TINTAKALTIM.COM-Kepala sekolah (kepsek), selain penentu kebijakan (decesion maker) untuk sisi akademik, juga harus jadi manajer untuk memenej situasi sekolah dan anak didik. Sehingga, mampu berinovasi yang sifatnya inklusif. Itulah yang dilakukan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 5 Balikpapan Drs H Seger Imam Sujai MPd dalam memimpin sekolahnya

Atas inovasinya, ia dinobatkan sebagai Juara I Kepala Sekolah Berprestasi jenjang SMA/SLB Tahun 2025 tingkat Kota Balikpapan setelah melalui assessment yang presentasinya disanggah penyanggah dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
“Kepsek itu hanya jabatan amanah Allah, sejatinya saya jadi pelayan pendidikan untuk anak didik,” kata Imam yang selalu tampil low profile.
Imam mendesain aplikasi yang bisa secara transparan dan real time dibuka orangtua dan anak. Sebab, eranya digital sehingga info akademiknya pun harus mengikuti era disrupsi yang serba digitalize. Karena, orangtua dan anak didik perlu dilayani cepat dan transparan.

“Sistem nilai, absensi bisa diketahui orangtua. Jadi, orangtua tinggal memantau saja. Catatannya, password jangan diganti. Inilah kunci SMAN 5 menuju manajemen sekolah digital,” jelas Imam yang terus berinovasi demi kualitas anak didik yang lulusannya bisa diserap di pasar kerja.
Manajemen sekolah digital itu kata Imam, bukan hanya untuk sekolah elit. Sudah jadi kebutuhan dan terintegrasi serta terjangkau demi memberikan layanan prima ke orang tua dan siswa. Karena, orangtua bisa cek nilai, absensi bahkan pekerjaan rumah (PR) dari ponsel.

“Kami dengan dewan guru sepakat. Memantau perkembangan akademik anak kapan saja sehingga bisa menjalin komunikasi lebih lancar dengan anak sekolah,” jelas Imam
Konsep Go Ditital SMAN 5 itu, menurut Imam lewat inovasi bernama Akademik Manajemen Sistem (AMS) SMALA (SMAN 5) yang terus memperbaiki ‘layanan akademik’ menuju kesempurnaan.
TAGLINE 3B
Dalam perjalanan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Imam dibantu superteam-nya para dewan guru dan juga komite sekolah yang selalu menjadi pendorong (trigger) kemajuan anak didik dan kemajuan sekolah untuk merealisasikan tagline sekolah Berkarakter, Berilmu, Berintegritas (3B).

Implementasi integritas anak didik itu, diawali masuk sekolah dari rumah. Pukul 07.16 Wita, anak dinilai terlambat dan pagar ditutup dan pukul 07.45 Wita baru diperbolehkan masuk ruang belajar. Tetapi, para wali kelas sudah melakukan semacam identifikasi masalah.
“Ditanya, kok terlambat masalahnya apa. Jika karena hujan bisa ditoleransi termasuk ban kendaraan bocor. Tetapi, kalau yang lain tentu kita komunikasi dengan orangtuanya agar sinkron informasinya. Sebab, kita tak ingin anak didik karakternya jadi pembohong,” cerita Imam Sujai

Bukan itu saja kata Imam, ponsel miliknya 24 jam terbuka untuk saling memberi saran konstruktif. Misalnya, bagaimana style guru mengajar, apakah guru tidak masuk dan itu diberikan kekeluasaan anak didik untuk menilai. Sehingga, bisa dievaluasi dan dijelaskan kondisinya
“Tapi kalau chat via WhatsApp (WA) ke saya minta izin tidak masuk kelas, saya tak pernah gubris. Karena, itu mengajarin orangtua dan anak didik untuk melakukan kebiasaan buruk,” ujarnya.
ROHANI
Di SMAN 5 (Smala) kata Imam, juga memberikan kesempatan anak didik untuk menempa rohani. Untuk yang muslim membentuk Forum Komunikasi Siswa Islam SMALA (Foksis) dan yang Nasrani juga diakomodir.

“Kami terbuka dengan semua agama. Karena, SMAN 5 Balikpapan ini menganut azas inklusivitas. Sehingga, kegiatan keagamaan harus adil (equal),” kata Imam.

SMAN 5 kata Imam, juga selalu meningkat prestasinya di mana siswanya selalu lolos di program Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) masuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang menggunakan nilai rapor dan prestasi siswa sebagai dasar penilaian tanpa melalui ujian tertulis.

“Dulu kan ada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jalur undangan. Selalu meningkat jumlahnya dari 19 siswa, naik 36 siswa dan sekarang 48 siswa. Ini menunjukkan semangat belajar anak didik tinggi karena manajemen sekolah juga harus peduli terhadap prestasi anak tadi,” jelas Imam Suja’i.
SMALA SCIENCE CLUB
Di SMAN 5 kata Imam, juga dikembangkan anak didik untuk aktif menggelar kegiatan dan kompetisi di bidang sains. Ini program ekstrakulikuler yang tujuannya mengembangkan minat siswa pada bidang sains, mendorong kreativitas, rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir analitis.

“Baru-baru ini Smala membuat gelaran bernama Smala Science Olympiade (S2O) dan sukses sebagai wadah ekplorasi kreativitas dan ilmu terapan,” kata Imam
Dan kebebasan berkreasi positif itu pun terus digelorakan Imam kepada anak didiknya. Sehingga, mereka bisa mengetahui apa sebenarnya skill ke depannya.
“Nah kita mencoba melakukan assessment terkait minat atau kemampuan (passion) ini. Sehingga, anak didik dan orangtua bisa memilih. Sesungguhnya, apa yang menjadi kemampuan siswa,” jelas Imam Suja’i yang terus melakukan peningkatan SMAN 5 menjadi sekolah yang memiliki standar kualitas mumpuni.

Bagaimana dengan komite sekolah? “Oh sangat bagus dan membantu, sehingga kita harus sinergi, kolaborasi, komunikasi dan koordinasi. Bahkan, komite pun membuat sekretariat sendiri di sekolah atas program mandiri,” kata Imam seraya memuji Ketua Komite Sekolah SMAN 5 Balikpapan, Amiruddin.

Komite sekolah ini secara berangsur kata Imam, selalu diundang untuk membicarakan program, memberikan ide kreatif untuk kemajuan sekolah dan anak didik.
“Kan komite sekolah itu lembaga mandiri di sekolah sehingga perannya juga peningkatan mutu pelayanan pendidikan, jadi berhak pula melakukan pengawasan. Saya sangat open terhadap semua saran, kritik konstruktif dan ide kreatif dari mereka,” jelas Imam.
SOSMED
Dalam pengawasan dunia digital, kaitan sosial media dengan berbagai platform-nya, Imam mengatakan bahwa sering dilakukan sosialisasi kaitan bagaimana menggunakan sosial media dalam etika digital dan batasan hukum yang berlaku misalnya menghindari berita palsu (hoax), ujaran kebencian atau konten illegal lainnya.

“Kita bekerjasama dengan Polda Kaltim. Mereka memberikan penyuluhan baik dari Ditbinmas seperti Dirbinmas sebelumnya Pak Anggie Yulianto Putro dan subdit cyber. Sehingga, anak-anak harus memahami fungsi sosmed. Minimal, saring sebelum sharing,” urai Imam.

Selain itu, Imam dan dewan guru juga memberi kesempatan siswa untuk berkreasi lewat kegiatan ekstrakulikuler seperti Palang Merah Remaja (PMR) Smala yang padat agenda. Mereka membantu dalam pertolongan pertama, melaksanakan kegiatan sosial, menggalang dana kemanusiaan, mempromosikan hidup sehat, mengurus dan menjaga Unit Kesehatan Sekolah (UKS) serta siap siaga terhadap bencana.
“Kami mengajak siswa baru nanti bergabung. Ini bagian ekstrakulikuler demi menolong sesama. Gabung PMR juga melatih kepemimpinan (leadership). Tapi paling penting, mengajak siswa lain untuk pola hidup sehat,” kata anggota PMR Smala, Vhira saat ditemui sedang melakukan demo di lapangan.
Kaitan PMR, Imam menambahkan bahwa setiap upacara harus berkeliling. Ketika ada yang sakit, pusing ataupun pingsan langsung ditolong. “Keren toh PMR Smala, jadi selain belajar mereka kita bentuk jiwa sosialnya,” cerita kepseknya memuji PMR Smal aitu. Selamat Pak Imam. Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat. Jaya Selalu SMAN 5 Balikpapan. (gt)