TINTAKALTIM.COM-Mendukung program Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti terkait Corporate Social Responsibiity (CSR) atau tanggung jawab perusahaan terhadap aktivitas sosial yang sangat memberi dampak terhadap pengembangan daerah, PT HM Sampoerna Tbk menggandeng forum CSR Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Kota Balikpapan untuk menginisiasi pembentukan forum CSR di Tabanan Bali.
Langkah itu diwujudkan Sampoerna dengan sharing ‘ilmu’ pembentukan forum CSR yang sudah dilakukan Provinsi Jatim dan Kota Balikpapan. “Kami melihat Tabanan Bali terus menunjukkan perkembangan. Sinergi pemerintah dan swasta dalam membangun daerah tidak boleh berhenti. Apalagi ini merupakan keinginan Bupati Tabanan. Maka Sampoerna bernisiatif mengajak Kabupaten Tabanan Bali membentuk forum CSR seperti yang dilakukan Jatim dan Balikpapan,” kata Manajer Regional Wilayah Indonesia Timur PT HM Sampoerna Tbk, Arga Prihatmoko di acara sharing forum CSR di Kantor Bapelitbang Tabanan Bali, Selasa (10/11/2019).
Acara itu dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tabanan Dr I Gede Susila S Sos MSi, Kepala Bapelitbang Ida Bagus Wiratmaja ST MT dan stafnya Kepala Penelitian dan Pengembangan Ni Komang Ayu Rustini SE MSi, Kabag Ortal I Ngurah Suarya, Sekdis Kominfo I Wayan Suradigama SH dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Kabupaten Tabanan.

Arga menyebut, forum CSR Jatim dan Kota Balikpapan dijadikan best practice karena sudah menunjukkan kinerja di lapangan. Sehingga, hal ini dapat jadi rujukan atau benchmark untuk Kabupaten Tabanan Bali membentuk forum CSR. “Semakin banyak sinergi pemerintah dan swasta dalam membangun Tabanan itu lebih baik. Nanti forum CSR itu bergerak lebih maksimal, sehingga kontribusi swasta membangun Tabanan lebih banyak seperti dicontohkan Jatim dan Balikpapan,” kata Arga.
Sejauh ini, PT Sampoerna sejak beberapa tahun lalu telah bergerak dalam membantu lewat program CSR di Kabuapaten Tabanan khususnya dalam pengembangan pelestarian lingkungan dan ekonomi kreatif serta pemberdayaan masyarakat. Bahkan, belum lama ini telah melakukan program Link Up atau program pelatihan peningkatan kapasitas infrastruktur serta pengembangan jejaring bagi UMKM setempat.
Link Up sendiri adalah Leadership Infrastructure Networking dan Knowledge Up Grading Program. Dan ini upaya PT HM Sampoerna untuk mendukung program Kabupaten Tabanan dalam memperkuat potensi ekonomi kreatif untuk mendukung pariwisata. Tak hanya di Tabanan tapi juga dilakukan di Maluku Utara dan Kalimantan Timur.
APRESIASI SAMPOERNA
Sementara itu Sekda Tabanan I Gede Susila mengatakan, sangat memberi apresiasi PT HM Sampoerna yang tak henti-hentinya membantu Kabupaten Tabanan di bidang CSR. “Termasuk rencana pembentukan forum CSR dengan mendatangkan best practice forum CSR Jatim dan Balikpapan. Ini sangat bermanfaat untuk kami kembangkan dan contoh di Tabanan,” kata I Gede Susila.

Dikatakan sekda, Kabupaten Tabanan dengan kondisi APBD terbatas harus sinergi dan kolaborasi dengan swasta. Sejauh ini PT HM Sampoerna sudah memberi kontribusi luar biasa. Hanya, jika ada forum CSR, maka perusahaan lain dapat juga membantu. “Banyak pekerjaan di Kabupaten Tabanan yang dapat disinergikan dengan pihak swasta. Saya berterimakasih dengan Sampoerna termasuk forum CSR Jatim dan Kota Balikpapan. Pasti kita bentuk forum CSR itu setelah sharing ilmu dari dua kota tersebut, Sebab, banyak ilmu dan wawasan baru untuk kita adopsi,” kata Sekda I Gede Susila.
SEKSI DAN INOVATIF
Sementara Kepala Bapelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja menjelaskan, untuk menarik investor, daerahnya harus diciptakan menjadi ‘seksi’ atau memberi daya tarik. Sehingga, langah-langkah inovatif terus dikembangkan. “Program CSR itu akan datang kalau suatu daerah itu ada daya tariknya. Saya mempersepsikan ada ‘keseksian’ , sehingga saat ini kami di Bapelitbang terus berupaya bagaimana melakukan pemetaan di masing-masing kecamatan agar ada daya tarik khususnya wisatawan untuk datang ke Tabanan,” ujarnya.

Ia menyebut, langkah inovasi juga dilakukan. Seperti diciptakan aplikasi Garbage Startup Online (GS Online). Saat ini katanya sampah di Tabanan harus dikelola profesional. Jika tidak pengelolaannya kurang efektif sebab penanganan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah masih konvensional. “Kami buat aplikasi GS Online. Ini mengubah gaya hidup (lifestyle) warga Tabanan untuk dapat memisahkan sampah plastik, organik dan sampah lainnya yang dimulai dari sampah rumah tangga,” jelas Ida Bagus Wiratmaja
Disebutkannya, proses GS Online mampu memutus rantai panjang distribusi sampah menjadi lebih efektif, efisien dan tuntas secara zero waste. “Sebab, sampah dan pariwisata itu memiliki korelasi. Ini yang kami perbuat di Tabanan. Selain, bagaimana menciptakan pengelolaan pertanian dan perkebunan profesional dan berdaya guna. Sebab, mayoritas di Tabanan pendapatannya dari pertanian dan perkebunan,” ujar Ida Bagus Wiratmaja yang saat ini Bapelitbang terus berupaya bagaimana ‘mengemas’ daerahnya menjadi seksi dan memiliki unique selling point (USP), sehingga banyak yang tertarik datang ke Tabanan.
JATIM DAN BALIKPAPAN

Sementara dalam sharing forum CSR Kota Balikpapan disampaikan Wakil Ketua IV Bidang Humas dan Komunikasi H Sugito SH. Dalam paparannya dijelaskan bahwa forumnya tidak memiliki bendahara sebab tidak mengelola dana. Forum hanya bekerja bagaimana menjadi fasilitator dan dinamisator agar perusahaan-perusahaan lain sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah. “Saya sarankan agar forum CSR di Tabanan Bali ketua umumnya harus bupati. Sebab, itu sangat mudah untuk melakukan koordinasi dengan perusahaan swasta dan mampu dijadikan saran sinergi program pembangunan,” pinta Sugito.
Dalam kesempatan itu, Ketua Forum CSR Kota Balikpapan Andi Sangkuru juga memberikan pandangan bahwa keberadaan forum lebih banyak memberikan edukasi bagaimana mengelola CSR yang harus disinergikan dengan program pemerintah. “Forum melakukan road show memberikan informasi agar CSR perusahaan tidak sampai tumpang tindih. Dan, kami juga selalu menjelaskan bahwa forum tidak digaji dan mengelola dana. Murni menjadi relawan yang bekerja demi proses pembangunan Kota Balikpapan berjalan baik,” kata Andi Sangkuru yang juga owner PT Rachmat Agung Sentosa, developer Sepinggan Pratama dan Permata Gading ini.
Sedang pengurus forum CSR Jatim, Retno Lestari menyebut, forumnya murni dibentuk yang inisatornya para perusahaan swasta. Berbeda dengan forum CSR Balikpapan yang diinisiasi pemerintah. “Kami memiliki program bidang forum seperti UMKM, pendidikan, kesehatan yang semua dilakukan sinergi dengan swasta maupun BUMN. Tetapi tetap mengikuti program Pemprov Jatim,” ujar Retno.

Dalam menjalankan tugasnya, forum CSR Jawa Timur dijadikan juga wadah untuk mendiskusikan berbagai topik program CSR yang memungkinkan anggota berbagi informasi program yang selaras dengan prioritas Pemprov Jatim. “Silakan kalau mau belajar terbentuknya forum CSR Jatim, bisa juga datang ke Surabaya,” pinta Retno Lestari yang juga Operational Section Head FIF Group, PT Astra ini.
Retno Lestari juga bersama mitranya Muhammad Kosim yang juga dalam forum CSR Jatim. “Kami ingin agar forum CSR jadi fasilitator pelaksanaan program CSR kepada masyarakat bedasarkan sajian data yang akurat dari pemerintah. Sebab, kerja forum ingin memberikan kontribusi dalam penyediaan sejumlah program seperti pelatihan dan pendampingan yang bersifat sofskill dan hardskill dan lainnya,” ujar Kosim yang juga inisiator pembentukan forum CSR Jatim dari unsur media, Smart FM Surabaya hingga keberadaan forum semakin berkembang pesat. (git)