TINTAKALTIM.COM-Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Balikpapan secara konsisten tak pernah surut menjaga nilai-nilai kebangsaan lewat program strategis. Salahsatunya, memiliki Sekolah Virtual Kebangsaan dengan MPR-RI lewat kerjasama yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).

“Kita terus menggelorakan semangat nilai-nilai kebangsaan. Bahkan, program 8 kontribusi LDII Balikpapan itu adalah kebangsaan yang pertama. Sehingga, ini dilakukan konsisten,” kata Ketua DPD LDII Balikpapan H Herry Fathamsyah SE di acara Seminar Kebangsaan bertema Konsistensi LDII Mewujudkan Nilai-Nilai Kebangsaan (Penguatan Karakter Pancasilais di Era Digital) di Masjid Luhur Ponpes Bairuha, Senin (22/6/2025).

Hadir jadi pembicara di acara itu Kasi Intel Kajari Yudi Arieanto Tri Santosa SH MH, Pasi Pers Kodim Balikpapan Mayor CZI Salim SH MH dan Wk Ketua LDII Balikpapan La Ode Benny dan dihadiri jajaran dewan penasihat di antaranya H Ramidias, H Aditya, H Budi Muhaini, H Abdul Wahid yang menghadirkan jamaah dari DPC Balikpapan Kota, Tengah dan Barat.
Sekolah Virtual Kebangsaan itu kata Herry, bertujuan mensosialisasikan Empat Pilar MPR-RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) melalui media virtual.

“Jadi generasi muda dan jamaah LDII konsisten belajar meningkatkan pemahamannya untuk internalisasi 4 Pilar yang menangkal paham radikal dan intoleran. Sehingga, LDII sudah sangat Pancasilais khususnya di era digital. Dan menanamkan sikap nasoionalisme para santri,” jelas Herry Fathamsyah.

Dijelaskan Herry, LDII terus melakukan penguatan wawasan kebangsaan secara aktif bekerjasama dengan pihak keamanan dan pemerintah daerah untuk ikut mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan dan menjaga kondusivitas masyarakat.
“Dalam sisi agama, kita mengajarkan nilai-nilai agama yang moderat dan toleran serta menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama dan berbangsa. Ini bukti bahwa LDII itu inklusif dan membangun karakter bangsa yang kuat juga cinta tanah air dan NKRI,” urai Herry Fathamsyah.

Sehingga kata Herry, dengan segala program itu LDII berada di garis terdepan ikut melakukan pencegahan dari radikalisme dan menyebarluaskan dakwah yang sejuk tanpa memecah belah persatuan bangsa.
“Jamaah LDII Balikpapan itu terdiri dari multi-etnis, sehingga belajarnya tak cukup ilmu keislaman saja tetapi literasi wawasan kebangsaan itu utama. Makanya dalam 8 kontribusi di urutan atas,” jelas Herry
PANCASILA
Sementara itu Salim dalam paparannya mengatakan, Pancasila sangat berperan di masyarakat dan memperkaya jiwa yang memungkinkan manusia untuk menyadari martabat dan kedudukannya.

“Termasuk juga bahwa peran etika di masyarakat itu wujudnya perilaku manusia secara etis yang mengikuti norma, peraturan dan tradisi masyarakat dengan prinsip baik, terpuji dan mulia. Nah ini diajarkan di LDII Balikpapan karena ada 29 karakter itu,” kata Salim yang anggota TNI kelahiran Balikpapan ini.
Ideologi Pancasila itu kata Salim, sejalan dengan agama Islam. Karena, mengatur kehidupan berbangsa masyarakat. Tetapi ada tantangan implementasi Pancasila khususnya di era digital.

“Era digital jika tidak difilter maka bisa menimbulkan masalah tambahan yang implementasi Pancasila tak sesuai karena adanya distorsi informasi dari luar negeri di mana pemahamannya tak sesuai Pancasila,” kata Salim.
Dalam acara itu, ribuan jamaah LDII hadir di masjid. Mereka sejak pagi hingga menjelang Zuhur tidak beranjak dari tempat duduknya baik jamaah laki-laki maupun perempuan. Tak hanya di acara itu, warganya juga berpartisipasi dalam acara seperti upacara bendera 17 Agustus dan membentuk pasukan pengibar bendera (paskibra) yang tampil seperti ‘Paskibraka’ nasional.
“LDII itu dakwahnya membentuk keluarga yang kuat dan harmonis. Dari lingkungan keluarga sebagai pembentukan karakter bangsa. Selain agama, diajarkan wawasan kebangsaan dan memahami butir-butir Pancasila,” kata Wakil Ketua LDII Balikpapan La Ode Benny SH.

Di acara itu, juga dibuka sesi diskusi untuk jamaah. Para jamaah juga menanyakan bagaimana konsep literasi digital pengganti P-4 bisa ditemui di platform sosmed, sehingga bisa dipelajari generasi muda
“Sebenarnya kalau mau belajar Pancasila itu banyak literasi digitalnya. Salahsatunya sebenarnya Sekolah Virtual Kebangsaan yang dilakukan LDII Balikpapan,” kata Salim. (gt)