TINTAKALTIM.COM-Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kaltim Ditjen Hubdat Kemenhub berduka. Pegawainya Nixon Mone S SiT, Kepala Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan meninggal mendadak Minggu (29/10/2023) di Gereja Toraja Ebenhaezer kawasan Gunung Polisi Balikpapan.
Kabar meninggalnya Nixon, membuat terkejut Kepala BPTD Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT dan seluruh pegawai. Pasalnya, Nixon sehari-harinya dalam keadaan sehat dan rajin berolahraga fitness. Bahkan, Jumat (27/10/2023) masih ngantor di kawasan Terminal Tipe A Batu Ampar.
Media ini mendapat informasi meninggalnya Nixon dari Kasi Sarana dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan Wisnu Herlambang AMd LLAJ Sap MM. “Ada berita duka, Pak Nixon meninggal dunia. Mohon kalau bisa bantu bagaimana prosedur pengiriman jenazah ke Enrekang Sulsel,” info Wisnu. Media ini sontak terkejut karena sehari sebelumnya sempat ngobrol dan ngopi di ruang kerjanya. Bahkan, semua rekan kerjanya pun tak percaya Nixon meninggal secepat itu.
Hanya, pukul 11.00 Wita pada Minggu, kabar meninggalnya Nixon itu beredar di WA Group internal BPTD. Tetapi, sebagian pegawai menilai itu hanya hoax. “Ada dikirim foto almarhum posisi tubuhnya tertidur. Saya bilang, kok sama fotonya dengan Pak Nixon. Jangan-jangan hoax,” cerita Yusri, sahabat Nixon.
Itu karena kata Yusri, aplikasi facebook (FB) Nixon Mone belum lama ini kena hacker, sehingga informasi itu dianggap belum valid dan tak ditanggapi serius. Apalagi yang memberi informasi saat itu Nixon sendiri.
“Tapi setelah mendengar kepastian meninggalnya Pak Nixon kami semua sedih. Bahkan, surat terakhir untuk cuti diri saya yang ada di meja kerjanya pun sudah ditandatangani,” cerita Yusri.
Kepastian meninggalnya Nixon diterima pegawai BPTD dari jemaat gereja Natan Kalambe. Ia mengabarkan, Nixon meninggal usai menjalani ibadah dan bermain gitar untuk mengiringi paduan suara atau vocal group gereja. Nixon sempat dibawa ke rumah sakit terdekat Ibu Sina, hanya nyawanya tak tertolong sejak berada di gereja.
Kabar duka siang itu sekitar pukul 11.00 Wita, membuat suasana menjadi sedih dan haru. Jemaat gereja bergegas mempersiapkan semua keperluan jenazah. Karena, almarhum terdaftar sebagai jemaat di gereja itu. Termasuk pengurusan pengiriman jenazah ke Enrekang Sulawesi Selatan tempat almarhum dimakamkan. Dan pengiriman jenazah ini dipimpin Dailiamianus atau Pak Dai.
Jenazah saat itu disemayamkam di rumah Pendeta Bernadus Baddu S Th, kerabat Nixon saat di Enrekang. “Saya anggap Nixon seperti keluarga sendiri. Saat bertugas di Enrekang, almarhum juga di sana. Eh bertemunya di Balikpapan,” cerita Pendeta Bernadus.
Istri almarhum yang mendapat kabar sempat shock suaminya meninggal mendadak. Wisnu atas support Muiz Thohir, harus berupaya mencarikan tiket ke Balikpapan. Sebab, upacara penghormatan dan pelepasan jenazah sekaligus dirangkai dengan ibadah diharapkan istrinya ikut menyaksikan. Dan istrinya tiba di Balikpapan malam itu juga.
Sejak pukul 12.00 Wita, jajaran pimpinan BPTD dan sejumlah pegawai berangsur berdatangan ke rumah duka di Gunung Polisi. Terlihat juga Kasubbag Tata Usaha Dailamianus S Sos MAP dan Kasi Lalu Lintas Jalan, Sungai, danau, Penyeberangan dan Pengawasan Bagus Panuntun S SiT MAP dan jajaran pegawai lainnya ikut melayat.
Rumah duka di Gunung Polisi langsung dipenuhi pelayat. Termasuk jemaat gereja yang bahu-membahu memasang tenda hingga mempersiapkan keperluan jenazah dari keranda, memandikan hingga mobil jenazah. Bahkan, jemaat pun mengurusi penerbangan jenazah ke Enrekang melalui Yayasan Bayu Purnomo Balikpapan.
Muiz dan staf memenuhi rumah duka. Jenazah Nixon terlihat ditempatkan di ruang depan rumah pendeta. Terlihat, Yunita kerabat almarhum menangis tak pernah henti. Ia sepertinya sangat kehilangan sosok bapak yang dinilainya sabar dan pekerja keras.
“Kita semua merasa kehilangan. Apalagi istri dan anak-anaknya. Karena, Pak Nixon itu seperti pujangga dan terkadang seperti motivator. Jadi banyak kenangan menarik selama bersamanya,” cerita Wisnu.
PANTUN DI FB
Saat pelepasan jenazah, Natan Kalambe menyebutkan, bahwa almarhum adalah sosok yang ramah dan ingin membesarkan gereja serta berbaur bersama jemaat. Sampai membentuk vocal group bernama GT Benz Vocal Group.
Menurut Natan, almarhum beberapa hari sebelum meninggal, sempat memposting pantun. Ia mengajak berpantun dan pantun itu bermakna sangat luas dalam kehidupannya hingga akhir hayatnya
Pantunnya yang diposting Nixon yakni:
Satu Tambah Satu, Sama Dengan Dua, Aku dan Kamu, Cinta Sampe Tua. Dua Tambah Dua, Sama Dengan Empat, Semoga Cinta Kita Sampe Akhir Hayat dan Tiga Tambah Tiga, Sama Dengan Enam, Bahagia Kita Berdua Siang dan Malam. Pantun itu kata Natan, diposting 3 Oktober2023 dan mendapat tanggapan puluhan follower almarhum
“Lalu saya menambahkan pantun itu dengan sebait kalimat: Empat Tambah Empat Sama Dengan Delapan. Sempatkan Waktu Pulang, Menanti Dekapan,” cerita Natan. Ternyata tambahan pantun itu almarhum menghadap dekapan Tuhan.
Istri almarhum yang berada di sisi jenazah, terlihat terisak mendengar pantun itu diucapkan. Ia menangis sambil ditenangkan pegawai BPTD Christin yang selalu mendampingi.
Di hari yang sama kata Natan, almarhum pun memposting kalimat sangat puitis yakni Tidak Akan Ada Bahagia Tanpa Ucapan Syukur, Terutama Buat Waktu dan Kesempatan yang Masih Tuhan Beri.
Almarhum pun sempat membentuk vocal group di Gereja Jemaat Ebenhaezer Toraja itu. Dan itu pun disampaikan sang istri bahwa di mana pun ia bertugas akan membuat vocal group sebagai sumbangsih atas dedikasinya berkeluarga dan beribadah serta membesarkan gereja.
Muiz Thohir pun bicara di pelepasan jenazah. Ia menyebut, sosok almarhum pekerja keras dan ingin pekerjaan yang di-handle dan menjadi tanggung jawabnya harus selesai. “Ide-idenya cemerlang untuk kemajuan BPTD Kaltim. Kami semua sangat kehilangan,” ujar Muiz.
Muiz sadar, bahwa istri dan anak-anaknya yang ditinggal almarhum pasti sedih. Ia berharap bisa tabah dan bersabar karena almarhum Nixon Mone sudah berjumpa dengan Tuhan Maha Pencipta. “Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat kasih sayang Tuhan,” ujar Muiz Thohir.
ISAK TANGIS
Isak tangis saat pelepasan jenazah Senin (30/10/2023) itu tak dapat dibendung. Jemaat yang memadati rumah duka ditambah pegawai BPTD hampir rata-rata menangis sebagai ungkapan kesedihan. Tetesan air mata itu seolah menyimpan cerita masing-masing.
Terlihat, di depan jenazah, Dailamianus atau Pak Dai tak kuasa menanahan air matanya. Ia sesekali menyeka air mata menetes dan bola matanya berkaca-kaca. Demikian juga Muiz Thohir, Wisnu, Bagus yang ada duduk di bagian depan jenazah terisak dan kedua tangannya menutup wajahnya karena tetesan air mata. Larut dalam kesedihan.
Apalagi saat Pendeta Daniel Boroh STh dan Pendeta Bernadus Baddu S Th yang mewakili keluarga bercerita sosok almarhum yang selalu ingin beribadah dan merajut kasih sayang dan persaudaraan dengan jemaat. Bahkan, ringan tangan untuk menolong.
“Almarhum orang baik. Kita semua kehilangan sosok yang memberi inspirasi. Selamat Jalan Pak Nixon Mone,” ungkap Pendeta Bernadus yang disambut larut kesedihan pelayat yang hadir.
KEMAUAN TUHAN
Saat istri almarhum, Minerva Tandiassang melepas kepergian sang suami. Seluruh jemaat dan pelayat pun menangis. Ia mengenang sosok suaminya yang sabar dan tak pernah putus asa. “Dia sosok pejuang untuk keluarga. Dan selalu mencarikan solusi apapun dengan tenang dan penuh kekeluargaan dan kasih sayang,” kenang sang istri.
Menurut Minerva, saat Minggu itu, ia ditelpon almarhum untuk pergi ke gereja. Dan, sempat menanyakan kondisinya dalam keadaan sehat. Tetapi, siangnya justru mendapat kabar suami tercintanya meninggal dunia. “Saya sangat shock mendengarnya,” cerita Minerva sambil terisak yang diikuti pelayat lainnya.
Ia berterimakasih kepada jemaat Gereja Ebenhaezer Toraja yang telah mengurusi jenazah suaminya hingga pemberangkatan ke Enrekang. Termasuk pimpinan BPTD Muiz Thohir dan staf.
“Saya beriterimakasih, karena almarhum diurusi begitu maksimal. Semoga Tuhan yang membalas kebaikan ini semua,” isak Minerva.
Menurut Minerva, kasih sayang yang ditunjukkan almarhum kepada dirinya luar biasa. Ia pun saat itu dibawanya ke Tenggarong untuk menghadiri acara Pekan Keselamatan Jalan (PKJ). Saat itu, almarhum memborong 2 doorprize.
Begitu juga ketika berada di mobil, almarhum kata Minverva sempat bertanya: “Ada maksud Tuhan saya ditugaskan di Balikpapan. Saya tidak hanya sekadar jadi pegawai tetapi ingin berbuat maksimal termasuk dengan gereja,” ceritanya yang membuat larut kesedihan pelayat lainnya.
Ternyata kata Minerva, ungkapan dalam mobil itu terjawab maksud itu. Yakni, Nixon Mone suami tercinta harus meninggal dunia di kota di mana ia mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
“Maafkan suami saya jika ada kesalahan. Dan terimakasih tak terhingga kepada Pak Muiz Thohir serta seluruh rekan-rekan BPTD. Dia sudah tenang di surga,” ungkap Minverva yang juga pendidik ini sambil terisak.
Sebagai wujud penghormatan, seluruh pegawai BPTD Kaltim berbaris saat pelepasan jenazah dari rumah duka menuju mobil jenazah yang akan membawanya ke bandara. Terlihat Muiz Thohir, Wisnu dan Dai serta Bagus ikut mengantar jenazah itu.
Selamat Jalan sahabatku Nixon Mone. Kita semua hanya bisa mendoakanmu semoga Tuhan menempatkanmu di tempat yang baik yakni surga. Dan karyamu akan kami kenang dan lanjutkan. (gt)