TINTAKALTIM.COM-Pribadinya calm, tetapi enerjik. Itulah Felix. Nama lengkapnya Felix Iryantomo, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara. Ia tak ingin dalam tata kerja tidak ada tata nilai. Sistem baik tapi jika skill tidak menunjang maka sulit untuk mewujudkan hasil optimal.
“SDM unggul itu punya korelasi dalam kemajuan. Apapun sektor pekerjaan. Apalagi transportasi darat, tentu sangat dinamis, kompleks dan perlu sinergi,” kata Felix dalam suatu kesempatan bincang kaitan SDM unggul.
Lalu Felix menganalogikan, dalam institusi kerja ketika ada karyawan atau pegawai yang punya komitmen kuat ditambah melakukan pekerjaan yang lebih, tentu itu adalah power atau kekuatan. Hanya kekuatan itu tidak dapat tunggal atau one man show, dia harus sinergi dan kolaborasi.
Langkah cerdas Felix pun diimplementasikan lewat kerja nyata. Tak ingin tertinggal dan pegawainya berpikiran sempit. Apalagi wilayah kerjanya di Kaltim-Kaltara yang sangat luas dan ada pekerjaan rumah baru, di mana Kaltim ditetapkan sebagai ibukota baru. Sehingga, langkah menatap masa depan (the future) pun diciptakan lewat kegiatan pelatihan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Caranya, lewat pelatihan capacity building yang menekankan pada kekuatan kolaborasi di era disrupsi. “Kaltim jadi Ibu Kota Negara (IKN) itu basis transportasinya juga pada desain green, smart & beautiful. Itu tak dapat bekerja sendiri harus kolaborasi,” ujarnya
Fokus pekerjaan BPTD adalah transportasi darat. Sehingga, peningkatan kapasitas SDM dianggap penting. Untuk itu, Felix menyebutnya dengan engagement capacity building. Didukung 3 instruktur dari konsultan nasional ExcellencIA (Excellence Indonesia), dirasa pelatihan itu penting bagi pegawai. “Engagement itu penting bukan hanya pendekatan di tempat kerja tetapi juga lebih jauh melatih pegawai punya komitmen serta termotivasi untuk sukses dan bekerja baik,” jelas Felix yang selama 2 hari bersama pegawainya mengikuti acara di Hotel Harris Samarinda itu.
Ada spirit, ada juga vitamin yang diberikan pegawai. Sehingga, outputnya bekerja dengan baik. Karena ketiga instruktur memberikan metode pengajaran yang melatih setiap individu memposisikan peran di bidangnya. Seluruh peserta seolah ‘dikarantina’, untuk fokus dalam pelatihan.
Pola pelatihannya pun lebih mengajak pada pegawai untuk berpartisipasi penuh sebagai wujud tim solid yang memiliki rasa saling percaya dan menguatkan. Siap menerima masukan yang membangun, saling mendukung dalam meningkatkan keterampilan dan berpikiran positif untuk tidak menyerah dalam mencarikan solusi jika ada masalah.
“Enggagement itu sengaja didorong lewat pelatihan peningkatan kapasitas, sebab kita ingin melihat bagaimana pegawai punya loyalitas, kebersamaan dan bekerjasama untuk berinovasi dalam bekerja,” ulas Felix yang juga bersemangat ikut dalam satu bahasan group di pelatihan tersebut.
BPTD Wilayah XVII yang ruang lingkupnya masuk dalam Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, sehingga SDM unggul itu diperlukan. “Mereka yang muda-muda dan punya SDM unggul, akan lebih banyak berperan dalam pekerjaan menyiapkan bidang transportasi darat saat Ibu Kota Negara (IKN) mulai bekerja pada bidang infrastruktur,” tambah Felix.
Sehingga, dirinya merasa penting untuk meningkatkan kerjasama. Makanya, pelatihannya fokus pada The Power of Collaboration. Ada kekuatan tersendiri dalam kolaborasi. Sebab, sangat banyak tempat kerja yang tidak mementingkan kolaborasi, sehingga pegawai dipenuhi dengan perbedaan, rasa iri dan tidak percaya diri. Dan banyak kegagalan.
Lalu mengapa BPTD Wilayah XVII mengedepankan kolaborasi. Sebab contoh pada transportasi darat sudah terjadi. Ada economy sharing dan kolaborasi. Seperti misalnya transportasi online. Ownernya tidak punya kendaraan tapi mampu melayani konsumennya dengan ‘kolaborasi di era disurpsi’ tentu menggunakan teknologi.
Lainya kerja yang mengedepankan kolaborasi, agen travel mampu menjual tiket pesawat dan hotel. Padahal, pengusahanya tidak punya hotel dan pesawat terbang. Itulah keunggulan kolaborasi. “Diyakini kolaborasi itu menghasilkan ide kreatif trasnportasi darat. Ada potensi besar untuk kepentingan masyarakat. Ada juga kekuatan untuk merespons masyarakat jika ada masalah tranportasi. Itulah power of collaboration tadi,” jelasnya.
Diyakini Felix, dengan konsep kolaborasi, BPTD di wilayahnya akan mendapatkan ide-ide menarik. Salahsatunya adalah beban kerja dapat terbagi secara merata dan diberikan sesuai dengan kemampuan atau keterampilan masing-masing pegawai. Karena, jika kolaborasi sudah tercapai, lingkungan kerja yang dibangun juga sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan sebuah kerja bidang transportasi darat. Sebab, tanpa kolaborasi maka pekerjaan apapun akan terasa berat. Akhirnya kesuksesan dalam bekerja itu tidak mungkin tanpa kolaborasi (successful work is impossible without collaboration). (git)