TINTAKALTIM.COM-Universitas Mulia (UM) membuat kejutan di mata internasional, khususnya dalam konferensi internasional bertajuk International Conference of Science and Information Technologi In Smart Administration (ICSINTESA) . Sebanyak 13 dosen universitas yang baru berdiri dan mengusung tagline Global Technoprenuer Campus ini, mampu meloloskan 13 paper dalam jurnal yang terindeks Scopus Q3.
Untuk Q3 adalah menunjukkan peringkat sebuah jurnal. Sedang Scopus adalah jenis jurnal yang bereputasi internasional dengan posisi tinggi atau terbaik. Bisa disebut juga database atau pusat data literlatur ilmiah. Di dalamnya juga ada data hak paten berbagai penelitian di dunia.
“Ini berkat kerja keras seluruh tim. Alhamdulillah, paper ilmiah peserta dari UM lolos cukup banyak bersama 42 paper dari peserta dari dalam dan luar negeri,” kata Ketua Panitia ICSINTESA, Linda Fauziyah kepada Tintakaltim.Com menjelaskan hasil kegiatan ICSINTESA dan SEMINASTIKA yang digelar 17 Oktober 2019 di Hotel Jatra Balikpapan.
Dikatakan Linda, ICSINTESA adalah program milik Universitas Mulia yang pertama kali dikompetisikan dalam ajang akbar internasional. Meski ‘baru lahir’, tapi universitas ini mampu menunjukkan kemampuannya untuk menggelar acara yang berskala internasional dan berlangsung sukses.
Sedang SEMINASTIKA adalah Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Administrasi. Dan menampilkan sejumlah keynote spekers yakni Assoc Prof DR Massila (Expert in Software Requirements Engineering Malaysia), DR Valentine Gandhi (Niras Data Futures Hub, United Kingdom) dan Gubernur Kaltim DR Ir H Isran Noor MSi yang diwakili Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Mohammad Jauhar Effendi. “Kajian naskah SEMINASTIKA beragam dari persoalan manajemen bisnis, teknologi informasi sistem dan lainnya,” jelas Linda.
Dalam acara pembukaan jajaran pimpinan Airlangga Group hadir seperti Ketua Yayasan Mulia Hayati Deviantie, Rektor Universitas Mulia Agung Sakti Pribadi dan sejumlah wakil rektor yakni Yusuf Wibisono, Mundzir, Mohammad Adriyanto dan juga Sigit Sigalayan.
Dijelaskan Linda, untuk paper internasional atau event ICSINTESA, dari 49 paper yang masuk, hanya 43 paper yang lolos. Sedang paper nasional di SEMINASTIKA, hanya 16 yang lolos dari 20 paper. “Secara umum acara sukses. Kami berterimakasih kepada seluruh sponsor yang telah mendukung acara ini seperti Smartfreen, BNI, Bank Muammalat, Trisula, Maybank, Icon+ dan lainnya, termasuk seluruh panitia dari Universitas Mulia,” ungkap Linda.
Selain jurnal Scopus, untuk yang paper nasional hanya tingkat prosiding. Itu kata Linda, seperti seminar dan diterbitkan atau dipresentasikan. Standarnya tidak sedetail dan ketat sebagaimana jurnal ilmiah yang masuk jurnal internasional. “Level keilmihannya beda dengan jurnal ilmiah terindeks Scopus,” bebernya.
Dalam ajang internasional itu, masing-masing penyampai makalah atau paper, mengambil topik beragam seperti artificial intelligence, big data, computer engineering, e-business, e-governmant dan lainnya.
Acara yang mengusung tema Embracing Industry 4.0: Towards Sustainable Smart Applications ini juga menghadirkan David Adam Shirley dari Auckland University of Technology, New Zealand yang tak lain menantu dari Mulia Hayati Deviantie. “Kami memberi apresiasi maksimal, sebab peserta dari dalam dan luar negeri ikut dalam event ICSINTESA. Bahkan, dari Papua pun ada,” jelas Linda yang juga dipercaya menjadi koordinator wisuda mahasiswa UM bulan November 2019 mendatang.
JURNAL REPUTASI TINGGI
Secara terpisah, Ketua Umum event ISCINTESA dan SEMINASTIKA, Richki Hardi ST MT menjelaskan, kredibilitas suatu jurnal dilihat dan di-review secara seksama sebelum diindeks di Scopus. Sehingga, jurnal memiliki reputasi tinggi. “Ada yang memang terkena reject, berarti tidak lolos sebab paper tak memenuhi syarat,” ujar Richki.
Dalam event ICSINTESA di Kota Balikpapan, menurut Richki sangat membanggakan. Sebab, peneliti dalam dan luar negeri termasuk dosen melakukan submit jurnal termasuk dari Malaysia dan India. “Jadi semua paper peserta dinilai oleh reviewer dan editor. Ada yang strong paper atau karya ilmiah memenuhi syarat, itu langsung lolos. Hanya ada juga yang tidak lolos di jurnal,” jelas Richki.
Mengapa reviewer? Karena kata Richki paper peserta harus diteliti. Sebab, tugas reviewer memang melakukan proses penelitian. “Kalau menurut dia tidak layak ya tidak lolos,” jelas Rickhi.
SUBUR TERBAIK
Yang sangat membagakan bagi Universitas Mulia, pada event nasoinal SEMINASTIKA, dosen Fikom Subur Anugerah berhasil mendapat penilaian paper terbaik. “Kita belajar cukup lama. Terkejut juga ketika disebut paper saya terbaik,” kata Subur saat dikonfirmasi media ini.
Ia mengatakan, saat menyampaikan materi mengangkat judul: Strategi Integrasi Data Menggunakan Enterprise Architecture Planning pada Sistem Informasi Akademik Universitas Mulia. “Alhamdulillah walau presentasi waktunya hanya 15 menit tapi berjalan lancar. Sebab, banyak materi peserta yang juga harus dibahas,” katanya.
Ditambahkan Subur, proses belajarnya memerlukan waktu yang tidak pendek. Tapi, ketika mengajar di Universitas Mulia tergerak untuk mengikuti kegiatan seminar nasional tersebut. “Saya yakin saja. Terimakasih Universitas Mulia. Semoga ini bisa lebih memberi stimulus untuk pengembangan UM,” ungkapnya. (git)