TINTAKALTIM.COM-Boleh diibaratkan ini ‘event Roro Jonggrang’. Karena, eventnya besar dan berskala nasional. Waktunya singkat sehingga kerja ekstra dilakukan. Saat itu event dijadwalkan 29 Februari 2024. Sehingga, Event Organizer (EO) Mahacita Indonesia melakukan prepare di lapangan dengan cepat
“Dapat informasi dari Kemenhub, Presiden RI Jokowi bakal meresmikan Terminal Samarinda Seberang di Samarinda. Ini harus dipersiapkan maksimal,” kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT kepada seluruh kasinya dan pegawai di lingkup Ditjen Hubdat Kemenhub itu.
Roro Jonggrang adalah legenda dari Jogyakarta yang menceritakan bagaimana proses pembangunan 1.000 candi yang harus dipersiapkan dalam skala waktu 24 jam. Dan itu ditafsirkan sebagain orang sebagai ‘Proyek Secepat Kilat’.
Karena event nasional, jajaran Direktorat Prasarana Transportasi Jalan Kemenhub pimpinan Direktur Toni Tauladan dan Kasubditnya Rudi Arya harus ikut melakukan monitoring ke Samarinda. Apalagi tersiar kabar event dimajukan sehari pada 28 Februari 2024, semula 29 Februari 2024
Tak ada kata menyerah. Semua fokus pada kegiatan itu. Diawali pemilihan Event Organizer (EO) oleh Pengawas Terminal Batu Ampar Sulis Setyawan S Kom. “Sudah kami tunjuk Mahacita Indonesia,” kata Sulis saat dihubungi technical leader event Wisnu Herlambang.
Wisnu harus mempercepat berangkat ke Samarinda. Ia mempersiapkan kaitan transportasi kedatangan tamu-tamu pusat. Seluruh potensi dikerahkan khususnya untuk menyiapkan kendaraan plus driver.
Soliditas tim dibentuk. Bagaimana ‘mengeroyok’ event besar itu. Advis kiri-kanan pun diterima Wisnu. Kuota pekerjaannya besar dan durasi pekerjaan yang singkat. Dan datangnya pada menit-menit terakhir.
Beban kerja yang diterima seluruh tim jadi meningkat, kisaran waktunya ‘hanya 2 hari’, sehingga kepercayaan harus ditunjukkan. Makanya, seluruh tim mengabaikan dulu waktu berkualitas dengan keluarga.
Muiz dan Wisnu sudah berada di Samarinda lebih awal. Saat itu Minggu (26/02/2024). Muiz langsung menghadiri dua event yakni launching Car Free Day (CFD) di Samarinda atas undangan Walikota H Andi Harun dan pelantikan pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Kaltim di mana Muiz jadi bendahara.
Muiz cekatan melakukan delegasi pekerjaan. Wisnu harus menilai orang-orang yang gemar bekerja melebihi waktu dan itu jadi andalan. Proyek bak membangun candi ini dikerjakan lembur dan tidur pun harus dini hari. Apalagi saat itu Direktur Prasarana Toni Tauladan dan Kasubditnya Budi Arya menggelar meeting dadakan membahas hal teknis.
Monitoring seluruh kasi berjalan. Kasi Bag Tata Usaha (TU) Sudarmaji dan Kasi Lalu-Lintas Bagus Panuntun datang di hari berikutnya karena harus ‘jaga kandang’ di kantor BPTD Kaltim kawasan Terminal Batu Ampar.
Konsentrasi pengawasan paling ekstra di main stage. Di sini semua pihak terus ‘cerewet’ agar pelaksanaan berjalan lancar. Sejak Minggu hingga Selasa (27/02/2023) sejumlah pihak ikut melakukan monitoring dari Menhub Budi Karya Sumadi (BKS) dan rombongan, Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Darat Amirullah ikut melakukan monitoring.
Awalnya, EO dan tim dari BPTD pimpinan Muiz didukung Wisnu dan Sudarmaji agak enjoy. Sebab, acara dijadwalkan Kamis (29/02/2029). “Tapi tiba-tiba maju 28 Februari 2024. Kita harus kerja ekstra dan begadang,” jelas Chita.
Tak ada kata mundur. Chita, yang sudah tidak tidur semalam tetap bertekad acara harus sukses. “Don’t give up. Kita bantu BPTD Kaltim maksimal. Kendati manusia juga punya kekurangan, ini kerja besar dan tekad kita harus sukses,” seloroh Chita Wijaya yang bola matanya masih terlihat tajam kendati sudah pukul 02.00 Wita.
Chita selalu berkoordinasi. Kendati ia bingung harus menerima saran yang mana. Tapi, ia sadar semua demi kesempurnaan acara. Apalagi, jika acara kepresidenan ada ‘protokoler baku’ yang harus diikuti.
Bagi Chita yang dikenal wanita multi-talent ini, harus turun langsung dan memberikan arahan bagi timnya. Ia justru ‘membuka telinga lebar-lebar’ atas kritik, saran untuk suksesnya event kedatangan Presiden Jokowi itu.
Untuk mempercepat koordinasi dan komunikasi, Chita dan sejumlah timnya harus menginap di samping Gedung Terminal Samarinda Seberang. Kebetulan di dekat itu ada penginapan alias kost-kostan.
“Saya menginap di Hotel Mercure River View. Karena, Mercure yang asli full. Sebab, seluruh hotel di Samarinda okupansinya tinggi,” kelakar Chita di hadapan Wisnu Herlambang.
Karakter Chita untuk open mind terhadap siapa pun memberi ruang EO yang ia kendalikan lebih mudah untuk melakukan interaksi. Ia pun berbincang dan berdikusi tak hanya dengan tim advance kepresidenan, protokol Menhub bahkan sampai dengan Menhub Budi Karya Sumadi serta Paspampres.
“Hebat-hebat semua. Justru saya mendapat pelajaran berharga lewat event nasional ini. Ya, ada juga perasaan nervous karena yang harus di-handle adalah Presiden Jokowi dan rombongan. Alhamdulillah berkat doa semua teman-teman BPTD Kaltim dan seluruh pihak eventnya berjalan lancar,” kata Chita Wijaya.
Diakui Chita, baru kali ini menggarap event yang waktunya mepet. “Benar juga ya kalau disebut event Roro Jonggrang, tetapi hati kita semua kok jadi senang. Sebab, acaranya sukses. Kalaupun ada kekurangan, kami atas nama Mahacita Indonesia minta maaf,” ujar Chita Wijaya.
Sementara itu Kepala BPTD Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT memberi apresiasi kepada semua pihak atas dukungan event peresmian Terminal Samarinda Seberang, tak terkecuali kepada Menhub, Sekretaris Jenderal Kemenhub, Sesditjen Amirullah, Direktur Prasarana Toni Tauladan dan tim, Kepala Terminal Samarinda Seberang Heriawan dan seluruh kepala seksi di BPTD dan pegawai BPTD.
“Intinya, kalau kita kompak semua bakal berjalan lancar. Jaga terus kekompakan dan jangan pernah merasa puas karena kita-kita semua adalah pelayan di masyarakat,” pungkas Muiz Thohir. (gt)