TINTAKALTIM.COM-Waspada, hipertensi atau tekanan darah meningkat dalam tubuh sudah menjadi silent killer atau pembunuh perlahan-lahan. Karena, umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas pada penderitanya.

“Makanya secara periodik periksakan lewat medical check. Jika dibiarkan bisa berisiko kematian karena yang diserang adalah pembuluh darah dan organ penting tubuh. Dan, pengidap penyakitnya tak menyadari,” kata Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Kaltim AKBP dr I Gusti Gede Dha mewakili Kabid Dokkes Kombes Pol Dr drg Nelson Situmorang Sp BM MH Kes di acara Jumat Curhat yang digelar di Terminal Tipe A Batu Ampar, BPTD Kaltim, Jumat (13/6/2025)

Acara itu dihadiri Kepala BPTD Kaltim yang diwakili Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Terminal Batu Ampar Heriyawan, jajaran Humas Polda Kaltim, Ditintelkam, Ditnarkoba, Imam (Ditlantas), Setur (Ditbinmas) dan undangan lainnya para driver bus dan jajaran pegawai BPTD Kaltim.
Disebutkan dr Gusti, hipertensi tak bisa dibiarkan. Sehingga, secara periodik seseorang harus melakukan pemeriksaan. Dan, hipertensi bisa terjadi karena pola makan tidak sehat dan gaya hidup yang tak sehat seperti kurang olahraga.

“Para pengemudi harus memperhatikan ini. Jangan sampai tiba-tiba mengemudikan kendaraan kena hipertensi. Tentu, sangat berbahaya. Dan, harus istirahat cari pengganti. Sebab, ini kaitan faktor keselamatan,” kata dr Gusti di hadapan sejumlah pengemudi di acara Jumat Curhat itu.
Dikatakan dr Gusti, pola pemeriksaan rutin diperlukan bagi pengemudi. Karena, hipertensi dan penyakit diabetes bisa mempengaruhi pengemudi saat bekerja. Sebaiknya, istirahat dulu.

“Selain hipertensi yang berbahaya juga penderita epilepsi yang tandanya kejang-kejang. Sebaiknya, jika ada riwayat penyakit epilepsy, rutin pula diperiksakan ke petugas kesehatan,” pinta dr Gusti
TIDAK BOLEH
Sementara itu Kaur Kesmapta Bidkespol Biddokkes Polda Kaltim dr Oksen Pariangan dalam paparannya menjelaskan, jika ada pengemudi yang memiliki tekanan darah berkisar dia atas 170/100 sebaiknya tak boleh mengemudikan kendaraan.

“Sebaiknya jangan mengemudi. Karena, faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas itu 61 persen karena faktor manusia khususnya kondisi fik dan kesehatannya. Jika kendaraan hanya 9 persen dan kondisi jalan 31 persen,” jelas dr Oksen
Oleh karenanya kata dr Oksen, pengemudi harus terus waspada. Karena, berdasarkan data lakalantas di Provinsi Kaltim di tahun 2024 lalu, ada sekitar 632 kasus dan meninggal dunia (MD) 221 orang, luka berat (LB) 436 orang dan luka ringan (LR) 369 orang.

“Kita tak ingin pengemudi mengalami lakalantas. Sehingga, hal ini perlu disampaikan. Jaga kesehatan dan keselamatan penumpang dan secara individu. Makanya, jika ada pemeriksaan kesehatan gratis bagi pengemudi jangan disia-siakan,” kata dr Oksen.

Dalam keterangannya, dr Oksen juga menjelaskan kaitan pertanyaan tentang microsleep atau tidur singkat yang terjadi tanpa disadari. Ini sangat berbahaya bagi pengemudi karena dapat menyebabkan kehilangan kendali kendaraan.

“Boleh jika harus minum energy drink. Tujuannya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan sifatnya sementara. Makanya, solusi yang terbaik adalah istirahat yang cukup. Jangan dipaksakan jika mengantuk membawa kendaraan,” ujar dr Oksen.
Microsleep kata dr Oksen, bisa terjadi karena lelah atau sakit. Makanya, jika membawa kendaraan kondisi tubuh harus prima dan sehat. “Kalau mau berhenti dengan menepi juga bagus. Intinya, microsleep itu juga banyak mengakibatkan kecelakaan lalu-lintas dan korbannya bisa meninggal dunia jika fatal,” katanya.

Sementara itu jajaran Biddokkes Polda Kaltim di acara Jumat Curhat itu dirangkai pula dengan kegiatan bhakti kesehatan pengobatan massal yang dikaitkan dengan Hari Bhayangkara ke-79.
“Tepat 1 Juli 2025 nanti, Polri memperingati Hari Bhayangkara ke-79. Sehingga, kita juga memeriksakan kesehatan untuk hipertensi dan lainnya bagi pengemudi dan pegawai BPTD serta pengunjung terminal,” kata dr Yenny yang mengajak pengemudi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dini gratis itu. (gt)