TINTAKALTIM.COM-Warga di Kabupaten Paser (Tanah Grogot) diminta untuk menghindari ragam polarisasi menjelang pilkada serentak pada 27 November 2024 mendatang. Karena, hal itu bisa mengganggu dan mengusik ketidakamanan serta proses jalannya hajatan nasional tidak kondusif.
“Saya yakin, warga di Kabupaten Paser ini bisa kompak. Memang pilkada ini agak berbeda dengan pileg dan pilpres. Karena, mendukung figur lokal sehingga sentimen lokal pun bisa muncul. Tetapi, tolong hindari jika ada polarisasi politik, agama dan etnis,” pinta AKBP Indras Budi Purnomo SH SIK mewakili Dirbinmas Polda Kaltim Kombes Pol Anggie Yulianto Putro di Kabupaten Paser Rabu (26/04/2024).
Indras berbicara di hadapan ratusan undangan di acara bimbingan dan penyuluhan Kamtibmas kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, ormas dan komunitas dikaitkan Pra Tahapan Operasi Mantap Praja Mahakam Jelang Pilkada 2024 di Kabupaten Paser di Ballroom Hotel Grand Sandurengas.
Acara itu dihadiri Kapolres Kabupaten Paser AKBP Yusef Dwi Prasetya SH SIK MH, Hafida (KPU Paser), Ketua Bawaslu Paser Nur Khamid SH, Kabid Politik Dalam Negeri dan Ormas Badan Kesbangpol Achmad Hartono S SoS MSi dan Serketaris Prodi S1 Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Kaltim Umar Battong SPMP, 10 kapolsek di Paser, jajaran kades yang tergabung pada Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi), bhabinkamtibmas dan undangan lainnya.
Dijelaskan Indras, menjaga keamanan bukan tugas kepolisian saja. Kendati di lapangan Polda Kaltim sudah mengerahkan bhabinkamtibmas dan polisi warga. Hanya, keterbatasan personel tak mampu untuk bekerja dengan jangkauan jarak yang luas di Kabupaten Paser.
“Makanya polisi perlu dukungan bapak-ibu sekalian dari ragam elemen masyarakat. Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, ormas dan komunitas untuk menjaga Paser aman. Pilkada 2024 mendatang wajib aman dan pelaksanaannya berjalan lancar,” kata Indras.
Dikatakan Indras, polarisasi adalah perbedaan dan itu pasti terjadi karena nanti figurnya akan muncul berbeda dan dukungan berbeda. Hanya, jangan sampai polarisasi itu masuk dalam elemen agama, etnis dan lainnya. Sebab, itu akan keluar dari semangat demokrasi dan lebih memperuncing konflik.
“Kita harus mengubah perilaku pemilih menjadi rasional, sehingga memilih berdasarkan apa misi kandidat ke depan, apa prestasi kandidat. Jangan masuk isu agama sebab itu masuk dalam sentimen politik dan bisa mengakibatkan konflik,” ingat AKBP Indras.
Menurut Indras, Kabupaten Paser sekarang ini sudah baik. Tentu karena terdiri dari sejumlah desa, hendaknya perlu mencari figur pemimpin terbaik dari yang baik. Tak perlu larut dalam isu politik identitas yang menjurus kepada konflik.
“Seluruh figur yang maju nanti yakinilah semua baik punya visi dan misi untuk memajukan Kabupaten Paser. Tetapi ingat, jangan sampai ‘Paser Terbelah’ yang mengakibatkan masyarakatnya tak kompak. Siapapun yang terpilih dari rakyat, itulah pilihan demokrasi,” jelas Indras.
Ditambahkan Indras, jika ada potensi gangguan pilkada, hendaknya dikomunikasikan dengan jajaran bhabinkamtibmas yang ada di wilayah tersebut. Termasuk, unsur polres dan polda.
“Kita cegah jangan sampai terjadi gangguan nyata, makanya itu tugas kita bersama elemen masyarakat dan kepolisian dibantu unsur TNI yang berada pada pilar kamtibmas. Prinsipnya, acara dari Ditbinmas Polda Kaltim ini sebagai upaya untuk sosialisasi dan sekaligus memberikan pemahaman bahwa Pilkada 2024 mendatang harus aman, lancar dan damai,” jelas Indras.
ISU KRUSIAL
Sementara itu Nur Khamid dari Bawaslu Paser menegaskan, isu krusial dalam pilkada itu ada 6 yakni berita bohong/misinformasi (informasi yang tidak benar dan tidak akurat, namun diberitakan kepada publik), politisasi suku, agama dan ras, disinformasi pemilu (memberikan narasi yang salah terhadap fakta atau peristiwa), pemanfaatan tempat ibadah untuk kampanye serta penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan.
Oleh karena itu kata Nur, peran kritis tokoh masyarakat diperlukan untuk fungsi kontrol, pengawasan, pelaporan dan menjaga kondusivitas.
Sementara itu, Hafida dari KPU Paser, mengajak undangan untuk turut mendukung pilkada di Paser dan pilgub yang secara serentak digelar pada 27 November 2024 mendatang.
“Target kita pada pilkada tahun sebelumnya 77 persen belum tercapai. Baru bisa tercapai 61 persen partisipasi pemilih. Untuk itu, tugas kita semua untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada pilkada 2024 mendatang,” ujar Hafida.
Kegiatan bimbingan berjalan lancar, hingga proses diskusi dan pembagian sarana kontak. Seluruh undangan mendapatkan sarana kontak dari Ditbinmas Polda Kaltim sebagai kenang-kenangan.
“Kegiatan ini sekaligus silaturahmi. Kita berterimakasih Polda Kaltim memafasilitasi acara, sehingga selain silaturahmi kita semua dapat ilmu,” salahsatu kades di kecamatan Paser. (gt)