TINTAKALTIM.COM-Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan, masalah stunting di Indonesia termasuk di Kaltim sangat jadi perhatian karena prevalensi (jumlah kasus dalam periode tertentu) angkanya tinggi. Sehingga, mahasiswa harus jadi garda terdepan ikut memberi kontribusi penurunan angka stunting.

Demikian disampaikan Kapolda Kaltim yang diwakili Wakapolda Brigjen Pol Djati Wiyoto Abdhy di acara Stunting Goes to Campus yang digelar di Ballroom Putri Aji Karangmelenu Lantai 8 Universitas Balikpapan (Uniba), Jumat (21/06/2024).
Acara itu diikuti ratusan mahasiswa dan dihadiri Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Uniba Dr Rendi Susiswo Ismail SH MH, Rektor Uniba Dr Ir M Isradi Zainal MT MH MM DESS, Kabid Dokkes Polda Kaltim Kombes Pol dr B Djarot Wibowo dan undangan lainnya.

Menurut Wakapolda, stunting menjadi isu nasional dan didefinisikan sebagai kondisi kurang gizi kronis khususnya pada usia bayi. Sehingga, hal ini dapat menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak di masa mendatang.
“Mahasiswa Uniba harus mengetahui apa itu stunting dan mencegahnya, karena ini jadi tantangan gizi di tengah periode bonus demografi yang menimpa usia produktif. Mahasiswa juga masuk usia produktif,” kata Brigjen Djati.

Dikatakan Wakapolda, mahasiswa punya peran penting ikut mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting pada anak-anak. Karena, anak di masa depan menjadi generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045 mendatang.
Sosialisasi stunting di Uniba kata Wakapolda, sekaligus menjalankan program pemerintah melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yakni menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan sanitasi.

“Pencegahan stunting itu punya korelasi dengan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Sehingga, perlu dicegah sejak dini melalui penyuhan, kampanye publik agar kesadaran masyarakat muncul khususnya kalangan mahasiswa,” jelas Wakapolda.
Ditambahkan Wakapolda, Biddokkes Polda Kaltim menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Uniba agar mahasiwa paham bagaimana cara menurunkan stunting di Kota Balikpapan dan Kaltim umumnya. Karena, juga termasuk program strategis polri yang Presisi mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas.

“Indonesia Emas itu di mana negara kita berusia 100 tahun. Ada sisi bonus demografi harus dicapai. Makanya, anak-anak usia produktif harus sehat sehingga bisa mencapai produktivitas dalam mendorong perekonomian Indonesia,” kata Wakapolda
HARI BHAYANGKARA
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Kombes Pol dr Djarot Wibowo mengatakan, kegiatan sosialisasi stunting merupakan bhakti kesehatan yang dirangkai menyambut HUT Bhayangkara ke-78.
“Kegiatan ini bagian tanggung jawab Polda Kaltim terhadap masyarakat khususnya mahasiswa yang usia produktif sebagai cikal bakal dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang akan melahirkan keturunan,” kata dr Djarot.

Dikatakan Djarot, Polda Kaltim kerjasama dengan Uniba melakukan sosialisasi stunting arahnya agar anak muda diajarkan mengenai pentingnya mengenali stunting dan upaya pencegahannya. “Sebenarnya acara ini untuk mendorong agar usia produktif lebih sehat sebagai bentuk kepedulian polri terhadap masyarakat dan mendukung program pemerintah,” kata Djarot.
Kegiatan dilakukan dengan bentuk kata Djarot, sosialisasi dan dialog interaktif serta diskusi sekaligus deklarasi peduli stunting yang didukung Biddokkes Polda Kaltim, Uniba serta Intelkam.

Dikatakan dr Djarot, salah satu yang ingin dicapai dalam kegiatan sosialisasi stunting adalah komitmen bersama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berguna bagi masyarakat luas yang korelasinya pada kesehatan prima
“Hari ini kita ajak sekitar 400-500 mahasiwa-mahasiswi untuk mengetahui bagaimana menekan angka stunting. Setelah itu secara berkelanjutan dapat disampaikan edukasinya kepada lainnya. Sehingga, seluruh mahasiswa Uniba bisa memahami pentingnya ikut terlibat dalam menekan angka stunting sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi,” kata dr Djarot. (gt)