yang memiliki nama lengkap KH KH Muhammad Husain. Yang juga disapa dengan Puaq Bunga
Dan acara itu juga dihadiri Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh, Sekretaris Pemprov Sulbar Dr Muhammad Idris MSi, Anggota Komisi III DPR-RI H Rudi Mas’ud SE ME, Ketua DPRD Kaltim H Hasanuddin SH MH, para bupati di Sulbar, tokoh agama dan undangan lainnya.
PATTUDUQ
Kegiatan lainnya, pada Jumat (20/10/2023) juga digelar khataman Alquran yang dilakukan warga Kecamatan Malunda di Masjid Besar. Masyarakat akan merayakannya dan menghadirkan para penghatam Alquran 30 juz.
Kemasan acara khataman Alquran itu memang identik dimeriahkan dengan kuda menari yang menurut warga Malunda disebut sebagai sayyang pattuduq. “Ya ini tradisi ritual khas masyarakat Mandar setiap perayaan khataman Alquran,” kata Alwi Alqadrie
Sayyang Pattuduq semacam atraksai yang dilakukan seekor kuda sambil ditunggangi oleh santri atau warga yang telah khatam 30 juz Alquran. Dan setiap tahun selalu mendapat perhatian antusias warga.
Dan, Bani Mas’ud seperti Walikota Rahmad Mas’ud dan istri, Rudi Mas’ud dan Hassanuddin Mas’ud dijadwalkan juga ikut dalam kegiatan sayyang pattuduq itu bersama warga sebagai wujud cinta Rasulullah karena bulan Maulid dan melanggengkan tradisi leluhur sebagai wujud cinta untuk budayakan agar anak-anak sejak dini mampu membaca Alquran sebagai pedoman kehidupan sehari-hari. (gt)