TINTAKALTIM.COM-Kelompok Cipayung Plus Kaltim sebagai wadah kaum muda khususnya organisasi kemahasiswaan, ingin memberi kontribusi terhadap pembangunan. Mereka sepakat ingin mendorong keberadaan Rumah Kebangsaan yang digagas Polda Kaltim.
Rumah Kebangsaan yang baru di-launching sebulan lalu atas inisiasi Polda Kaltim, kini akan dijadikan tempat untuk berdikusi dan membahas berbagai hal kaitan proses pembangunan dan sosial kemasyarakatan. Termasuk mencari solusi hal-hal yang terkait dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan mendorong agar proses pembangunan itu on the track.

“Kami ingin memanfaatkan maksimal Rumah Kebangsaan itu. Sudah koordinasi dengan Direktur Intelkam Polda Kaltim Kombes Dedy Kusuma Bakti. Tentu, tujuannya positif menggerakkan potensi mahasiswa untuk berkarya,” kata Ketua Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat ditemui usai sharing di Rumah Kebangsaan kawasan Kompleks Perumahan Pelangi Residence, Selasa (19/06/2023).
Kelompok Cipayung Plus ini, terdiri dari HMI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GKMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (Hikmabudhi) dan lainnya.

Optimalisasi Rumah Kebangsaan itu ingin dilakukan Kelompok Cipayung Plus, usai mereka sharing session dengan Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Imam Sugianto MSi dan Staf Khusus Bidang Keselamatan Publik Badan Otorita IKN Brigjen Pol Edgar Diponegoro SIK MH di acara Diskusi Kebangsaan bertemakan Glorifikasi Semangat Membangun IKN Wujud Implementasi Karya Nyata Polri dan Menyambut HUT ke-77 Bhayangkara
Menurut Rinto yang juga dosen ini, ide-ide cemerlang mahasiswa serta gagasan yang konstruktif dengan tujuan membangun kekuatan sosial dan ekonomi serta aspek sektor lainnya, bisa digerakkan lewat Rumah Kebangsaan. Sehingga, program dan gagasan itu akan dirumuskan.
“Nanti kita manfaatkan untuk rapat dan diskusi Rumah Kebangsaan itu. Selain juga melakukan pemetaan (mapping) serta melakukan identifikasi masalah sehingga, keberadaan Cipayung Plus juga memberikan langkah-langkah solutif dalam pengembangan Kaltim,” kata Rinto.

Menurut Rinto, selain proses pembangunan IKN Nusantara, yang tak kalah penting adalah bagaimana mendukung kebijakan Polda Kaltim untuk menjaga keamanan Kaltim khususnya menghadapi Pemilu 2024. Sebab, banyak hal yang harus juga perlu peran mahasiswa.
“Kami dari Cipayung Plus akan menjadi trigger untuk mengurai berbagai hal kaitan isu-isu di Kaltim. Tentu, perlu juga dukungan Polda Kaltim dan sejumlah stakeholders lainnya,” kata Rinto.
Konteks Pemilu 2024 menurut Rinto, Kelompok Cipayung Plus juga bisa memetakan kaitan bagaimana mencari upaya agar proses penggunaan sosmed tidak sampai menimbulkan kegaduhan. Karena, berita-berita hoax menjelang ‘hajatan nasional’ itu sekaligus isu post truth (fenomena informasi tak benar menjadi benar) juga menarik untuk dikaji dan dianalisa.
“Prinsipnya Cipayung Plus siap sinergi dengan berbagai pihak memanfaatkan Rumah Kebangsaan itu. Karena, kami kaum intelektual juga ingin berkiprah agar keberadaan kami dalam tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi bisa direalisasikan,” ujar Rinto
Hal senada juga disampaikan Ketua GMNI Kaltim Andi Muhammad Akbar. Ia mengatakan, banyak program-program yang sudah dibuat Cipayung Plus untuk dijadikan sharing dan implementasi. Hanya, wadah dan upaya untuk diskusi dengan berbagai pihak termasuk Polda Kaltim belum secara maksimal dilakukan.

“Insya Allah jika Rumah Kebangsaan telah ada. Tentu, kami ingin memanfaatkan untuk wadah diskusi konstruktif yang ikut memikirkan bagaimana Provinsi Kaltim bisa kondusif dan pembangunan serta masalah sosial bisa diatasi bersama,” ujar Akbar
Bukan itu saja kata Akbar, jika bicara IKN selain multiflier effect yang dihasilkan, juga perlu antisipasi kaitan bagaimana proses pengembangan daerah penyangga dengan konsep aglomerasi. Karena, jangan sampai terlambat seperti Jakarta.
“Isu-isu aktual itu tentu kami akan bahas. Dibuatkan jadwal dan program apa saja secara tematik pola pembahasannya. Sehingga, nanti ada rekomendasi yang bisa melibatkan sejumlah stakeholders tergantung tema bahasannya,” ujar Akbar.
KONSTRUKTIF
Sementara itu, Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Imam Sugianto MSi menegaskan, sangat mendukung gagasan mahasiswa Kelompok Cipayung Plus yang ingin memberdayakan Rumah Kebangsaan. “Intinya harus mendorong ide konstruktif untuk pembangunan, khususnya bagaimana IKN bisa terlaksana dengan baik,” ujar Kapolda.
Menurut Kapolda, dirinya sangat memberi apresiasi dengan mahasiswa yang tergabung di Cipayung Plus. Sehingga, Rumah Kebangsaan yang disiapkan pun dapat menjadi wadah solutif memecahkan perbagai problema di masyarakat.
“Polda Kaltim tentu ingin bersinergi. Sebab, pendirian Rumah Kebangsaan itu tujuannya mulia dan positif. Sehingga, ingin ada gagasan yang melibatkan seluruh multi-stakeholders, khususnya bagaimana menjaga Kaltim aman,” ujar Kapolda.
Sementara itu di bagian lain, Dir Intelkam Polda Kaltim Kombes Pol Dedy Kusuma Bakti SIK MTCP juga berharap, Rumah Kebangsaan bisa mencetak masyarakat untuk memiliki kultur dan mindset yang lebih pada pendidikan karakter anak muda sehingga bisa menghasilkan karya produktif.
“Mengisi pembangunan itu juga perlu dukungan mahasiswa. Sebab, mereka juga para pemuda sangat aktif menyampaikan pendapat dan suara mereka untuk mencegah terjadinya intoleransi, radikalisme yang bisa menimbulkan potensi gangguan,” ujar Dedy.
Jika Rumah Kebangsaan berperan maksimal, maka itu kata Dedy, dapat dijadikan sarana preventif dan mendeteksi bagaimana situasi kamtibmas, kemudian dievaluasi dan melihat apa kerja-kerja solutif di lapangan.
“Polda Kaltim tentu punya tanggung jawab bagaimana mengendalikan potensi gangguan. Itu sudah jadi tugas dan fungsi (tusi). Tetapi, perlu dukungan mahasiswa, apalagi mereka tergabung di Cipayung Plus,” ujar Dedy usai sharing dan brainstorming dengan Kelompok Cipayung Plus itu di Rumah Kebangsaan.
Bukan itu saja, Rumah Kebangsaan juga mengusung brand nasionalis. Sehingga kata Dedy, proses keberadaannya untuk kepentingan diskusi yang lebih meniktiberatkan pada sisi multiagama dan multietnis.
“Elemen bangsa siapapun kita perlu rangkul bagaimana mereka dapat memberikan inspirasi dan pendapat tentang Pemilu 2024 dan mendukung IKN agar proses yang memberikan ide-ide kepada mahasiswa bagaimana Rumah Kebangsaan itu bisa menghasilkan karya positif bagi masyarakat. (gt)