TINTAKALTIM.COM-Gelaran program Jumat Curhat yang digagas Polda Kaltim dengan pelaksana Ditlantas pada Jumat (26/04/2024) agak berbeda dari biasanya. Ada sisi kreatif yang ditampilkan lewat drama parodi ‘Selamat dan Aman Berlalu-lintas Selama di Jalan’.
Parodi itu, diharapkan mampu jadi pesan kepada masyarakat yang dikemas lewat ‘drama pelanggaran lalu-lintas’ oleh tim Ditlantas Polda Kaltim. Dan parodi sendiri adalah plesetan atau lelucon yang isinya bersifat kritik, saran, sosialisasi yang dikemas kreatif lewat cerita.

“Kami sengaja tampilkan lewat drama parodi. Agar suasana Jumat Curhat lebih segar dan penuh pesan edukatif. Karena, alur ceritanya juga lebih memberi sosialisasi serta menjadi pesan moral mengingatkan pentingnya aman dan selamat berlalu-lintas,” kata Kasubdit penegakan hukum (Gakkum) Ditlantas Polda Kaltim AKBP Budi Heriawan yang punya ide atas parodi itu.
Budi sehari sebelumnya lewat general review (GR) atau gladi resik, sudah memaksimalkan tampilan drama parodi oleh tim Ditlantas itu yang didukung juga para polisi wanita (polwan). Tak hanya itu, Wakil Direktur Lalu-Lintas Ditlantas Polda Kaltim AKBP Moh Roni Mustofa juga ikut memberi bimbingan atas gelaran parodi itu.
Menurut Budi, pesan keselamatan berlalu-lintas lewat drama parodi biasanya lebih mengena. Karena yang ditampilkan sesuai dengan realita di lapangan.

“Kita menampilkan parodi pelanggaran yang sering dilanggar pengguna jalan. Ada 7 pelanggaran seperti tidak memakai helm Standar Nasional Indonesia (SNI) serta kendaraannya tidak memenuhi syarat,” kata Budi.
Dan di akhir drama parodi itu kata Budi, juga mensosialisasikan bagaimana perilaku pengendara selama di jalan raya. Paling penting mengecek kendaraannya dan secara personal pengemudinya pun harus memenuhi syarat administrasi seperti punya Surat Izin Mengemudi (SIM), ada STNK dan lainnya.
Sementara itu menurut AKBP Roni Mustofa, drama parodi adalah satu cara kreatif untuk mensosialisasikan pentingnya aman dan selamat saat di jalan raya. Karena, Polda Kaltim juga melaksanakan upaya lain untuk mengingatkan masyarakat seperti Police Goes to Campus dan Police Goes to School. Tujuannya, agar usia produktif khususnya pelajar dan mahasiswa tidak melanggar lalu-lintas. Sebab, berdasarkan data kecelakaan lalin lebih banyak menimpa usia produktif.

“Sebenarnya untuk memberi sosialisasi ini, Ditlantas Polda Kaltim tak pernah berhenti. Bahkan, langkahnya ada yang persuasif. Tetapi, di Balikpapan kan sudah ada kamera pengintai pelanggar lalin yang dipasang di Jalan Jenderal Sudirman,” kata Roni.
Kamera itu kata Roni, adalah Electronic Traffic Law Enforcerment (ETLE) atau yang dikenal dengan tilang elektronik. Sehingga, tidak ada alasan masyarakat takut akan ditilang dan polisi mencari-cari mereka yang melanggar.
“Melanggar langsung terkena ETLE. Dan, tidak bisa berargumentasi atau mengelak bahwa tidak melanggar. Sebab, di ETLE itu ada dua jenis kamera yakni kamera yang bisa merekam plat nomor (plat number recognition) dan kamera merekam wajah (face recognition). Sehingga, fotonya ada sebab langsung kena capture kamera,” kata Wadirlantas.

Dikatakan Wadirlantas, Jumat Curhat sengaja dilaksanakan di Café Dejong Jl Manuntung No 17 Kecamatan Balikpapan Selatan. Agar diskusinya lebih fresh dan suasananya serius tapi santai (sersan). Dan diisi dengan drama parodi selain juga jadi forum tanya jawab, diharapkan pesan lalu-lintas bisa sampai ke masyarakat.
“Selain masalah lalu-lintas, juga masalah yang berkaitan dengan direktorat di Polda lainnya seperti Ditkrimsus, Ditkrimum. Karena, Ditlantas concern dengan masalah lalin, maka kami membawa ‘paket lengkap’ dengan menghadirkan seluruh kasubdit di Ditlantas,” kata Roni.
Kasubdit yang dihadirkan Wadirlantas itu yakni Kasubdit Kamsel AKBP Windia Nugraha SH MH, Kasubdit Regident AKBP Wahyu Endra Jaya, Kabag Binops AKBP Bangun Isworo SH. “Silakan jika ada pertanyaan kaitan lalu-lintas, paket lengkap kami bisa menjawab,” ujar Roni disambut senyum undangan yang hadir.
Acara itu pun dihadiri Camat Balikpapan Selatan Muhammad Hakim, Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim AKBP Nyoman Wijana, AKBP Anhar Noor (Ditpolair), AKBP Fajar (Ditsamapta), AKBP Tigor (Ditnarkoba), Kompol Mahardi (Ditkrimsus), Kompol Laode Prasetyo Fuad (Kasat PJR), AKP Heru (Ditbinmas), Iptu Yudi (Ditreskrium), Amin (Ditintelkam) dan Kapolsek Balikpapan Selatan AKP Abu Sangit SH serta unsur 5 pilar di antaranya Jasa Raharja (Dony), Elyzabet (DKK), Bagus Panuntun (BPTD Kaltim), Alex (Dishub Balikpapan), Bapenda Kaltim dan para ketua RT, LPM serta lurah di Balikpapan Selatan.
SUAMI-ISTRI
Drama parodi yang diperankan oleh sejumlah talent dari Ditlantas Polda Kaltim menarik perhatian undangan yang hadir. Diawali dari cerita suami-istri yang ingin pergi ke pasar dengan mengendarai roda dua.
Sang istri mengingatkan agar suaminya mengenakan helm. Tetapi, suami menyebut bahwa tak masalah karena jarak menuju pasar dari rumahnya sangat dekat.
“Bu nggak usah pakai helm. Sudahlah nanti kalau ada polisi kita mengindar atau cari alasan,” kata sang suami yang dalam drama itu diceritakan baru menjalin mahligai rumah tangga.
Tiba-tiba, suami-istri tak menyangka baru saja melintas di depannya dihadang dua petugas polisi berseragam yang satunya adalah polwan. Dan, sontak suami-istri tadi terkejut.

“Selamat pagi bapak. Mau kemana. Boleh lihat surat-suratnya dulu. Mengapa nggak pakai helm,” tegur polisi lalin tadi.
Suami-istri itu seperti ‘cek-cok’ di atas kendaraannya. Karena, suaminya terus ngeyel nggak pakai helm. “Apa aku bilang pak, ada polisi toh,”? Suami menjawab: “Tenang saja bu, kita hadapi,” seloroh sang suami nekat.
Petugas tadi terus mencecar dengan pertanyaan. “Ada bawa SIM, STNK bapak ini. Kenapa kok tidak memakai helm,” tanya petugas. Suami merasa percaya diri. “Oh lengkap surat-suratnya pak tenang saja. Bu surat-suratnya mana,” tanya suami.
Sang istri pun terkejut. “Bapak, surat-surat ketinggal di atas meja tadi. Jadi bagaimana ini,” jawab sang istri. Otomatis membuat suaminya bingung. Lalu mencari alasan bahwa jarak yang ditempuh dekat dan surat-surat itu bisa diambil seraya ingin menghindar dari polisi lewat kabur.
Tetapi, polisi tegas. Terlihat sang suami bergetar kakinya. “Bapak kenapa kakinya bergetar. Asam urat ya. Mungkin terlalu banyak makan kacang goreng,” tanya petugas Polwan tadi. Menutupi malu, suami tadi menjawab. “Anu bu karena habis Lebaran, jadi kacang masih bertoples-toples. Nah, asam urat deh,” jawab suami tadi yang sebenarnya merasa ketakutan dengan petugas.
Di akhir parodi, pesan keselamatan lalu-lintas disampaikan oleh tim parodi. Pertama, jika mengendarai kendaraan harus ada dua aspek penting diperhatikan yakni pengemudinya (personal) dan aspek kendaraan.
“Jadi bapak dan ibu, secara personal harus memiliki SIM, STNK dan badan dalam keadaan sehat. Juga pakai helm Standar Nasional Indonesia (SNI) serta jaket,” ujar petugas tadi.
Juga yang tak kalah penting adalah kendaraan harus dicek apakah memenuhi syarat seperti lampu depan, rem, plat nomor tak boleh bodong atau buatan serta kaca spion dan sign keduanya harus menyala.
Itulah pesan keselamatan lalu-lintas lewat drama parodi. Dan seluruh talent akhirnya menyampaikan pesan moral lewat slogan dan imbauan: Stop Kecelakaan, Stop Pelanggaran. Keselamatan untuk Kemanusiaan. (gt)