TINTAKALTIM.COM-Suku Mandar sebuah etnik mempunyai pandangan hidup. Itu tradisi dan harus diamalkan turun-menurun. Pandangan hidup itu ada yang jalan agama, budaya dan filsafat atau filosofi. Salahsatunya adalah berpijak atau berdiri dalam kebenaran atau mikke’de’ di attonganan.
Ketua DPW Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Provinsi Kaltim Prof Masjaya yang juga Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) menegaskan itu karena, kalimat prinsip tersebut jadi tema musyawarah cabang (muscab) IV KKSMB Kota Balikpapan.
“Kebenaran harus ditegakkan. Dan warga Mandar di mana saja berada harus menjunjung kebenaran. Berbuatlah yang baik maka akan dicintai rakyat,” pesan Masjaya dalam kegiatan muscab di Hotel Astara kawasan Pencacity Balikpapan Super Block (BSB) Balikpapan, MInggu (28/11/2021)
Muscab terasa penuh persaudaraan dan silaturahmi. Karena tokoh-tokoh Mandar Sulbar hadir yakni H Kalman Bora, H Syahril H Thaher, Masruri Yahya, Amiruddin Arif, H Asludin Arif, Alwi Alqadri dan tokoh muda Mandar H Yaser Arafat dan tokoh Mandar Ir Syahrir Hamdani dan lainnya.
Prof Masjaya lebih menekankan, orang Mandar Sulbar di mana saja berada wajib bermanfaat dan bukan saja mementingkan sisi materi atau ekonomis. Orang Mandar harus memberi nilai-nilai bersifat intelektual dan kemanfaatan.
“Orang-orang Mandar itu pintar-pintar. Dan banyak yang menduduki posisi strategis. Di Samarinda sempat dipimpin warga Mandar yakni H Abdul Waris Husein sebagai walikota. Sukses dan perjuangannya membuat Samarinda maju,” cerita Prof Masjaya.
Masjaya menyebut, kesuksesan orang Mandar seperti Waris Husein harus dicontoh. Sebelum jadi walikota, almarhum yang lahir di Muara Badak itu, sempat menduduki jabatan Asisten Bidang Kesra Pemprov Kaltim dan anggota DPRD 2004-2009.
“Saya juga mendorong proses belajar di Universitas Mulawarman semua harus smart atau cerdas. Etnis apapun, tetapi bangga juga ada orang Mandar punya Indek Prestasi (IP) tinggi. Cerdas memang,” kata Masjaya disambut applaus peserta muscab.
Tak ingin bicara pada sisi primordial, tetapi KKMSB Balikpapan kata Masjaya sudah jadi semacam trigger atau pemicu dan menggerakkan tokoh-tokoh Mandar sukses. Itu dicontohkannya, H Rahmad Mas’ud SE ME yang juga ketua KKMSB Balikpapan jadi walikota serta tokoh muda Mandar Yaser Arafat yang terpilih jadi ketua Kadin Balikpapan. “Luar biasa tokoh-tokoh muda ini. Pak Rahmad sukses sampai jadi walikota. Nah Dik Yaser juga, tak gampang jadi walikota dan ketua kadin,” urai Masjaya yang lagi-lagi disambut applaus hadirin.
Masjaya bicara lebih ke arah filosofi yakni, orang Mandar itu bagus menjaga hubungan pergaulan dalam rumpun family atau keluarga. Itu harus dikembangkan di masyarakat. “Orang Mandar juga menjunjung tinggi orangtua atau orang yang dituakan. Ini bagus. Makanya, orang Mandar harus bermanfaat dan sukses seperti Pak Walikota Rahmad,” pungkasnya.
MALAQBI
Sementara itu, tokoh Sulbar Ir Syahrir Hamdani lebih bercerita secara detail sejarah berdirinya Sulbar dan Mandar. Semboyan Kota Balikpapan Kubangun, Kujaga dan Kubela yang mengusung konsep Madinatul Iman dipersepsikan sama dengan konsep Malaqbi yang menjadi semangat atau spirit warga Sulbar.
“Sulbar sudah punya duluan semboyan menjaga kekuatan. Malaqbi itulah jadi karakter kehidupan yang sudah jadi jargon masyarakat Sulbar. Jadi, Kota Balikpapan dan Sulbar itu sejalan. Wajar kalau walikotanya orang Mandar,” kata Syahrir disambut tawa dan aplaus hadirin.
Landasan hidup orang Sulbar itu kata Syahrir, jangan sampai pudar. Jangan sampai dicoreng oleh oknum warga Sulbar untuk tidak berbuat baik. “Kuncinya malaqbi harus dijalankan utuh. Dan, dengan etnis lain, orang Sulbar dan Mandar harus bersaudara, bersatu dan membangun kotanya,” kata Syahrir.
MADINATUL IMAN
Sementara itu, Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud yang juga Ketua KKMSB Balikpapan menyebutkan, konsep madinatul iman juga lahir dari warga Mandar. Dia adalah Ustaz Abdul Rivai (alm) yang juga adik kandung Sekretaris KKMSB Balikpapan Drs Junaidi Latief yang saat itu bersama-sama Walikota Imdaad Hamid SE mencetuskan jargon Balikpapan ‘Madinatul Iman’.
Ustaz Abdul Rivai yang juga pengurus Masjid Istiqomah milik PT Pertamina itu, terus menggaungkan konsep madinatul iman bersama sejumlah stakeholders seperti MUI dan lainnya. “Ini di depan saya ada Pak Junaidi. Jadi lagi-lagi orang Mandar yang mencontohkan kebaikan. Ini harus terus dijaga dan ditularkan kepada lainnya,” kata Rahmad Mas’ud.
Rahmad juga bercerita bagaimana Balikpapan bersinergi dalam konsep ekonomi dengan Sulbar yang disebutnya sebagai ‘Ma’balu’ yakni konsep dagang antara tiga wilayah yakni Mamuju, Balikpapan dan Palu (yang disingkat Mabalu).
“Bukan sekadar slogan dan ini harus diwujudkan dalam konsep segitiga emas ketiga daerah. Apalagi Kota Balikpapan jadi terasnya Ibu Kota Negara (IKN),” kata Rahmad, yang menambahkan memorandum of understanding (MoU) dengan Palu sudah dilakukan.
Dalam kesempatan lain, Rahmad jika bicara lebih menyisipkan sisi-sisi humoris dan melempar joke-joke khusus. Apalagi di hadapan hadirin yang banyak laki-laki. “Saya itu sering bilang dengan istri saya Hj Nurlena. Sayang, aku tidak bersyukur memiliki istri kamu,” kata Rahmad.
Sontak, pernyataan itu kata Rahmad, dijawab terkejut sang istri. “Lho kenapa, ada apa ini,”? tanya sang istri. Tentu, meredam ‘gejolak wajah yang sudah mulai marah’ itu, Rahmad menjawab: “Gini lho kata pak ustaz, barangsiapa bersyukur, nanti akan ditambah nikmatnya. Nah, berarti kan ditambah istrinya,” kelakar Rahmad membuat seisi ruangan tertawa.
“Saya itu dengan istriku tidak ingin mensyukuri, tetapi menikmati,” lagi-lagi kelakar Rahmad.
Rahmad bercerita bahwa sekarang terus mengajak warga Balikpapan menjaga protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penularan covid-19. “Alhamdulillah, tingkat kekebalan kelompok (herd immunity) Balikpapan tertinggi di Kaltim. Kita sudah mencapai angka 95 persen,” urainya.
Menurut Rahmad, itu kerja-kerja seluruh elemen masyarakat TNI, Polri dan seluruh masyarakat termasuk warga Mandar yang jadi walikota dan itu Rahmad Mas’ud.
“Silakan, kalau ada orang Mandar ingin jadi wakil walikota. Tetapi, menurut saya jangan sekadar wawali. Jadi Walikota Balikpapan. Tetapi, tunggu saya 2 periode dulu,” ungkap Rahmad membuat suasana hiruk-pikuk dan tepuk tangan bergemuruh seisi ruangan.
AKLAMASI 20 MENIT
Sementara itu menurut Junaidi Latief, Rahmad Mas’ud terpilih kembali secara aklamasi dalam muscab sebagai ketua umum. Itu berjalan 20 menit persidangan. “Yang lama itu membahas tim formatur. Ada 7 orang formatur yang nanti memilih figur-figur yang duduk di kepengurusan KKSMB Balikpapan,” jelas Junaidi.
Ketujuh formatur itu yakni H Kalman Bora, H Syahril HM Taher, dan tokoh perempuan mewakili representasi 30 persen suara. “Laporan pengurus tahun 2015-2020 diterima dengan tak ada catatan dan tanggapan jadi clear and clean,” jelas Junaidi.
Sebelumnya, Ketua Panitia Muscab IV Yudi Saharuddin yang juga General Manager (GM) Ewalk berharap, hasil muscab nanti dapat menyusun program-program bermanfaat bagi organisasi.
“Saya yakin dan percaya, seluruh pengurus yang hebat-hebat dapat membuat program hebat yang sinergi dengan pemerintah. Dan suksesnya muscab juga berkat keterlibatan seluruh unsur warga Mandar yang duduk di panitia. Saya hanya mengkomando saja,” senyum Yudi dari atas podium, yang mengisyaratkan berjalannya muscab sukses dan lancar. (gt)