TINTAKALTIM.COM-Pekerjaan rumah (PR) Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) kini harus mendapatkan air baku. Karena, jumlah pelanggan terus meningkat dan cadangan air baku terbatas. Tetapi, yang paling krusial adalah mengganti pipa usang dan keropos yang jadi implikasi matinya air ke pelanggan.
Peremajaan pipa atau revitalisasi inilah yang jadi target kerja direksi. Karena, pipa itu aliran airnya menjadi pipa transmisi untuk dipasok ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) untuk diolah.
“Kondisi pipanya kita akui sudah tua. Karena, memang pipa usang. Seperti misalnya pipa di IPAM Gunung Sari kalau tidak salah sekitar tahun 1980 dibangun dan IPAM Batu Ampar itu tahun 1990. Jika tekanan air tinggi, maka pipa itu praktis bocor,” kata Plt Dirut PTMB (PDAM) Balikpapan Rita menjelaskan program revitalisasi pemipaan itu.
Tekanan air katanya, sangat tinggi. Sehingga, udara dalam pipa bisa saja membuat ekses pipanya bergerak dan jika usang ditambah keropos maka bocor. Akhirnya, air tidak mengalir. “Kami minta maaf jika sudah begini. Bukan tidak ingin mencari solusi. Tetapi semua harus melalui perhitungan matang,” katanya.
Langkah sebelum pergantian pipa, menurut Rita adalah semacam pengurasan air. Ini yang bisa membuat pipa awet dan udara dalam pipa bisa leluasa yang akhirnya pipa tidak bocor. Tetapi, bila dilakukan pengurasan kondisi air warnanya kuning. Karena, sisa-sisa kotoran dalam pipa mengalir ke pelanggan yang akan kembali normal beberapa saat.
Untuk mengganti pipa kata Rita, dana PDAM tidak mencukupi sehingga diperlukan adanya dukungan APBD Balikpapan dalam skim penyertaan modal. Dan itu perlu kajian investasi dan pembahasan rencana anggaran biaya (RAB).
“Kajiannya nanti ada dokumen yang permohonannya penyertaan modal dan investasi. Tetapi investasi nanti pada badan aset (BPKAD). Hanya, PDAM sudah memiliki RAB untuk pipa dari IPAM kilometer 12 ke kawasan Grand City,” ujarnya.
Kemudian, dari Grand City kata Rita sampai IPAM Kampung Damai masuk kajian investasi dan RAB-nya masih dalam tahap revisi.
“Jika semua sudah berjalan, maka penyertaan modal bisa diajukan ke Walikota sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) dalam organ PDAM. Langkah ini juga untuk mengurangi angka kehilangan air atau non revenue water (NRW),” ujar Rita.
Karena kata Rita, NRW itu juga memberi kontribusi terkait air baku yang akan diolah. Sehingga, praktis penambahan pelanggan pun terhambat karena airnya tidak cukup.
“Peremajaan pipa ini menjadi target utama. Karena, agar secara kontinyu air mengalir maksimal yang pada gilirannya kualitas air pun terjaga,” ungkapnya. (gt)