TINTAKALTIM.COM-Ramadan 2024 datang. Kendati tahun ini penetapan awal Ramadan ada perbedaan 11 dan 12 Maret, tetapi itu hanya persoalan keyakinan. Soal Puasa harus bersih hati, suci dan lingkungan pun demikian itu pasal yang wajib.
Itulah yang dilakukan warga Kompleks Perumahan BTN Gn IV RT 39 Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat. Mereka bahu-membahu membersihkan lingkungan alias berdandan karena masuk bulan Ramadan.
Satu per satu tepat pukul 08.00 Wita, warga berdatangan. Mereka memenuhi undangan dari Ketua RT-nya Neneng Julaiha alias Ipon yang di-share di group WA. Sebenarnya, di RT 39 ini bersih-bersih lingkungan jadi kegiatan rutin walaupun tak jelang Ramadan.
“Bapak-ibu hadir yo pada Minggu (10/04) titik kumpulnya di lapangan atau gazebo Masjid Asyifa,” undang Neneng via WA Group (WAG).
Sebelumnya, aktivitas berdandan ini juga dilakukan jamaah Masjid Asy-syifa. Biasa setiap tahun jamaah membersihkan baik di dalam ruangan masjid maupun pendoponya.
“Pendoponya harus bersih karena untuk kegiatan ifthor (buka puasa bersama) jamaah nantinya,” kata Rudi, jamaah aktif Masjid Asyifa.
Penyambutan bulan Ramadan ini terlihat penuh kegembiraan. Itu terpancar dari wajah bapak-bapaknya yang berada di gazebo. Usai kerja bhakti mereka saling diskusi dan mencicipi hidangan snack yang disiapkan Bu RT
Kendati banyak warga yang tak hadir, karena sebagian bekerja-bhakti di halaman rumah masing-masing, bahkan ada yang ke makam keluarga saling memanjatkan doa. Hanya, lainnya tidak ada info. Alias ‘omon-omon’ atau izin dengan ketua RT-nya. Hanya, gotong-royong berjalan lancar dan lingkungan pun jadi bersih.
Tradisi bersih-bersih jelang Ramadan di RT 39, juga jadi pemandangan umum yang terjadi di berbagai tempat. Ini semua untuk menjaga nilai silaturahmi dan kebersihan lingkungan. “Selain silaturahmi, Islam menjunjung tinggi kebersihan dan bersih sebagian dari iman,” ujar Rudi.
Bersih-bersih jelang Ramadan ini setiap tahun dilakukan. “Ramadan itu hati harus bersih, lingkungan juga. Nah, bersih lingkungan itu kan juga tanggung jawab warga secara bersama-sama,” kata Ketua RT 39 Ipon.
Bagi Ipon, jika ada gotong-royong memang yang hadir bisa dihitung jari dan orangnya ‘itu-itu saja’. Sebab, dirinya membuat list absen warga yang hadir juga sebagai laporan ke pihak kelurahan.
Padahal, kalaupun nggak bisa gotong-royong, duduk-duduk santai saja tak masalah. Tujuannya memupuk persaudaraan, hidup rukun dan silaturahmi. Sesuai makna dari gotong-royong yakni gotong itu bekerja dan royong adalah bersama-sama.
“Intinya sudah diundang di group WA. Kalaupun tidak ada info, kita bisa maklum, mungkin bekerja dan lainnya. Hanya, ada yang memang tak pernah muncul sama sekali. Ayo dong silaturahmi,” ajak Ipon.
Bagi Ipon dirinya minta kesadaran warga. Kalau hadir walaupun tak bekerja toh tak ada sanksi. Tetapi, bisa menjalin persaudaraan antarwarga dan saling bersilaturahmi.
Menurut Ipon, dirinya juga menunjukkan bahwa di keluarganya gotong-royong itu penting. “Suami saya juga ikut gotong royong kok. Sebab, tujuannya untuk memberi contoh yang lain,” kata Ipon sembari memperhatikan sang suami menggerakkan mesin potong rumput di sekitar lapangan.
BAGI BIBIT LOMBOK
Di sela-sela gotong-royong itu, Ipon membagi-bagikan bibit lombok atau cabai. Harga cabai apalagi jelang Puasa Ramadan terus menjulang. “Sudah 65 ribu per kilo khususnya lombok kecil,” kata Yoni Supriyono yang selalu aktif bergotong-royong.
Awalnya ratusan bibit lombok dari Bu RT itu akan dibagikan di rumahnya. Hanya, karena warga ngumpul di gazebo, lombok atau cabainya pun dibawa menggunakan gerobak. “Ayo ambil lomboknya,” pinta Bu RT kepada Rudi yang tak selang beberapa lama membawa bibit lombok itu.
Masing-masing warga ada yang 2 bibit sampai 3 bibit. Tampaknya, Bu RT memang sengaja membudidayakan lombok atau cabai itu di kemasan polybag. Dan, warga diminta untuk merawat bibit cabai itu di rumah masing-masing lewat media tanam mereka.
“Ditanam ya dan semoga bisa cepat tumbuh. Hitung-hitung bisa digunakan makan mie rebus sambil memetik lombok di pekarangan rumah,” ujar Ipon seraya tersenyum.
Setelah itu, bapak-bapaknya ada membawa bibit lombok itu. Dan, berharap bisa tumbuh. “Bisa di pot atau media tanam lainnya. Semoga bisa tumbuh segar seperti di depan halaman saya,” ujar Zulkifli, suami Bu RT yang aktif bergotong-royong. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Marhaban ya Ramadan. (gt)