TINTAKALTIM.COM-Anak-anak dan game online, itu hobi. Tapi, kali ini berbeda. Kalau di tempat tongkrongan mereka mabar alias main bareng. Di kalangan gamers, mabar sudah tak asing. Apalagi sambil main mobile legends. Hanya, ini menarik. Mereka boleh disebut ‘Gobar’ alias gotong-royong bareng.
Sarana ‘Gobar’ anak-anak bukan multiplayer terbaik lewat gadget. Ini anak-anak mengisi waktu antimainstream dengan gerobak dan sapu. Ada suasana berbeda terhadap kepedulian sesama.
Bisa jadi mereka adalah ‘wakil’ dari orangtuanya yang izin karena ada uzur (halangan). Hanya, hati nurani mereka patut dipuji. Tak ada yang memerintah mereka. Tapi, mereka kompak terlihat mendorong gerobak.
“Keren anak-anak di lingkungan RT 39 ini, generasi masa depan contoh yang baik. Sejak muda mengerti makna gotong-royong,” kata Ketua RT 39 Margomulyo Neneng Julaiha (Ipon) yang mengapresiasi anak-anak itu.
Mereka hadir menyapu dan membantu. Terpancar wajahnya ceria. Berbaur bersama bapak-bapak lainnya. Di usianya yang masuk kelompok netizen, mereka adalah pilar karakter bernilai luhur.
Mereka adalah anak-anak yang tinggal di lingkup BTN Gunung IV. Ternyata, anak dari bapak-bapaknya yang turut gotong-royong juga. Tapi, sebagian lain orangnya tak hadir. Sebutlah, putra Ambi, Hendra Ahok dan lainnya.
“Semoga bisa jadi contoh yang dewasa. Sebab, gotong-royong kan kepedulian sesama, jalin kerukunan dan kebersamaan,” ujar Ipon, Bu RT yang digelari wonder women itu.
IDUL ADHA
Momentum gotong-royong itu menyambut Idul Adha. Tahun ini diprediksi berbeda. Sebab, yang satu metodenya melihat wujud bulan (wujudul hilal) dan lainnya melihat bulan (rukyatul hilal). Sama-sama Idul Adha hanya tanggalnya beda 28 dan 29 Juni 2023.
Media ini, menilai tak masalah berbeda, sebab Indonesia ada karena perbedaan bukan persamaan. Lalu, pelangi indah pun karena perbedaan warna. Secara syariat sebutannya ikhtilafu ummati rahma (perbedaan antarmanusia itu rahmat)
Jika benci perbedaan, berarti membenci manusia, sebab manusia diciptakan berbeda bahkan yang kembar sekalipun. Lho, bahas Idul Adha? Bukan, ada kaitannya dengan warga BTN. Mereka fokus bersih-bersih sebab ingin menyambut Idul Qurban yang landasannya nilai sosial dan bersih hati. Itu diwujudkan lewat gotong-royong.
GAZEBO-BURJO
Ada pula pemandangan lain di BTN. Ada gazebo (alternatif tempat berkumpul) warga. Yang didesain oleh sosok ‘bapak tak pernah diam’ lewat aktivitas positif. Dia adalah Prayitno. Bapak ini berhati mulia, ia ‘menjaga’ kompleksnya bersih yang tak ubahnya seperti sosok suami Bu RT, Zulkifli yang punya skill menjaga keindahan lingkungan lewat pemotong rumput senar.
“Luar biasa Pak Prayitno, ada gazebo ini bisa tempat nongkrong usai salat di masjid,” kata Herlambang, warga pekerja Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang datang membawa rokok herbal untuk dibagi-bagi.
Gotong-royong itu makin kompak. Rombongan ‘Kaki BTN’ (pejalan kaki BTN) yang disebut ‘tim horsa-horsa’ pimpinan H Sukamto berbaur. Bukan itu saja, 2 warga ‘migrasi’ RT 38 pun ikut gotong royong Agusmeni dan Suwadi. Sukamto pun pulang, dan kembali mengenakan wearpark atau castlepack.
“Kebiasaan saat masih aktif sebagai pegawai Pertamina. Menjaga safety,” komentar Bambang alias Benk-Benk yang masuk komunitas ‘insan pendiam’ bersama Dedy.
Suasana gotong-royong tak ubahnya seperti family gathering. Warga berkumpul, kerja, cerita sampai disiapkan snack sambil menyeruput kopi dan teh. Tak lama, panci besar berisi bubur kacang ijo (burjo) datang. Itu made in Bu Siswanto. Segar dan panas
“Wah enak ini, aroma jahenya bikin semangat gotong-royongnya. Tolong tuangkan segelas,” kata Bos Ali, yang ikut menikmati maknyusnya burjo. Pokoknya, jempol 3 untuk Bu Siswanto.
Secara umum, terlihat harmonisasi, kompak antarwarga. Mereka tergerak untuk sama-sama menjaga lingkungan bersih. Tetapi, yang patut diacungin jempol silaturahmi antarwarga tetap terjaga.
“Senin (26/06/2023) ikut rapat Idul Adha ya. Supaya pemotongan hewan kurban nanti lancar,” kata Ketua Masjid Asy-Syifa H Rahmadi yang menyebut, diperkirakan tahun ini ada 7 ekor sapi 1 ekor kambing disembelih dari shohibul qurban.
Selamat merayakan Idul Adha para warga RT 39 Margomulyo. Bukan darah dan daging kurban yang sampai kepada Allah tapi nilai ketaqwaan kepada Allah itu esensi berkuban. “Kompak yo warga RT 39. Jaga terus lingkungan bersih, tenteram dan nyaman (BTN),” pungkas Bu RT Ipon di sela-sela ikut gotong-royong bersama warganya. (gt)